To say I love you

519 77 48
                                    

Karena ini one shoot jadi akan sangat panjang daripada chapter yang biasa kubuat.

Ingat gak ada revisi jadi ranjau typo pasti ada hehe.

Selamat membaca! Jangan lupa vote, komen, share juga!!

*****

Apa kalian pernah dengar tentang sumbu kehidupan? Ya itu adalah sumbu yang membentang panjang menyatukan ribuan ledakan.

Sumbu akan terbakar ketika kita di dalam kandungan, ledakan pertama adalah ketika kita lahir kedunia ini. Ledakan kedua adalah ketika kita mulai bisa melakukan sesuatu. Dan ledakan-ledakan lain berurutan hingga ledakan paling besar yaitu ledakan ketika kita meninggalkan dunia ini.

Dan disini aku Sakusa Kiyoomi, anak yang terlahir bisa melihat sumbu kehidupan orang lain. Setiap hari aku melihat ledakan-ledakan kecil sampai yang cukup besar dimataku.

Sumbu yang tidak bisa padam terus melaju dan meledakan takdir. Namun untuk pertama kalinya aku tidak bisa melihat sumbu kehidupan selain milikku.

Ya aku bisa melihat milik orang lain tapi tidak dengan milikku sendiri, dan milik bocah berambut hitam yang sedang duduk memakan onigiri di sebelahku.

"Hey siapa namamu!!?"

Anak itu bertanya padaku, dia menatapku dengan wajah polosnya. Meskipun usia kami sama namun aku yakin dia orang bodoh.

"Ahh namaku Miya atsumu! Panggil aku tsumu!"

Dia mengulurkan tangannya, tangan yang penuh dengan butiran nasi dari onigiri.

"Sakusa Kiyoomi."

aku tidak menyaut tangannya dan memasukan tanganku kedalam jaket.

Sangat kebetulan aku bertemu dengannya di mall dan kami tersesat lalu berakhir di tempat penampungan anak.

Aku penasaran, kenapa aku hanya tidak bisa melihat sumbu anak ini dan milikku.

"Kau tau omii aku kesini dengan keluargaku! Namun orang tuaku lebih menyayangi Osamu kembaranku, jadi aku melarikan diri dari mereka tapi malah tersesat."

"Jangan seenaknya memberikan orang lain panggilan."

Sudah kuduga dia sangat sembrono. Dia senyum lebar menampakan gigi ompong nya.

"Tapi omii itu lucu loh!"

"Miya atsumu! Orang tuamu memanggilmu!!"

Pengasuh di penampungan itu menghampiri kami dan memanggil si tanpa sumbu ini.

"Omii sampai jumpa lagi! Semoga kita bertemu lagi!!!"

Dia melambai padaku lalu pergi meninggalkanku sendirian. Namun tak lama nenekku menjemput ku.

~sumbu kehidupan~

Sumbu kehidupan terus menyala dan meledakan takdir, karna aku bisa melihatnya aku tidak terlalu terkejut.

Hari ini nenekku meledakkan ledakan terbesarnya dan sumbu itu menghilang. Ya nenekku meninggal, kini hanya ada aku dirumah kecil ini sendirian.

Meski aku masih mempunyai orang tua yang lengkap namun mereka telah berpisah dan menitipkan ku pada nenek dari saat usiaku menginjak lima tahun.

Orang-orang berdatangan mengenakan baju hitam menuju rumah kecilku. Bahkan teman-teman dari club volly ku pun datang untuk berbela sungkawa.

Mereka memelukku meski aku sedikit risih namun aku tidak bisa menolak. Hari semakin siang namun orang yang di sebut ibu olehku tidak muncul hingga akhir pemakaman.

axis of life [sakuatsu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang