Chapter 2

13 5 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN NYA YA TEMAN-TEMAN


"Apa apaan dia, baru pertama kali bertemu sudah bicara dengan lancang seperti itu." Ucap Aeri sambil berjalan meniinggalkan Sehun.

Tidak jauh Aeri pergi, tiba-tiba saja Sehun sudah berada di hadapan Aeri.

"yaakh! Kau mengagetkanku!" –Aeri

"heheh maaf maaf.. please bantu aku nona cantik, setelah kematianku terungkap aku akan pergi dengan tenang dan tidak akan mengaggumu lagi." Ucap Sehun dengan muka memelasnya.

"heehhhh.. merepotkan saja, oke akan aku bantu, jadi berhentilah memperlihatkan wajah seperti itu, melihatnya saja aku ingin muntah." Ucap Aeri sambil memalingkah wajahnya.

"makasih Aeri-ya." Balas Sehun sambil tersenyum tulus kepada Aeri

Hari pertama Sehun mengajak ke rumah tempat dia tinggal semasa hidupnya, dan tentu saja rumah yang besar dan sepi, karena ayah nya pergi bekerja, sedangkan adiknya di kampus.

"wahh Sehun-na

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"wahh Sehun-na... ini benar rumahmu? Besar sekali." Ucap Aeri sambil melihat-lihat dengan mata kagumnya.

"ayo kita masuk." Ucap Sehun sambil berjalan mendahului Aeri

Kini mereka berdua sudah masuk kerumah Sehun dan sampai di ruang tamu, di sana hampir tidak ada lagi foto-foto Sehun yang tertinggal.

"Sudah jangan bersedih, mungkin ayah dan adikmu tidak ingin lebih terpuruk dengan kematianmu, itu sebabnya foto-fotomu tidak terlihat." Ucap Aeri sambil menepuk lembut pundak Sehun

"ayo sekarang kita ke ruang kerja ayahku." –Sehun

Ruang kerja ayah Sehun ada di lantai dua, ketika menuju tangga untuk naik, tiba-tiba saja terdengar suara laki-laki menangis di dalam salah satu kamar.

"Kenapa ayah baru bilang sekarang! Aku baru di pulangkan dari New York ketika kakak sudah di abukan. Dan sekarang ayah minta aku belajar bisnis ayah?! Hiks.. hiks..." ucap laki-laki yang bernama Jisung yang berbicara lewat telpon dan menangis.

Suara itu terdengar jelas sampai keluar kamar, karena penasaran, aku langsung masuk untuk melihat siapa orang itu.

" Eooh! Park Jisung!?" ucap Aeri sambil mendekati Jisung untuk memastikan apakah penglihatannya benar.

"Ternyata Jisung adikmu?" tanya Aeri kepada Sehun

"Kau tau Jisung? Dimana?" tanya Sehun balik

"Dia pernah satu sekolah denganku, tapi pertemanan aku dan dia tidak berjalan baik, tunggu.. apakah itu dinamakan teman? Dia selalu menggangguku. Cih dasar anak nakal." –Aeri

"ohh begitu rupanya. Jisung memang adik ku, tapi dia dikirim ayah ke New York untuk belajar di sana, dan aku baru tau dia di pulangkan sekarang, sejak ibuku meninggal, Jisung langsung di kirim kesana, dan aku yang menjalankan perusahaan sejak umurku masih terbilang muda."

Tak lama aku dan Sehun berada di kamar Jisung, kamipun beranjak pergi untuk ke ruang kerja ayahnya Sehun. tapi..

"AAKHH..! kepalaku sakit sekali!" ucap Aeri sambil memegang kepalanya karena kesakitan.

Tak lama Aeri pun menghilang dari pandangan Sehun.

"Aeri!.. Aeri-ya! Kau kemana?!" Sehun melihat ke sekeliling dan mencari keberadaan Aeri yang menghilang secara tiba-tiba. 

TO HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang