Radinka Putri Ayunda

2 0 0
                                    

'Sakha, masih bangun?'


Tidak akan terkirim sampai kapan pun. Keberanian Radinka cuma sampai situ. Dengan kaus pemberian Sakha yang melekat di tubuhnya, ia berguling-guling di ranjang sampai kepalanya pening. Lantas membuang napas panjang.


"Lucu nggak kalau aku ngucapin selamat ulang tahun buat mantan?" Maniknya menyebar di langit-langit kamar, kemudian ia mengangguk sendiri, "Lucu, Ra."


Segalanya sudah siap. Radinka sudah mandi, pakai baju tidur nyaman, oles-oles skincare, dan berbaring di kasur dengan selimut. Ah, jangan lupakan kipas angin yang masih menyala. Dia sudah siap tidur begitu ingatannya jatuh pada tanggal ulang tahun Sakha seminggu yang lalu. Sepertinya memang belum begitu terbiasa putus walau sudah dua bulan. Pikirannya suntuk, kendati menutup mata ia tak kunjung terlelap. Dengan kesal ia menendang selimut dan bangkit dari kasur.


"Kebiasaan kamu Raraaa! Udah sikat gigi, males banget," ujarnya kesal sambil memakai hoodie. Tangannya meraih kunci motor sebelum suara blam pintu terdengar. Dia butuh camilan larut malam. Beberapa menit kemudian ia sudah berada di minimarket, sebab tidak ada jajanan yang masih buka di pinggir jalan. Pelukan Radinka sudah penuh jajan kala pandangannya jatuh pada kaleng-kaleng kopi di lemari pendingin.


Sebuah kopi-nggak-ya terus-terusan berputar di atas kepala. Biasanya ia akan mendapatkan omelan karena mengonsumsi kopi larut malam. Oh, tentu yang mengomel adalah Sakha. Lelaki itu tahu persis Radinka akan berakhir tidak bisa tidur sampai pagi tanpa melakukan apa-apa selain mengeluh ingin tidur. Sekarang tidak ada yang mencegah Radinka lagi.


Untung saja kali ini perempuan tersebut tidak lupa membawa kantung belanjaan, jadi ia tak perlu repot memikirkan cara pulang paling aman. Dalam sekejap, lantai kamar Radinka sudah dipenuhi jajanan. "Kenapa beli banyak banget?"


Sudah lama semenjak kebiasaan camilan malamnya yang terakhir kali muncul. Radinka lupa bahwa porsi perut yang perlu dimanjakan kali ini hanya satu, bukan dua seperti biasa. Menyadari hal itu, ia mengangguk-angguk sambil tersenyum, "Nggak apa-apa. Aku emang beli buat besok sekalian." Siapa yang bohong dan dibohongi di sini?


Kalau biasanya camilan malam ditemani obrolan ke sana kemari dengan Sakha, sekarang Radinka menjadikan laptop dan internet sebagai partnernya. Ia menonton apa saja yang kelihatannya seru. Tertawa-tawa sendiri sampai perut sakit. Benar-benar mengesampingkan rindu yang sejak tadi menabrak-nabrak dadanya.


Hingga mendadak tawanya hilang, napasnya dibuang panjang. Radinka sadar betul jika sebenarnya sesi camilan malamnya kali ini benar-benar hambar.


"Udah lama nggak galauin mantan." Jemarinya mengetik panjang di gawai. Radinka menghabiskan menit-menit selanjutnya mengetikkan sesuatu. Pukul tiga pagi suratnya untuk ulang tahun Sakha sudah jadi. Sudah satu jam, Radinka belum memutuskan untuk mengirimkannya atau tidak. Dia sudah lelah dan ingin tidur, tapi tidak bisa. Barangkali karena kafein yang ia konsumsi. Tubuhnya bersandar pada tepi ranjang, kepalanya mendongak, "Butuh kaus baru buat tidur," gumamannya terdengar sangat lirih. "Oke, Radinka Putri Ayunda. Saatnya menjadi badut," serunya tiba-tiba.


Begitu saja ia meraih gawai, dan sekian saat kemudian melemparkan benda canggih tersebut ke kasur. Suratnya sudah terkirim. Wajahnya memerah hebat mengingat apa yang tadi ia tulis. "Nggak apa-apa, Ra. Biasa aja, kok. Biasanya juga kirim surat ke temen," tangannya mencari gawai lagi. Kemudian ia membaca suratnya dalam hati.


Selamat Ulang Tahun, Lal Sakha Nugraha!

Nggak pas tanggalnya, tapi seenggaknya masih bulan April ya, Kha. Hehe. Btw kamu dapet salam dari kucing aku (ga penting bgt haha). Semangat kuliah! Sebenernya aku mikir lama buat ngucapin ini ke kamu, makanya telat.

Gimana hari kamu setelah kita putus? Haha. Klasik banget pertanyaannya. Geliiii.

Aku harap kamu baik.

Semoga kebiasaan ngomel ngomelmu kalau laper makin ilang yaa. Kalo laper ya makan, bukan ngomel. Hehehehe. Baik baik kamu! Seneng nggak tuh dapet surat dari mantan? Haha. Udah kubilang, Kha, kamu bakal nyesel ketemu manusia jenis kek aku gini. Agak aneh, tp gpp krn aq cantiq wqwq.

Aku banyak mikir tentang kamu, tapi nggak apa-apa, kok! Mungkin keputusan kita memunculkan hal hal baru lain. Bikin kangen mantan, misalnya. Bercanda dikittttt. Udah ah, bercanda mulu. Di masa depan, kalau perasaan kita udah sama sama selesai, ayo nonton film action bareng lagi!

Sekali lagi, baik-baik Sakha! HBD anak baik!

Btw, kaus kausmu jangan kamu ambil, ya?

Udah, ikhlasin aja buat akuuu.

Biar aku punya baju tidur, hehe.

-Radinka


"Ya nggak apa-apa. Aku keren, kok." Radinka meringis. Anehnya kantuk tiba-tiba datang, membuat ia meringkuk di kasur usai mengisi daya gawai. Barangkali bukan kafein yang menyebabkan ia susah tidur. Radinka tahu, dia hanya butuh sebuah kelegaan. Buktinya saja sekarang ia menemukan nyaman menuju tidur. Kantuknya datang dengan hebat di menit-menit selanjutnya. Dia nyaris terlelap ketika getar gawai terdengar. Sebuah pesan muncul di layar.


Sakha:

Raa, masih bangun?


Ah, Radinka sudah tidur, Kha. Kamu terlambat lima menit.

About Now [Sehun EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang