II. SELINGKUH ?

294 56 1
                                    

Happy reading

Tzuyu keluar kamar mandi menggunakan bathrobe, dia berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaiannya.

Tzuyu menarik bajunya yang berada paling bawah, karna tidak hati-hati saat menarik, baju yang berada paling atas berjatuhan ke lantai.

Tzuyu segera merapikan kembali sebelum Sana melihat, jika tidak perempuan itu pasti akan memarahinya.

"Udah berapa kali gue bilang kalo ambil baju jangan sampe jatoh!"

Tzuyu terkejut saat mendengar suara Sana menggelegar, dengan terburu-buru Tzuyu merapikannya saat melihat Sana menghampirinya.

"Minggir!"

"Ma-maaf"

Tzuyu segera mengambil pakaian yang akan digunakan lalu berlari masuk kembali ke dalam kamar mandi, sedangkan Sana melipat kembali pakaian yang semula dilipat oleh Tzuyu dengan rapi.

Bukan tanpa sebab Sana membiarkan dirinya sendiri yang merapikan, jika dia membiarkan Tzuyu yang merapikan itu tidak akan terlihat rapi dan Sana tidak suka itu. Dia tidak suka melihat hal yang berantakan.

Setelah selesai berpakaian, Tzuyu mengeringkan rambutnya di depan meja rias, Sana memasang muka kesal karna suara dari mesin pengering rambut sangat ribut dan itu mengganggu sesi menontonnya.

"Ck, bisa cepetan gak?! Kalo gak di luar aja sana!"

Tzuyu segera keluar dari kamar, tak lupa membawa hair dryer, selesai mengeringkan rambutnya Tzuyu masuk kembali kedalam kamar.

Dalam beberapa puluh menit saja sudah berapa kali Sana memarahi Tzuyu, dan Tzuyu sudah mulai terbiasa dengan semua itu.

Sedangkan Tzuyu? Dia bahkan tidak pernah meninggikan suaranya saat berbicara pada Sana, walau hatinya merasa sakit saat Sana menghinanya.

Karena sudah kenyang memakan kentang, Tzuyu segera menidurkan dirinya diujung ranjang agar tak mengenai Sana.

Sangking lelahnya, baru memejamkan mata Tzuyu langsung tertidur, bahkan suara yang berasal dari laptop tak mengganggunya, padahal volumenya lumayan besar.

Sana hanya melirik sebentar Tzuyu yang tertidur, setelahnya dia melanjutkan kembali menonton film dari laptopnya.

10.12.pm

Sana merenggangkan tubuhnya saat film yang di tonton selesai, sekarang dia akan tidur akibat kantuk sudah menyerangnya.

Walau sudah sebulan sejak dirinya menikah, Sana masih tidak rela harus serumah dan sekamar bahkan seranjang dengan Tzuyu.

Sana mematikan lampu dan menghidupkan lampu tidur sebelum membaringkan tubuhnya disebelah Tzuyu, tak lupa menaruh guling di tengah sebagai pembatas.

Lagi-lagi Sana berdecak kesal saat melihat selimut dikuasi Tzuyu, dengan kasar dia menarik selimut agar dikuasi sendiri.

Sebelum memejamkan mata, Sana mengecek ponselnya untuk melihat ada pesan penting atau tidak, setelahnya dia segera tidur membelakangi Tzuyu, sementara Tzuyu tidur menghadap punggung Sana.

🥀

12.34.am

Hah hah hah

Hampir setiap malam Tzuyu terbangun dengan terengah-engah akibat memimpikan ibunya yang sudah berpisah alam dengannya.

Tzuyu menetralkan nafasnya, dirasa cukup dia turun dari kasur dengan perlahan agar tak membuat Sana terbangun.

Jika sudah terbangun seperti ini, Tzuyu akan mengerjakan tugas-tugas kuliahnya, dia seperti ini semenjak ibunya meninggal, ibu Tzuyu meninggal ketika Tzuyu masih kelas 2 SMA dan sekarang dia sudah berkuliah semester 3.

Tak terasa sudah dua jam Tzuyu berkutat dengan buku-bukunya, jam sudah menunjukkan pukul setengah 3 pagi tapi tak ada rasa kantuk yang dirasakan Tzuyu.

Setelah selesai mengerjakan tugas, Tzuyu memilih duduk di dekat jendela besar yang memperlihatkan keadaan luar saat Tzuyu menyibak sedikit gordennya.

Dia hanya duduk merenungi hidupnya, menikah dengan Sana bukanlah hal yang mudah untuk dijalaninya.

Entah sampai kapan dia bisa bertahan dengan sikap Sana yang tidak pernah baik padanya.

Apalagi Sana pernah membuli dirinya semasa SMA dan itu membuatnya sedikit takut pada Sana, walau wajahnya terlihat biasa saja saat berhadapan atau berbicara dengan Sana karna memang dirinya sulit mengekspresikan apa yang sedang dirasa.

Tzuyu memperhatikan wajah Sana yang tertidur dengan lelap itu, di dalam benaknya dia selalu bertanya-tanya apa alasan Sana tidak menyukainya, karna Tzuyu merasa dia tidak pernah mengusik hidup Sana.

🥀

06.30.am

Sana membuka matanya lalu melirik kesamping, Sana merasa saat dia bangun tidak pernah mendapatkan Tzuyu masih terlelap, apa anak itu rajin bangun pagi? Begitu isi pikirannya.

Dirasa nyawanya telah terkumpul semua, Sana segera masuk ke kamar mandi, hari ini dia ada kelas pagi.

Sementara Tzuyu sedang berkutat di dapur menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga Sana.

Walau Sana sering menyakiti hatinya, Tzuyu tetap memasak untuk Sana, dia merasa memberi Sana makan adalah tanggung jawabnya sekarang.

"Duduk dulu akan aku sajikan sarapan untukmu" suruh Tzuyu saat melihat Sana yang sudah rapi berjalan ke arah dapur.

Sana hanya menurut saja tanpa berkata apapun, bahkan setelah Tzuyu menata makanan didepannya, tak ada kata terima kasih yang terucap.

Sana menyantap sarapannya, sementara Tzuyu masuk ke kamar untuk berganti pakaian karna memang tadi dia memakai baju rumahan.

Selesai bersiap, bukannya ikut sarapan dengan Sana, Tzuyu malah menyiapkan bekal lalu pamit pergi.

Alasan Tzuyu tidak sarapan dirumah adalah takut bus akan meninggalkannya, jika menunggu bus selanjutnya sudah dipastikan akan telat.

Beberapa menit menunggu, akhirnya bus yang akan dinaiki terlihat, beruntung masih banyak tempat kosong jadi tidak perlu berdiri.

Tzuyu duduk didekat jendela, tak lupa memasang earphone pada telinganya, mendengarkan lagu-lagu akustik selama perjalanan.

....

"Sana bukannya itu Tzuyu?" Momo tiba-tiba menghentikan perjalanan mereka menuju kelas saat melihat Tzuyu sedang memakan bekalnya di sebuah bangku taman.

"Trus?" Tanya Sana yang terlihat tidak peduli dan melanjutkan perjalanannya yang sempat terhenti namun kedua temannya tetap menariknya paksa agar berhenti berjalan.

"Apaan sih kalian berdua?!"

"Sebagai istri yang baik lo harus nemenin dia makan dong San!" bukan Momo yang menjawab tapi Jennie.

Mendengar ucapan Jennie membuat Sana memutar bola matanya dan memasang ekspresi geli.

"Najis! Lo aja sana! Lepasin!" Dengan sekuat tenaga Sana melepaskan tangannya yang dipegang erat oleh Momo dan Jennie.

"Anjir si Sana kuat juga ya" ucap Momo menatap ngeri punggung Sana yang sedang berjalan.

"Eh eh siapa tu?!"

Saat Momo dan Jennie ingin menyusul Sana, tiba-tiba saja ada seorang perempuan yang menghampiri Tzuyu.

"Wih, si Tzuyu selingkuh apa gimana ni?"

"Ceweknya gak kalah cantik dari Sana lagi"

"Jangan overthinking dulu lo Mo"

"Ya ya, kasih tau Sana gak nih?"

"Kasih tau aja kali ya, mau liat gue cemburu apa gak dia, udh sebulan mereka tinggal bareng masa gak ada benih-benih cinta yang tumbuh"

Jennie seraya tersenyum miring mengeluarkan ponsel untuk memotret Tzuyu dan perempuan itu.

"Oke udah gue foto" ucap Jennie seraya tersenyum senang.

TBC...

Voment__

Jangan ada silent rider diantara kita ☺️🙏🏻



SaTzu StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang