2. Pria Gila

98 16 2
                                    

;

Mansion keluarga Kim kembali ramai dengan suara teriakan pria tua. Seokjin, tuan muda dirumah besar besar ini sedang duduk bersimpuh, dahinya menyentuh lantai, tetapi mulutnya malu untuk memohon ampun.

"Berapa umurmu? Baru menginjak dua puluh tahun sudah berani untuk mabuk?!" Pria tua, ayah dari Kim Seokjin duduk dikursinya dengan tongkat kayu dalam genggaman.

"Ayah, aku sudah besar. Itu wajar untukku," Seokjin ingin menangis karena malu, tapi dia masih punya harga diri tinggi.

Pelayan berlalu lalang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, seolah pemandangan seperti ini adalah hal yang biasa.

"Besar besar kepalamu! Oh tuhan lihatlah wajah itu, kamu bahkan lebam. Kenapa tidak bisa menjaganya dengan baik?"

Seokjin mengalah dengan tidak rela, kenapa juga Jaehwan harus mengantarnya kerumah daripada di apartemen miliknya sendiri? anak sialan itu pasti sengaja ingin memberinya banyak masalah. "Baiklah baiklah, ayah maafkan aku,"

Wajah pria itu terlihat masih kesal.

"Ayah, lihat. Nuna bahkan berpakaian seksi, dia sering pergi ke club. Tetapi kenapa hanya aku yang dimarahi?!"

Kakak kedua Seokjin, Kim Sunmi yang sekarang duduk dengan satu roti dimulut, wajahnya kuyu karena baru bangun, sesi pemotretan untuknya begitu banyak akhir-akhir ini dan ketika pulang ia sudah disuguhi drama antara adik dan ayahnya, sungguh mengesankan.

Gadis itu mendengus remeh, "oh malangnya nasibmu adik kecil,"

Gigi Seokjin bergemeletuk kesal.

Sunmi pikir ayahnya begitu kolot, Seokjin adalah satu satunya anak lelaki dikeluarganya, jadi mereka semua merasa harus agak protektif. Ayahnya berpikir Seokjin harus dididik dengan tata krama Kekaisaran agar Seokjin bisa tumbuh menjadi anak yang berbudi luhur dan berhati emas.

Tetapi lihatlah sekarang,

"Dasar pilih kasih!"

Ayahnya akhirnya tersenyum sarkastik, kemudian dia berkata, "Kemarilah dan berdiri, ayah akan memukul pantatmu,"

"Suamiku," ibu dirumah besar itu menyela, mendekat dan mengusap pundak Seokjin hati hati.

"Ibu bantu aku, bantu aku," Seokjin terkesan mengadu.

"Merengek pada ibumu? Lihatlah tubuh besarmu yang hanya tahu makan dan tidur. Kamu sudah dewasa seharusnya merasa malu!"

Seokjin, "........"

Semua orang setuju bahwa ayah besar dirumah ini begitu plin-plan.

.

Namjoon melangkahkan kaki jenjangnya memasuki rumah, diikuti beberapa penjaga dibelakang dengan tubuh tegak. Hari ini pekerjaannya tidak terlalu banyak, semua hal telah diurus oleh Jimin dengan baik, dia hanya ingin mengahabiskan beberapa jam dengan tenang.

Di sisi lain, dia merasa kurang puas karena Jimin masih belum bisa menemukan seseorang yang ia cari. Masalahnya, ketika Jimin bertanya siapa nama dan ciri-cirinya, Namjoon berujar tidak tahu.

Namjoon hanya berkata bahwa pemuda itu tinggi, agak manis, matanya cantik dan ketika mata itu menatap Namjoon, si jangkung merasa dadanya sakit karena terlalu berdegup dengan keras.

Bajingan ini, memangnya apa yang akan Jimin dapatkan dari clue bodoh diatas?!

Ketika Namjoon menyuruh anak buahnya untuk mencari di bar, masih belum ditemukan identitasnya karena rata-rata perkelahian di bar sering terjadi dan mereka tidak terlalu peduli tentang siapa pelakunya, kecuali ada korban yang terluka serius, maka pihak bar akan turun tangan sebagai saksi penyelidikan atau bukti TKP.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE EYES [NAMJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang