Setelah perkenalan Rio dipersilahkan duduk. Guru pun langsung memulai pembelajaran.
Selama pembelajaran pandangan Rio tak lepas dari gadis di samping depannya. Seakan takut hilang dari pandangan nya. Ya gadis itu armeta mikayla. Gadis yang sama dengan masa lalu nya.. Gadis yang ia cari selama ini. Gadis yang masih menempati hatinya..
Bell istirahat berbunyi.. Sorak bahagia keluar dari para siswa. Sebagian para siswa segera beranjak keluar dari kelas tapi tidak untuk para siswi mereka segera mendekati Rio untuk berkenalan.
Melihat tanda-tanda armeta ingin pergi membuat Rio gelisah. Dia ingin secepatnya berbicara dengan armeta tapi keadaan nya dia terhadang oleh para siswi itu..
Armeta melihat sebentar ke arah belakang. Memastikan bahwa dia bukan lah orang yang sama meski tak bisa dipungkiri bahwa memang benar dia. Tak sengaja pandangan armeta bertemu dengan Rio. Meta segera memutuskan pandangan nya dan bergegas keluar.
Setidaknya dia perlu menenangkan hatinya..Rio yang melihat armeta pergi segera bergegas menyusul nya tapi sayang armeta sudah pergi.
"Argghh sial dia pergi... Setelah sekian lama aku mencari mu akhirnya kita bertemu lagi meta.. Tunggu aku meta.. Secepatnya kita akan bersatu lagi.. " Ucap Rio dalam hati.
Di tampat lain meta duduk di tepi danau belakang sekolah. Tempat itu jarang disinggahi oleh para siswa dan karena itulah meta nyaman berada disini.
Ingatan meta kembali ke masa lalu nya..
Masa lalu yang ia berusaha lupakan
Kini teringat lagi karena kedatangan Rio.Tess..
Air mata meta menetes.. Sesak rasa nya.. Meta benci pada Rio tapi meta juga merasa rindu dengannya.."Kenapa kamu datang lagi yo. "
"Kenapa kamu datang disaat aku mulai bangkit lagi. "
"Aku benci sama kamu yo. Tapi aku juga rindu sama kamu. Aku benci sama diriku yang tak bisa lepas darimu padahal kamu terus menyakiti ku.." Jerit meta dalam hati

KAMU SEDANG MEMBACA
i'm alone
Teen Fiction" Bahagia itu apa? " " Apakah aku berhak bahagia? " " Apakah aku tak pernah bisa bahagia? " " Kenapa tak ada seorang pun yang perduli denganku? " " Yo kenapa harus begini? " " Kenapa kamu lakuin itu kepada aku? "