6. Denting yang Berhenti

137 10 13
                                    

Vote comment juseyo

Play audio, please 🎧

Setelah menghabiskan waktu selama tiga hari di Bogor, akhirnya mereka pulang ke Bandung. Karena besok hari Senin, Putra Dhana harus kembali ke aktivitas rutin mereka, bekerja, kuliah dan sekolah.

Ayah dan Bunda juga sebenarnya harus bekerja, namun entah mengapa hari itu rasanya berbeda.

"Ayah, Abang sama Asa berangkat sekolah dulu, assalamu'alaikum Ayah." Zafran mengawali untuk berpamitan dengan Ayah diikuti dengan Harsa.

"Waalaikum salam, hati-hati ya Nak. Maafin Ayah kalau liburannya sebentar." ucap Ayah.

"Nggak papa kok yah, masih ada waktu nanti waktu liburan semester." jawab Harsa.

Lalu keduanya menemui Bunda yang sedang menyiram tanaman di depan rumah.

"Bunda, abang sama Asa mau berangkat." kali ini Harsa yang mengawali pamit kepada Bunda.

"Udah bilang ke Ayah sama abang-abang, Nak?" tanya Bunda.

"Udah kok Bun. Tadi bang Esa sama Mas Iruz kasih jajan juga, jadi double. Hehe." ucap Zafran.

"Sebagian di tabung ya, jangan boros."

"SIAP IBU NEGARA!!" dua anak bungsu itu memasang pose hormat kepada Bunda lalu mulai meninggalkan rumah. Mereka berdua memilih naik bus agar turun tepat di depan gerbang.  Kalau di antar Farel atau Janar, kedua abangnya itu menurunkan di tempat yang sedikit jauh dari sekolah. Butuh waktu 5 menit untuk berjalan. Abang-abang memang usil.

Selanjutnya, Jendra pamit kepada Ayah. Sebelumnya ia tak sengaja memergoki Ayah yang menghela nafas sedikit berat. Namun ia berfikir kalau Ayah memang sedikit kelelahan.

"Ayah, selamat pagi." sapa nya hingga matanya menghilang.

"Selamat pagi Putra ketiga, pagi-pagi mau ke kampus?" tanya Ayah memastikan.

"Iya yah, Jen ada janji sama dospem mau bimbingan skripsi. Biar cepat wisuda."

Ayah tersenyum melihat putra nya itu. Entah berapa lama lagi ia mampu menatap anaknya hari ini.

Jendra meraih tangan Ayah, ia kecup dengan lama. Seakan memohon restu agar segala urusannya di permudah. Karena ridho Allah adalah Ridho orang tua juga.

"Jen berangkat yah. Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Bunda yang baru masuk dari pintu depan, berpapasan dengan Jendra.

"Pagi banget kak ke kampus?" tanya Bunda.

"Biasa mau bimbingan bun. Berangkat dulu ya bun." Jendra meraih tangan bunda dan ia melakukan seperti yang ia lakukan oada Ayah barusan. "Assalamu'alaikum."

"Waalaikum salam."

**

Hari ini Putra Dhana dengan aktivitas nya masing-masing. Bang Esa juga sudah berangkat ke bank. Mas Iruz pergi menemui client yang ingin membeli lukisannya. Janar dan Farel juga sudah ke kampus.

Irreplaceable | 7 DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang