Sebelumnya ini merupakan cerita antara fiksi remaja dan fiksi penggemar
And
Stay reading
Jangan lupa sambil dengerin lagu yaa
Uwuwww
.
.
.
.
Hari ini sangat melelahkan, karena saat ini aku sedang merapikan kamarku. Lebih tepatnya aku akan pindah. Sedih memang meninggalkan tempat yang memiliki banyak kenangan. Aku buru-buru membereskan semua bukuku, setelah mama meneriakiku untuk segera lekas ke bawah makan siang. Dari pagi, aku sudah berkutik dengan buku-buku tebal waktu SMA dulu. Seperti buku kumpulan soal-soal masuk perguruan tinggi atau buku pembahasan soal. Melihat covernya saja membuatku pusing apalagi melihat isinya. Tetapi, buku-buku itu mengingatkanku pada seseorang.
Ketika aku hendak membawa buku yang sama tebalnya dengan buku SBMPTN, tiba-tiba saja sebuah buku kecil berwarna biru terjatuh. Aku tidak ingat, kapan aku mempunyai buku biru itu. Dan setelah melihatnya tertera jelas bahwa itu adalah sebuah buku diary. Untung saja bukan buku hutang.
Terdapat tulisan
'Kalo sampai ada yang nemu ini buku jangan dibuka! Kalo dibuka, berbulu'
Aku menautkan kedua alisku, konyol sekali. Iya, diriku ini sungguh konyol. Fix, ini buku harus dibuka. Ga akan berbulu jika itu buku dibuka oleh pemiliknya. Dan benar, isi buku tersebut tentang perjalanan hidupku masa SMA. Aku pun mulai membaca sampai-sampai lupa dengan makan siangku.
📜
Pukul 06.15 kini aku tengah berada di sekolah. Tepatnya, aku berada di kelas seseorang yang aku kagumi. Sudah menjadi rutinitasku berangkat pagi-pagi ke sekolah hanya untuk menyimpan sesuatu ke dalam lokernya. Jangan membayangkan yang aneh-aneh, aku di sini hanya menyimpan susu almond kesukaannya atau sekedar menyimpan sepucuk memo motivasi. Kalian harus tahu saja, aku sangat tahu kesukaan dia dari warna sampai bentuk yang dia sukai.
Mungkin, kalau dipikir-pikir aku seperti seorang...
Tidak!
Jangan panggil aku penguntit ataupun sasaeng, aku tidak suka. Aku hanya seorang gadis yang menyukai seseorang secara diam-diam. Kalian pasti mengerti itu.
"Hahh, seperti biasa selalu saja rapi", gumamku sambil tersenyum setelah membuka loker dan melihat isi di dalamnya.
Dia benar-benar peduli terhadap kebersihan. Buktinya saja, saat ku buka lokernya selalu saja rapi dan wangi. Seperti orangnya. Beda lagi denganku, lokerku selalu terlihat sama setiap hari. Ya begitulah, berantakan di dalamnya. Seperti hatiku, eakk.
Bucin!
Oh, kalian pasti heran bukan kenapa aku bisa membuka loker miliknya. Dan jawabannya adalah karena lokernya memang tidak dikunci. Aku juga heran kenapa dia senekat itu atau mungkin dia tahu ada seseorang yang selalu menyimpan sekotak susu almond. Mungkin dia kira ada pembagian susu gratis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionMenyukai seseorang secara diam-diam, mungkin terdengar seperti pengagum atau bisa jadi penguntit. Jika dilihat secara menyeluruh dan merasakannya, kamu akan tahu bagaimana perjuangan seseorang dalam mempertahankan perasaan yang dibangun dari dulu...