I, a Hundred Billion Boss, Signed in the City for Eight Years!

281-285

281: Respect is worse than fate

Pada saat ini, pintu tiba-tiba terbuka, dan saudari kelima Ye Fei muncul di pintu membawa tas putih dan payung hitam.

Begitu dia memasuki pintu, Selir Ye menarik napas panjang, menyingkirkan payung hitam, menyentuh keringat di dua dahi dan mengeluh:

"Hmm, aku sangat panas, cuaca yang mengerikan ini terlalu menakutkan."

Kemudian dia meletakkan tas di lemari di pintu masuk, dan hendak mandi. Ketika dia mencuci keringat di tubuhnya, dia melihat Ye Chan menatap bunga dengan saksama. Dia juga penasaran dan bertanya-tanya:

"Hah? Kakak, siapa yang memberimu bunga?"

Dengan mengatakan itu, Selir Ye mengambil dua langkah lebih dekat.

Tadi aku jauh, dan aku meliriknya dan mengira itu bunga merah, tapi sekarang aku mendekat untuk melihatnya dengan jelas.

Di mana bunganya, itu jelas semangka!

Pada saat ini, Ye Chan memandang Selir Ye dan berkata dengan ekspresi sedih:

"Lihat Wumei, Xiao Xuanxuan menggertakku dan mengukir semangka seperti ini.

Selir Ye juga terkejut. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan mengagumi dengan mata terbuka lebar. Setelah beberapa saat, dia menatap Ye Xuan dengan ekspresi kaget dan berkata:

"Kamu benar-benar mengukir ini, Xiaoxuan?"

Ye Xuan mengangguk dan berkata dengan wajah polos dan imut:

"Yah, saudari keempat memaksaku. Dia menggali daging semangka dan meletakkannya di sebelah mulutku untuk menyambutku, dan tidak memberikannya kepadaku, jadi aku mengukirnya seperti ini untuknya!"

Setelah mendengar ini, Selir Ye menatap Ye Chan sedikit tanpa berkata-kata:

"Kakak Si, kamu ..."

"Itu bukan... menggodanya, ha ha ha..."

Ye Chan tersenyum canggung, dan kemudian menoleh untuk menatap Ye Xuan.

Akibatnya, Ye Xuan sudah menutupi wajahnya dengan bantal, berharap Ye Chan akan memiliki trik ini.

Ye Chan tersenyum masam di dalam hatinya, anak bau ini cukup pintar.

Kemudian dia memandang Selir Ye dan berkata, "Kakak, haruskah kita membagi ini? Aku tidak tahan melakukannya sendiri ..."

Selir Ye dengan penuh perhatian mengagumi Qiangwei. Mendengar apa yang dikatakan Ye Chan, dia menatapnya dengan kesal:

"Aku juga tidak bisa. Ini terlalu rumit. Itu membuatku heran. Aku pikir, haruskah aku memasukkannya ke dalam lemari es dan membekukannya? Bagaimana kalau menyegelnya dalam botol kaca dan membuat karya seni patung es?"

"Ini... bagaimana dengan melonku..."

Ye Chan menjilat bibirnya, masih sedikit serakah.

Ye Fei bahkan lebih terdiam ketika dia mendengar ini, jadi dia mengeluarkan ponselnya dan menekannya. Setelah beberapa saat, dia mengangkat teleponnya ke Ye Chan dan berkata: