buat buat ae kali y

7 0 0
                                    

~would you believe me if i say
The stars has got something for you
Would you believe me if i say
nananannannanna~

"Apaan coba? nanannaanan" batin Jeno berkata. Jeno melanjutkan kegiatannya, membiarkan jejak kakinya yang terkikis oleh air laut yang sedang tidak terlalu pasang itu. Kegiatan jeno hari ini hanya bergabut ria, ia ditinggalkan oleh orangtuanya yang sedang pergi.

"Kenapa Jeno tidak ikut pergi? Yah karena..."
"EMAK-BAPAK KU PERGI KE KONDANGAN COY, NGAPAIN COBA GW IKUT?! SUDAH UMUR 21 TAHUN MALU GILAK" JENO YANG TERLALU FRUSTASI.
"Belum apa-apa kamu udah ngegas aja..."
"Bodo amat"
Harap diabaikan saja.

saat sedang asik menyusuri pantai, Jeno mendapati pemandangan yang sangat amat tidak menyenangkan. Kalian mau tahu apa yang Jeno lihat? Ya, jeno melihat pemandangan dua insan sedang berciuman di depan matanya sendiri. Bayangkan Jeno yang ditakdirkan jomblo sejak lahir melihat pemandangan itu, duhh menyakitkan. "Hiks, nasib hidup gw kayak gini banget" ujar Jeno yang sedih.

"Dughhh, hue hiks hwaaaa MAMA..."
"Suara apa tuh?" Kata jeno dalam hati. Jeno menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari sumber suara tersebut. Ketika ia menoleh ke arah kiri, ia melihat ada anak kecil yang terjatuh. "Bwhahahhahaha, kok bisa sih muka bocahnya kayak gitu hahAHHAHAHAHHA astaga" karena Jeno anak baik maka ia tertawakan dulu bocah tersebut.

Ngomong-ngomong muka anaknya seperti itu, tapi sambil duduk dan mukanya penuh akan pasir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ngomong-ngomong muka anaknya seperti itu, tapi sambil duduk dan mukanya penuh akan pasir.

Jeno menghampiri anak kecil tersebut dengan niat ingin menolong nya. Tapi... "Cil, Jan nangis berisik. Sini gw bantu" ujar Jeno yang sangat baik hati. "Hiks, hiks bang hiks bersihin nya kayak mana" kata sang bocil.
" Yah, kamu nyebur lagi dong kelaut. Pinggir-pinggirnya aja, Jan tengah banget" "nanti kalau tenggelam nyalahin gw lagi, dih mahib" Jeno jadi merinding disko. "Bang temenin dong" dengan mata memelas sang bocil yang mampu membuat jeno semakin merinding disko. "Iya deh, untung gw baik".

Mereka berjalan menuju bibir pantai. Lalu "Tutup mata lu cil, nanti masuk air pedih" ujar Jeno sambil membersihkan muka sang bocil. Tenang saja, Jeno menggunakan celana pendek biasa dengan atasan kaos. Jadi, aman dari air. "iya bang, betewe nih yah bang. Nama Abang siapa?, Rumah dimana? Dan yang paling penting yah bang... Mhhh ABANG UDAH PUNYA PA- IHH ASEEN" Jeno mercikin air laut ke arah mulut bocil dan ternyata masuk. "gilak, Lo bang w cuma nanya doang" "yang sopan dong Lo jadi bocil. Nama gw jeno kepanjangannya nanti aja. Rumah gw deket cuma sekitar 400 meter dari pantai ini. Dan untuk pertanyaan lu yang terakhir... Gw gak suka ngakuin ini tapi gw jomblo dan gw bangga" "nama lu siapa cil? Terus kok bisa di sini sendirian. Teriak mama tapi gak datang mamanya" "aku gak tau tadi aku disuruh main dulu di pantai sama mama. Tadi aku pergi ke tempat panti asuhan ituloh kak yang gak jauh dari sini. Dan nama ku chenle dipanggil lele" "WKWKKW NAMA LU LELE HAHAHHAHAHAHAH hahhahahah yaampun" "perasaan gak ada yang lucu" batin lele yang bingung dengan jeno. "Haha lele. Kenapa lele?" Tanya Jeno. "Soalnya aku suka lele. Enggak canda. nama aku kan chenle terus ambil bagian belakang nya aja. Masa kayak gitu aja gak tau" "yah kan, pikiran orang beda- beda sinis amat jadi bocil". Mereka keluar dari air karena lele merasa dirinya sudah bersih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Xixixi...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang