Doyoung mengeratkan giginya kuat-kuat. Jemarinya saling menggenggam menahan rasa gugup yang membuatnya gemetaran. Johnny tampak sangat sangat menakutkan tanpa seulas senyum di wajahnya.
Apa Doyoung melakukan kesalahan?
Johnny menggesturkan Doyoung untuk duduk di hadapannya. Sedangkan mereka sekarang sudah berpindah ke cafe Jaehyun dan entah bagaimana Doyoung tidak melihat Jaehyun sama sekali dalam langkahnya ke bangku yang di arahkan Johnny.
Tapi Doyoung tetap menurut dan duduk. Rasa gugup dan takut akan kemarahan Johnny lebih menguasainya.
Mereka duduk berhadapan dengan Johnny menumpukan sikunya pada meja, sedangkan Doyoung melipat tangannya diatas pahanya.
"Kamu menghindari ku. Kenapa?"
Doyoung tidak berani sekedar melirik untuk melihat raut Johnny. "Aku nggak," cicitnya pelan.
"Kenapa?" Doyoung dapat merasakan Johnny mencondongkan wajahnya lebih dekat. "Aku punya teori, tapi aku perlu dengar langsung darimu."
"Kenapa?"
Johnny menghela nafas dan menyisir rambutnya kebelakang mendengar pertanyaan Doyoung. "Dense as fuck. Haruskah ku eja satu persatu supaya kamu paham?"
Doyoung mengernyit. Johnny sepertinya akan mengatakan sesuatu yang.. entahlah.. ia terdengar serius. Juga terganggu.
"Aku gak harus ambil kelas profesor Go lagi, nilaiku lumayan di kelas itu semestar lalu dan aku gak berambisi untuk lulus cumlaude. Menurutmu kenapa aku ambil kelas itu lagi?" Johnny menopang dagunya di meja. Menatap Doyoung lurus.
Doyoung tidak bisa memikirkan apapun. Memangnya kenapa?
"Studioku hanya berjarak dua puluh meter dari gerbang fakultas, aku bisa aja tidur dan hidup di situ tanpa punya kamar lagi. Tapi aku tetap ikut menyewa di share house Jaehyun, menurutmu kenapa?"
Apa pertanyaan ini dan sebelumnya saling berhubungan? Doyoung gak sanggup berpikir kemana arah pembicaraan Johnny saat ini.
"Hm?? Doyoungie?" Johnny mencondongkan tubuhnya lebih dekat, dengan raut yang lebih menuntut dari sebelumnya.
"Uh, karena.. kamu bisa?"
Johnny menghela nafas dan melempar punggungnya ke sandaran kursi. Tidak hanya tampak marah, kini ia juga tampak frustasi.
"Apa kamu gak akan tau kalo gak dikasih tau??" Johnny menggumam pada dirinya sendiri, tapi cukup keras untuk didengar Doyoung.
"Bukannya udah jelas? Tau dari mana coba kalo gak dikasih tau?" Doyoung jadi ikutan sewot karena merasa seolah Johnny menganggapnya bodoh.
"Kalau gitu, jawab pertanyaanku. Apa kamu menghindari ku karena video masturbasi ku yang tersebar?" Kali ini suaranya melembut dan bergetar. Tidak lagi ada suara kemarahan dan frustasi. Doyoung mengamati raut Johnny lamat-lamat, menginterpretasikan rautnya yang hampir datar. Hampir.
Apa Johnny sedang ketakutan?
"Apakah itu penting?"
…
"Dense as fuck indeed," Jaehyun bergumam sambil memindai Doyoung dengan matanya, keatas, kebawah, keatas lagi ke mata Doyoung.
Doyoung yang melipat tangannya di depan dada langsung memasang wajah protes begitu Jaehyun terkekeh tipis. "Apa??!!"
"Kamu sebenernya ngerti kan Johnny itu ngomongin apa? Dan kalimatnya itu mengindikasikan apa? Atau apa yang dia coba katakan? Kamu tau semuanya kan?" Jaehyun menyipit memandang Doyoung sangsi. Mencubit pipi Doyoung dan menarik-nariknya gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Linger • JohnDo
FanfictionDoyoung yang menghadapi krisis setelah melihat video masturbasi Johnny yang bocor di base kampus. • a JohnDo mature content • SECONDHAND EMBARRASSMENT 📈 20210325