📌 Author note :
Makasih sudah mau baca this fanfict, maaf jika ada salah kata, typo, kata baku non baku, dll.
--------------------------------------------------------------👔👔
Sebuah mobil Limosin tepat berhenti didepan pintu utama gedung kantor, Pria dengan jas hitam turun dengan ditemani sekretaris pribadinya.
"Habis ini Bapak harus menghadiri rapat, Bapak punya waktu 1 jam untuk bersiap-siap, sehabis itu pada jam 7 malam, Bapak ada makan malam dengan Pak Tay" Ucap Gun Atthaphan, Seorang Sekretaris pribadi dari bos besar perusahaan furniture di Bangkok
"Iya, kamu habis ini booking restoran, terserah mau restoran apa yang penting harus bintang 5" Jawab Bos besar perusahaan itu, Mereka memasuki lift dan menekan tombol ke lantai 21
"Baik Pak Off, saya akan pastikan, makan malam ini akan menjadi makan malam persahabatan 2 perusahaan terbaik" Gun mengambil kipasnya dan mengipas Bosnya yang sudah dipenuhi keringat itu
"Jika Si Tay setuju untuk bekerja sama dengan perusahaan kita, kita akan untung besar. Tetapi kamu ingat ya, Jika sampai gagal, kamu akan saya beri hukuman lagi" Off memfokuskan matanya ke Mata sekretaris pribadinya sambil mengenggam tangan kecil milik sekretaris nya itu
Gun hanya bisa menelan ludahnya dengan perlahan, Ia teringat kembali betapa kejamnya hukuman yang diberikan Pak Off ketika Ia gagal membujuk klien untuk bekerja sama.
Bahkan bekas cambukan di punggungnya masih berbekas, Telapak tangan Pak Off yang lebar itu membuatnya ingat betapa keras Pak Off memukul pantatnya yang kecil itu.
*Ting* Pintu lift terbuka, Pak Off berjalan kemejanya dan membuka lacinya untuk mengambil rokok dan korek api
Asap rokok memenuhi ruangan kantor, Gun hanya bisa berdiri diam disamping meja bosnya itu sembari memijat pundak Bosnya
"N'Gun ambilkan saya berkas-berkas di meja itu" Off menunjuk tumpukan kertas yang ada di meja di ujung ruangan
Gun mengambil berkas itu dan memberikannya ke Bosnya, Belum sempat Ia memberi habis berkasnya ke bosnya, Off mengelus tangan Gun
"Tangan kamu benar-benar halus, entah kenapa setelah malam hukuman kemarin, saya selalu terbayang-bayang telapak tangan mu yang halus ini" Off mempercepat elusannya, Gun tidak tau harus berekspresi apa, Ia kaget tetapi juga nyaman dengan elusan bosnya itu.
Setelah sekian detik, Gun menarik tangannya dari elusan Bosnya itu, Ia menaruh semua berkas ke meja bosnya
"Pak Off sebaiknya anda bersiap-siap untuk rapat nanti" Gun menyusun berkas-berkas rapat yang akan dipakai Off nantinya
Off menarik tangan Gun hingga tubuh Gun terjatuh ke badannya yang besar itu, Ia memeluk Gun dan mulai memberikan ciuman ke leher kanan Gun
Gun berusaha berdiri, tetapi ada satu sisi didalam dirinya yang ingin menikmati pemberian nikmat bosnya. Gun perlahan meraba badan bosnya itu, tangannya ingin berkenalan kembali dengan badan bosnya
Off mulai membuka kancing kemejanya, Gun membantunya melepaskan dasinya hingga hanya dada bidang nya yang tersisa, Gun perlahan mulai merabanya.
Rasa geli muncul di lehernya, Off menjilati area leher Gun dengan liar, Ia perlahan mulai mengeluarkan desahan pelan, tentu saja bosnya makin bergairah mendengar desahan yang dikeluarkan Sekretarisnya itu.
Kini tangan bosnya mulai memainkan area dadanya, rasa geli mulai muncul lagi di dadanya, Ia membalas perbuatan bosnya dengan menjilat puting dada Bosnya.
*Kringg* Suara telepon berhasil menghentikan aksi kedua pria tersebut, Off mengangkat telepon kantornya itu.
"Daddy, Malam ini Perth gak pulang ya, Perth mau nginap di rumah Saint"
"Yaudah, jangan lupa sediain pengaman ya"
"Sip Dad, udah Perth siapin dari kemarin malam itumah"
"Yaudah, selamat enak-enak ya" Off menutup teleponnya
"Gak Bapak gak anak sama aja" Ucap Gun dalam hati, Ia bergegas berdiri dan mengancing semua kancing kemejanya
"N'Gun, Kancingkan kancing saya dan ikatin dasi saya" Off melemparkan dasinya kearah Gun
"T-tapi kan bapak bisa kancing sendiri"
"Ini perintah atasan kamu, cepat lakukan, nanti saya terlambat meeting" Off bangkit dari kursinya dan berdiri tepat didepan Gun.
Gun mengancingkan semua kancing bosnya itu dan memasangkan dasi untuk bosnya. Karena tinggi badannya yang hanya sedada bosnya, tentu saja matanya kini hanya dapat melihat dada bosnya itu.
Tepat pada kancing terakhir, Off memeluk sekretarisnya dan langsung menempelkan bibirnya pada bibir Gun, Off benar-benar bergairah setiap melihat Gun yang kecil dan tak berdaya itu.
"U-udah Pak, nanti bapak terlambat" Gun mendorong tubuh Off dan langsung pergi mengambil berkas meeting
Uhh.. jika saja tidak ada meeting, Gun dengan senang hati akan melanjutkan permainan kecil dengan bosnya.
"Sabar N'Gun, jangan pergi dulu, saya masih ngaceng, bagaimana kalau kita main sebentar lagi?" Off menarik tangan Gun dan membuatnya berlutut.
👔👔
- TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOSS IS H-WORD | 🔞
Fanfiction"Menjadi seorang sekretaris pribadi bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi kalau harus bekerja dengan bos duda anak 1 yang selalu menghukum sekretarisnya dengan kenikmatan duniawi" - Gun ATP, sekretaris pribadi