04

150 33 23
                                        

"Huff--... Fyuh.."

Pria bertubuh tinggi dengan rambut berwarna coklat tua baru saja menghembuskan asap rokok yang dihisapnya.

Ditemani oleh semilir angin yang menyejukkan dan kesunyian yang membuat hati nyaman, ia tersenyum hangat. Senyum yang sudah lama ia tak perlihatkan kepada orang-orang di sekitarnya. Perasaan hangat, namun tetap saja, rasa sepi selalu senantiasa mengelilinginya.

Dia Jaehyuk, ya Jaehyuk. Pemeran utama dalam cerita ini.

Kini ia sedang ngopi di sebuah warung kopi. Suatu rutinitas setiap pagi harinya. Ia mengambil tempat di lantai dua, di luar ruangan, dengan pemandangan sawah. Kebetulan warung kopi tersebut terdapat di sebelah sawah.

O

h iya, kalian tau? Jaehyuk telah lulus SMA sekarang. Tetapi dia belum melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, juga tidak bekerja, alias pengangguran.

Nilai Ujian Nasional milik dirinya jelek, ambruk se-ambruk-ambruknya. Dia juga sempat mencoba daftar perguruan tinggi lewat jalur sbmptn, namun tidak diterima. Sebenarnya masih ada satu jalur jika Jaehyuk benar-benar ingin melanjutkan pendidikannya, yaitu jalur mandiri. Tapi hey, mahal:) Lagipula ia sudah terlanjur malas. Jadi ya sudah, lah.

Ia sadar jika hanya menjadi beban mamahnya, sangat sadar. Sampai-sampai sang ibunda rela bekerja yang tidak semestinya untuk membiayai hidup mereka.

Setiap hari, ia terus merenungi kehidupannya yang kian hancur, dan juga, semakin lama, ia semakin merasa kalau dirinya ditakdirkan untuk sendiri.

Tapi jika kalian berpikir kini ia anak yang benar-benar baik, kalian salah. Sayangnya ia telah menjadi seseorang yang cukup nakal.

Ia sudah tak kuasa untuk terus-menerus menjadi seseorang yang bisa dikatakan baik dan patuh. Berbagai masa kelam dan penyakit hati membuatnya berubah.

Apalagi dia ini laki-laki. Perkataan simpang siur tentang laki-laki yang tidak boleh menangis, di mana jika laki-laki menangis dia adalah seorang yang lemah membuat Jaehyuk kebingungan untuk melampiaskan kesedihan dan rasa stressnya.

Dan akhirnya ia melampiaskannya dengan menjadi seorang yang nakal, yang sering minum alkohol, ikut geng motor, dan perilaku tidak baik lainnya.

"Ngantuk." Lirih Jaehyuk.

Sepertinya kedua matanya sudah mengeluh karena kelelahan dan ingin beristirahat. Jaehyuk pun memutuskan untuk pulang ke rumah.

Sebelum pergi, ia menghisap lagi batang rokoknya lalu menghembuskannya seraya membuang puntung rokok dan menginjak puntung rokok tersebut.

• • •

Jaehyuk memasuki rumahnya yang sepi, tak ada orang di dalamnya. Mamahnya sudah 3 hari pergi ke suatu tempat yang Jaehyuk pun belum tau tempatnya di mana.

Meniduri kasur empuk yang berada di kamarnya, perlahan-lahan matanya mulai terlelap. Beristirahat sejenak dari dunia yang kejam ini.












"Hoaam~" Jaehyuk bangun kemudian menggeliat.

Ia melihat keluar jendela, wah sudah malam ternyata. Jaehyuk terheran-heran, selama itu kah dia tidur? Tapi keheranannya itu tidak menjadi suatu keheranan yang panjang karena bagi Jaehyuk tidur selama itu adalau suatu hal yang biasa.

"Gabut. Ngapain ya?"

Belum 1 detik setelah dialognya tersebut, ada sebuah notif masuk ke dalam ponselnya.

Five Wounds || Yoon JaehyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang