01.

1 0 0
                                    

Lahir di keluarga strict parents sekaligus toxic parents sangat tidak enak bagi yang merasakannya, tetapi banyak orang di luaran sana yang ingin merasakan menjadi anak dari orang tua yang mengatur anaknya dengan cara ketat, oke fine itu cara mereka  menunjukan rasa perduli mereka pada kita rasa sayang mereka pada kita, tapi tanpa mereka sadari ada anak yang merasa tertekan akan hal itu, anak jadi tidak punya privasi sendirinya, tidak punya teman yang banyak, tidak bisa bermain seperti anak yang lainnya. Tapi banyak orang tua yang menganggap ajaran mereka itu benar, mereka menganggap mereka bisa menjadi teman yang baik untuk sang anak tapi nyatanya orang tua lah musuh sang anak sesungguhnya, dampak negatif bagi anak yang mempunyai orang tua adalah;
- Anak cenderung tidak bahagia dan mengalami depresi

Sebuah studi pada Journal of Happiness Studies menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam pola asuh strict parents cenderung tidak bahagia dan menunjukkan gejala depresi.

- Anak miliki gangguan perilaku

Anak dengan pola asuh strict parents cenderung memiliki masalah perilaku antisosial seperti pemberontakan, marah dan agresif.

Anak akan belajar dari sebuah pengalaman mereka dan ajaran dari orang tua. Ketika orang tua mendisiplinkan anak-anak mereka dengan emosi, paksaan, ancaman, hukuman verbal dan hukuman yang menghukum, mereka akan mencontohkan bagaimana bereaksi secara menghukum ketika mereka marah.

- Anak menjadi pembohong

Strict parents mengharapkan dan menuntut anaknya untuk patuh pada aturan mereka yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Orang tua yang ketat biasanya akan mendisiplinkan anak dengan keras dan anak harus hormat dan mematuhi aturan tersebut.

Cara didikan yang terlalu ketat ini membuat anak memiliki cara berpikir yang licik. Seorang anak akan belajar menjadi aktor yang baik. Anak akan berperilaku baik di rumah, tetapi berperilaku sebaliknya ketika tidak di depan orangnya. Hal ini disebabkan, orang tua tidak memberikan ruang bagi anak untuk mengutarakan pendapat mereka.

- Anak memiliki motivasi yang rendah

Strict parents akan menuntut anaknya untuk menjadi standar yang mereka inginkan. Biasanya mereka akan mengontrol sang anak mulai dari memilih kegiatan ekstrakurikuler, jadwal kelas, dan acara sosial untuk anak-anak, bahkan tanpa meminta ataupun menerima masukan dari mereka sama sekali.

Memaksakan insentif eksternal seperti ancaman hukuman menciptakan motivasi ekstrinsik sekaligus menurunkan motivasi intrinsik. Hal ini menjadikan anak anak memiliki inisiatif yang rendah.

- Menjadikan anak tidak percaya diri

Penelitian menunjukkan bahwa remaja putri dengan orang tua yang otoriter kurang mampu mengambil keputusan ketika diberi kesempatan. Berdasarkan jurnal yang berjudul Effects of Parental Authoritarianism and Authoritativeness on Self-Esteem, anak anak yang diasuh oleh strict parents akan membuat sang anak terbiasa untuk diberitahu apa yang harus dilakukan. Mereka tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengambil keputudan dan khawatir juka pilihan tersebut akan salah.

- Memiliki fleksibelitas psikologi yang buruk

Fleksibilitas psikologis sangat penting untuk kesejahteraan anak dan kesehatan psikologis mereka. Untuk menjadi orang dewasa yang kompeten dan sehat, anak-anak perlu mengembangkan keterampilan yang memungkinkan berpikir fleksibel dalam lingkungan sosial yang kompleks.

Orang tua dengan aturan yang kaku memaksakan kontrol psikologis membuat sang anak memiliki fleksibilitas psikologis yang lebih sedikit. Kurangnya fleksibilitas psikologis dan keterampilan regulasi emosional keduanya sangat terkait dengan perkembangan gangguan mental.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang