Is Life Just a Plastic?

4 1 0
                                    

Haii!!

Yang udah baca lama tentang ''Is Life Just a Game?'' pasti tau kan konsepnya bakal kayak gimana? ahahaha sebenernya itu dibikinin masing-masing aja. Bahkan bagian plastik ini udah pernah dipublis.

Tapi karenaaa saran dari annisacahyanisurya akhirnya aku buat seri ajalah, enak bisa misuh hehehe thank you besty //Lempar bunga tujuh rupa//

Nah, udah siap berpikir cerdas? Cekidot!!!

(Kok kayak situs kaktus, ganti ah)

Kita mulai saja!

Rasanya lucu atau miris jika menemukan penampakan seekor kuda laut menunggangi pembersih telinga? Atau, Penyu yang berenang bersama plastik dan memakannya tanpa sadar? Karena, seperti yang kita tau bahwa makanan penyu adalah ubur-ubur. Maksudku, kau pasti mengetahui betapa ubur-ubur dan sekantung plastik terlihat tidak ada bedanya bagi mereka. Perbenturan sampah-sampah dengan para ikan juga tampak konyol.

Itu baru di laut.

Daratan tidak jauh berbeda. Kerajaan sampah terlihat mewah saking tingginya. Berserakan sampah bekas makanan. Bau busuk menyeruak di sekitarnya. Peringatan 'Jangan buang sampah di sini' seolah tidak terlihat. Entah karena yang membuangnya buta atau bodoh.

Sudah banyak kegiatan kampanye, relawan dan aktivis yang mensosialisasikan: membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan plastik, dan menggunakan produk daur ulang.

Tapi rasanya masih kurang saja. Masyarakat abai dan tidak peduli. Malas menjadi salah satu alasannya jika ditanya mengapa. Padahal bila ditilik lebih dalam, apa sih susahnya?

Buang, kurangi, memakai kembali.

Yang membuatku kecewa ketika aku berusaha memberitahu, aku ditertawakan dan diejek.

"Cuma satu doang."

"Yaelah, santailah."

"Ribet. Gaada tempat sampah."

"Biarin aja udah."

Satu-satu-satu menjadi tiga. Satu lagi ditambah satu menjadi lima. Begitu terus hingga tidak dapat dihitung.

Jikapun tidak ada tempat sampah, apa salahnya mengantungi atau bawa saja? Nanti jika bertemu tempat sampah, baru dibuang.

Bukan main-main, efek yang kalian bilang kalau satu sampah tidak berakibat apapun itu salah.

Yang kalian bilang, "gapapa." Bisa bunuh satu individu lain.

Membunuh.

Tidakkah ada rasa bersalah dalam relung hati kalian?

Salah satu alasan yang tidak rasional adalah pertanyaan tentang 'untuk apa seorang pembersih jika kita melakukan sendiri?'

Jawabannya seperti kata seorang Youtuber terkenal yaitu Jerome Poline. Di postingan twitternya, Jerome berkata dengan retorisnya: Kenapa gak mati aja? Kasian nanti tukang kubur gak kerja.

Jerome juga malu kalau dia gak buang sampahnya sendiri. Secara Jerome yang nikmatin, kok orang lain yang buang?

Hehehehe.

Belajar tanggung jawab. Untuk hal sekecil buang sampah aja gak bisa, gimana mau ngambil tanggung jawab yang besar?

Tapi ada kok yang buang sampah sembarangan, tapi dia udah pegang tanggung jawab besar.

Oh, ya? Siapa?

Aku ambil contoh, pengusaha.

Pengusaha punya perusahaan besar, punya usaha yang melibatkan karyawan. Berarti tanggung jawabnya besar 'kan ya?

Jika kita perhatikan lebih dalam, untuk menjadi seorang pengusaha kita harus disiplin. Nah, sedikit banget pengusaha yang buang sampah sembarangan. Walaupun ada, pasti pengusaha itu udah ngerasa hidupnya milik dia sendiri ya?:)

Kecuali, perusahaan yang buang limbahnya ke laut.

Tau dong ....

Bayangkan, apa yang terjadi jika sampah plastik terus menumpuk sampai bertahun-tahun kemudian?

____________________

Funfact : karya ini tadinya mau diikutsertakan event NationalGeographic yang udah ketinggalan jauh banget HAHAHAHA karena baru saya temukan di tahun 2020 (Yang seharusnya akhir 2018), tapi isu tentang plastik memang sangat umum dan saya sangat mendukung pengurangan bahkan pembasmian plastik. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

22 Agustus 2020.

____________________

and, by the way, aku udah buat juga slide penjelasan versi gambar + penjelasan di IG pribadi aku.

kalau kalian mau cek, boleh banget dicari dengan user id : za_axazra.

TERIMA GAJIIII!!!!

About Is LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang