Part 6 HOTSPOT

577 71 4
                                    

Note

Mau bilang sama kalian ,tolong di vote dan komen ya. Aku lihat-lihat banyak yang baca cuman baca doang gak ninggalin vote ataupun komentar. Vote kalian sangat berarti buat aku, karena artinya tulisan aku disukai sama kalian dan komentar kalian juga sangat aku butuhkan supaya aku bisa tahu letak kesalahan aku, dan bagaimana respon kalian sama cerita aku ini. Jadi tolong ya, di vote dan tinggalin komentar kalian. Aku tahu itu hak kalian, tapi gimanapun aku seorang penulis yang baru banyak belajar jadi komentar ataupun vote kalian bisa menambah semangat aku buat nulis. Makasih kalian yang sudah menyempatkan membaca ini.

Jangan lupa ikutin aku juga Citveyy



•••
Adela memasuki rumahnya setelah pulang dari rumah Vanya. Melihat keberadaan Fikar dan Sintia yang duduk di sana membuat mood Adela seketika berubah.

"Dek kamu dari mana aja?" Tanya Dean lantas berdiri dan mengelus rambut Adiknya.

"Dari rumah Vanya," jawab Adela

Mata Dean berbinar setelah mendengar jawaban Adiknya. "Kenapa kamu gak manggil abang sih,"

"Ck. Abang kalau mau pdkt sama sahabat Adela harus gentleman," Dengus Adela.

"Ya kan abang malu. Nanti kalau kamu mau kerumah Vanya panggil abang ya."

"Iya," jawab Adela malas,ia tak sedikitpun melirik Sintia dan Fikar yang kini menatapnya.

Di rasa tidak ada hal yang penting di bicarakan lagi dengan Dean, Adela memilih pergi dari sana.

•••

"Emang gak punya malu. Ada ya ketua osis kayak gitu. Gak tegas, penakut, cih ketos apaan tuh," Monolog Adela pada dirinya sendiri.

Adela berhenti mengumpat mendengar suara notif dari ponselnya.

Adela menganga tidak percaya membaca pesan yang masuk di ponselnya. "Gila, dia langsung ngajak gue jalan padahal gue baru jadian sama dia."

Adela lantas berdiri di depan cermin. Ia menatap dirinya seolah-olah ia perempuan paling tercantik di dunia.

"Siapa yang bisa nolak pesona gue. Kemarin aja gue baru putus sama mantan gue. Sekarang,dapat yang baru. Emang orang cantik gak ada yang bisa nolak," pujinya pada dirinya sendiri.

Dua puluh lima menit Adela sudah siap. Adela memakai celana jeans dan baju rajut lengan pendek dipadukan dengan sneakers putih,tak lupa juga rambut sedikit keunguannya ia curly.

"Mau kemana kamu?"

Adela berhenti bergerak lalu menatap pemilik suara yang memberhentikan langkahnya.

"Keluar" jawab Adela tanpa menatap orang itu.

"Dek kamu kan baru datang,masa mau keluar lagi."

Adela menghela nafas kasar "Adela ada janjian bang,"

"Mama gak izinin," Titah Sintia pelan namun penuh penekanan.

"Gak diizinin pun adela tetap keluar. Dah bang!" Final Adela mutlak, lalu pergi dari sana mengabaikan teriakan Sintia.

Fikar dan Dean tetap mengikuti Adela yang keluar, berusaha memberhentikan Adela yang ingin pergi.

"Del dengarin tante Sintia."

"Gak," Tolak Adela tanpa memberhentikan langkahnya.

"Dek ini sudah jam berapa. Kamu lebih baik masuk kerumah ya. Nanti papa nyariin" Bujuk Dean berharap adiknya mendengarnya.

11/12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang