Part 2

15 5 9
                                    

Sesampainya dirumah Ayesha langsung menaiki tangga menuju lantai dua dimana kamarnya berada. Tetapi belum juga sampai, ia malah berpapasan dengan ibu dan ayahnya. Kalau disebut menyambut tentu saja tidak, bisa dibilang begitu.

"Bagus ya pulang malem kaya anak gak berpendidikan aja" Ucap sang ayah.

"Maaf yah pulang telat, Caca tadi kerumah Dania soalnya aku kira dia sakit. Tadi juga kesana bareng Karin kok yah. Jadi ayah gak perlu khawatir" Ucap Ayesha sambil menunduk.

Berharap kedua orang tuanya khawatir? Entahlah! hanya kata - kata itu yang sedang Ayesha pikirkan saat ini. Padahal belum tentu juga itu yang dipikirkan kedua orang tuanya. Jujur saja Ayesha sangat lelah dan benci dengan keadaan seperti ini. Seakan dia seorang yang sudah melakukan kesalahan besar, padahal kalau dipikir - pikir sekarang masih pukul 7 malam bukan jam 12 malam.

"Kalau dibilangin selalu aja jawab!" Timpal Dani kemudian berlalu menuruni tangga menuju ruang santai keluarga.

"Yaudah kamu mandi setelah itu makan dulu, sudah ibu siapkan. Ibu nyusul ayah dulu" Ucap Arin menyusul sang suami.

"Iya bu makasih" Menatap kepergian sang ibu yang tanpa membelanya sedikitpun, membuat hatinya terasa perih. Tanpa sadar matanya mengeluarkan air mata tanpa seizinnya. "Lemah banget kamu Ca. Semangat! Plis kamu bisa! Tahan ya" Lirihnya dalam hati.

***

Keesokan harinya...

Sama seperti hari - hari biasanya. Ya tentu saja pergi ke kampus, kemana lagi Ayesha akan pergi. Yang ada pulang - pulang bisa habis dia dengan celotehan orang tuanya. Saat memasuki kelas Ayesha langsung disambut dengan kedua sahabatnya.

"Oy sini Ca!" Panggil Karin.

"Iya sini Ca" Timpal Dania

Karin dan Dania cukup peka dengan keadaan sang sahabat. Mereka amat menyayangi Ayesha. Dan sebisa mungkin mereka akan menghibur Ayesha pada saat seperti ini.

"Kenapa lagi sih Ca. Pagi - pagi udah kusut tu muka" Tanya Karin.

Dania langsung merangkul pundak Ayesha "Kenapa hmm? Mau cerita?"

"Biasalah An apalagi masalah gua kalau bukan orang tua gua. Rasanya mau kabur aja gua lama - lama. Bisa stress juga gua" Ucap Ayesha sambil memijat pelipisnya.

"Lagian ya gua heran deh sama bonyok lu Ca. Maaf ya bukan jelek - jelekin, tapi ya gitu ca. Biasanya ya bonyok itu orang pertama yang tau  masalah kita dll. Inima malahan ngasih masalah terus. Heran gua!" Omel Karin.

"Kita juga gak bisa menghakimi gitu Rin. Kita gatau juga apa yang dipikirin sama ortunya si Caca" Timpal Dania.

Ya bisa dibilang Karin adalah api dan Danialah sang air. Dia merupakan orang yang paling bijak diantara mereka bertiga. Pemikirannya bisa dibilang lebih matang. Kalau boleh di katakan, dia sudah siap untuk berumah tangga hehe.

"Oh iya baru inget. Hey An kemarin kamu kemana hayo? Tiba - tiba menghilang gaada kabar. Kita berdua khawatir tau! Waktu kita berdua ke rumah lu juga cuma ada bi Inah."

Ya, Ayesha hanya bisa mengalihkan pembicaraan kedua sahabatnya. Pusing juga kalau ngurusin masalahnya terus - menerus, karena gaada selesainya. Capek batin, capek badan jadi capek segalanya. Jika boleh berharap, Ayesha berharap ada pangeran yang melemarnya dan membawanya keluar dari rumah itu. Bukan berarti Ayesha tidak sayang dengan kedua orang tuanya, tetapi kesehatan mental juga perlu gess.

"Eh iya anjir lu ngilang kemana An. Gua sama Caca khawatir anjir. Gak biasanya ngilang lu"

Dania tersenyum "Maaf membuat kalian khawatir. Tapi kalian percayakan sama gua?" Jawabnya dengan menatap kedua sahabatnya.

Ayesha dan Karin masih diam berfikir, sebenarnya ada apa dengan Dania. Karena tak kunjung mendapatkan jawaban akhirnya Dania mengungkapkan isi hatinya. "Maaf, memang ada sesuatu yang gua sembunyiin. Tapi sekarang gua belum siap buat cerita. Kalian bisa ngertikan?" Tatapnya kembali pada Ayesha dan Karin.

Ayesha dan Karin saling pandang. Mereka tau hal ini pasti berat untuk Dania walaupun mereka juga tidak tau ada masalah apa yang Dania alami. Mereka berdua mencoba untuk memahami keadaan Dania.

Tanpa fikir panjang mereka berdua langsung memeluk Dania, yang membuat Dania tersontak kaget karena belum siap untuk menerima pelukan kedua sahabatnya. "Tentu aja dong An kita percaya" Ucap Karin dan Ayesha bersamaan.

Dania kembali tersenyum dan berkata "Makasih ya gua sayang lu bedua" Tanpa sadar meneteskan air matanya. Dania fikir teman - temannya akan marah dan menjauhinya saat dirinya tidak memberitahukan apa yang terjadi. Tetapi syukurlah hati Dania merasa sedikit lega. Beban yang ia pikul terasa seakan berkurang dan ia hanya perlu menunggu waktu yang tepat untuk bercerita.

"Yaudah yuk ke kantin. Gausah mellow begini lu bedua, gak cocok soalnya. Hayok gua udah laper banget nih" Karin yang tidak suka dengan keaadan mellow seperti saat ini langsung menarik kedua tangan sahabatnya menuju kantin tanpa permisi.

Saat Karin menarik tangan Ayesha dan Dania. Ayesha tiba - tiba berhenti menghentikan langkah. "An, Rin duluan deh gua ke toilet dulu hehe"

"Kebiasaan lu! Yaudah gua sama Dania duluan oke. Lu samain ajakan pesennya kaya biasa?" Ayesha mengganguk "Oke tiati lu dijalan. Awas ketemu pangeran" Ujarnya sambil berjalan menuju kantin

"Pangeran apanya? Punya doi aja nggak. Andai punya doi" Ucap Ayesha bermonolog dengan dirinya sendiri.

***

Ketika sedang berjalan menuju kantin tanpa sadar Ayesha menabrak seseorang, ralat lebih tepatnya ia yang ditabrak dan langsung saja terjatuh dilantai.

Lama tak kunjung mendapat pertolongan oleh sang penabrak. Akhirnya Ayesha kesal. Tentu saja kesal. Main tabrak tapi tidak menolong. "Eh kalo jalan yang bener dong! Udah tau nabrak bukannya ditolongin kek. Inima diem aja kaya patung!" Omel Ayesha. Ia bangun dan membersihkan celananya yang kotor tanpa melihat siapa yang menabrak.

Belum juga ada respon dari sang penabrak, Ayesha akhirnya mengangkat kepalanya sambil menumpahkan rasa kesalnya "Kalau punya mulut ya digunain dong! Minta maaf kek atau ........"

Belum juga menyelesaikan ucapannya Ayesha tanpa sadar tersenyum, mengamati setiap inci wajah sang lelaki dengan bodohnya. Terpesona? Tentu. Siapa yang tidak terpesona dengan lelaki yang amat tampan di depannya, bak pangeran yang datang dari negeri dongeng "Ya ampun pengeran siapa ini, tengah hari bolong di kampus. Ganteng banget gile" Ucapnya dalam hati.

Lelaki itu melihat Ayesha dengan tatapan aneh serta tangan yang di lipat di dada. Ketika sadar, Ayesha pun merutuki dirinya yang dengan bodohnya menatap seseorang seperti memujanya "Mampuskan lu Ca" Gumamnya dalam hati.



TBC


••••••

Hayolo Ayesha ditabrak siapa tuh hahaha:D
Ada yang penasarankah?

Seperti biasa, yang suka silahkan vote. Kasih komen dan saran jangan lupa. Karna saran kalian berarti sekali loh^^

Thank you love♡
See you...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang