°Part 2 - The Truth°

8 0 0
                                    

Mi Young mengayuh sepedanya dengan pelan. Ia memikirkan banyak hal di jalan. Apakah orang tuanya akan senang dengan keputusannya? Atau mereka akan menentangnya?

Tak terasa Mi Young sudah berada di depan rumahnya. Ia segera memarkirkan sepedanya dan masuk ke dalam rumah dengan perasaan tidak tenang.

"Wahhh, anak mama sudah pulang. gimana sekolahnya sayang?", tanya eomma sambil membelai kepala anaknya.

"Biasa aja eomma, kayak kemarin-kemarin", ucap Mi Young dengan tampang yang sedikit murung. "Eomma, nanti aku pengen ngomong sesuatu, tapi nunggu Papa pulang ya", lanjutnya.

"Ada apa sayang? Kamu gapapa kan? Yaudah kamu istirahat atau kerjain PR dulu, nanti kita bicara waktu makan malam ya?", ucap Eomma.

Di kamarnya, Mi Young segera mengganti baju lalu Ia berbaring di atas kasurnya. Ia menatap langit-langit sambil memikirkan keputusannya. Sebenarnya, keinginan ini bukan tanpa alasan. Ia sudah sangat ingin pindah ke Korea sejak lama. Sejujurnya Mi Young memiliki trauma karena ia pernah tersakiti.

*throwback saat Mi Young masih SMP*

Ini hari dimana Mi Young sekeluarga harus pergi meninggalkan LA untuk pindah ke Indonesia.

Di pesawat Mi Young tiba-tiba bertanya pada ibunya bagaimana cara dia menyesuaikan diri dengan orang-orang Indonesia. Ia sangat berbeda dengan mereka. Ia juga tidak begitu lancar berbahasa Indonesia.

"Mi Young-ah, Eomma dan Papa minta maaf ya karena harus memikirkan hal seperti ini walaupun kamu masih kecil. Papa sudah memikirkan ini dan berencana untuk memasukkanmu ke sekolah Internasional, dengan begitu kamu tidak perlu takut untuk belajar Bahasa Indonesia dan bisa menggunakan Bahasa Inggris jika kamu kesulitan. Eomma berharap kamu bisa belajar Bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh supaya kamu bisa masuk ke SMA dengan Bahasa Indonesia.", jawab Eomma.

"Arasseo Eomma, Mi Youngie janji akan belajar Bahasa Indonesia dan tidak akan mengecewakan Eomma juga Papa.", ujar Mi Young kecil sambil tersenyum.

Hari pertama di sekolah

"Hii.. my name is Mi Young or you can call my Mindy, I'm from LA, and I have to move here due to some reason. I hope I can be your friend!", kata Mi Young saat perkenalan di kelasnya.

Tiba-tiba ada siswi yang mendekati Mi Young dan bertanya kepadanya, "Are you Korean?". Mi Young pun langsung menjawabnya, "Yes.. I'm half Korean and half Indonesian".

Mi Young melihat name tag siswi itu dan ternyata ia bernama Queen. "Hi, I'm Queen, can you speak Korean then?"

Mi young tampak sedikit gugup dan menjawab, "Sorry, I don't really speak Korean that much."

"Then can you speak Indonesian?"

"I don't speak Indonesian that much either.", jawab Mi Young semakin gugup.

Tiba-tiba Queen berdiri dan tertawa sambil mengatakan, "HAHAH katanya half Korean half Indonesian tapi gabisa bahasa keduanya", ucapnya.

Mi Young tidak begitu paham apa yang dikatakan Queen tapi sepertinya Mi Young tahu hal itu mengarah ke arah mana.

Hari-hari berlalu dan Mi Young selalu tampak kesepian. Ia belum mendapat teman dekat yang bisa dia ajak bicara dengan santai. Queen terus-terusan menyebarkan rumor ke siswa-siswa lain bahwa Mi Young bodoh dan hanya bisa berbahasa Inggris.

Ketika ujian, Mi Young selalu mendapat nilai tertinggi dan hal ini membuat Queen semakin membencinya dan menghasut semua orang untuk menjauhi Mi Young. Queen juga menuduh bahwa Mi Young menyogok guru-guru disana karena ayahnya adalah seorang pengusaha kaya.

Sebenarnya Mi Young sangat terpuruk namun ia selalu bertingkah seolah ia baik-baik saja di depan orang tuanya. Ia tidak mau mengecewakan mereka karena sudah menyekolahkannya. Sebagai gantinya Mi Young belajar dengan sangat giat dan selalu mendapat ranking yang tinggi.

Mi Young juga selalu mengasah kemampuan Bahasa Indonesianya selama 3 tahun dan akhirnya Mi Young pun bisa diterima di salah satu SMA swasta terbaik di kotanya.

Disana Mi Young sangat senang karena tidak lagi bertemu dengan Queen dan ia juga mendapat sahabat dekat yaitu Alina. Namun, perasaan sakit hatinya akan apa yang dilakukan Queen terhadapnya tidak akan pernah bisa ia lupakan

*End of throwback*

Hari sudah malam dan Papa sudah pulang. Sekarang sudah waktunya makan malam. Eomma menyiapkan Kimchi Jigae dan juga side dish yang banyak.

"Wahh, sudah lama sekali Eomma gak masak makanan Korea.", kata Mi Young dengan semangat.

"Iyaa.. Eomma kangen masakan Korea, kemarin Papamu juga sudah request buat dimasakin masakan Korea hahaha. Udah yuk makan," jawab Eomma.

Mereka bertiga pun makan dengan lahap karena masakan Eomma enak sekali melebihi masakan di restoran bintang lima. Setelah selesai makan, Eomma menagih janji Mi Young untuk bicara tentang sesuatu.

"Tadi siang kamu mau bilang apa nak?", ucap Eomma.

"Ada apa ini?", ucap Papa yang tidak tahu apa-apa.

"Jadi gini Eomma, Papa, sebenarnya ada sesuatu yang aku sembunyiin dari dulu. Waktu aku SMP, aku ga punya temen. Aku ga beritahu Eomma sama Papa karena aku ga mau ngecewain kalian. Tapi aku pikir aku udah cukup dewasa sekarang dan aku sudah bisa menceritakan ini semua."

Mi Young menceritakan semuanya dari awal hingga akhir tentang apa yang dia hadapi dulu.

"Hahh, kenapa Eomma ga tahu semua ini terjadi padamu, nak?", kata Eomma sambil menahan tangis rasa bersalah. "Harusnya Eomma lebih merhatiin kamu dan selalu nanya apa Mi Youngie baik-baik aja, maafkan Eomma, Mi Young-ah," tambah Eomma.

"Gwenchana Eomma, aku gapapa kok sekarang, aku seneng soalnya sekarang aku udah punya sahabat yang bisa aku ajak cerita. Alasan dulu aku ga punya temen itu karena aku gabisa bahasa Indonesia maupun Korea. Teman-teman nganggep aku bodoh karena aku tidak bisa bicara pakai Bahasa Korea maupun Indonesia walaupun ada darah keduanya di diriku.", jelas Mi young.

"Tiap hari aku selalu mikir aku harus apa? Walaupun sekarang aku udah lancar bahasa Indonesia, aku selalu kepikiran kata teman-temanku dulu. Sampe akhirnya aku memikirkan sesuatu. Ini alasan kenapa aku mau bicara sama Eomma dan Papa.", Mi Young menghela nafas sejenak lalu melanjutkannya lagi.

"Kayaknya aku mau kuliah di Korea saja. Dengan gini aku akan bisa mengetahui budaya di Korea juga, gak cuman budaya di Indonesia aja. Aku ngomong gini buat dapet persetujuan dari Eomma juga Papa. Jadi, boleh?", ucap Mi Young sambil menatap kedua orang tuanya.

Papa yang sedari tadi diam saja, akhirnya mulai membuka mulut, "Nak, Papa dan Eomma sungguh minta maaf karena kamu harus mendapatkan trauma kayak ini. Tetapi kami juga berterima kasih karena kamu sudah berani menceritakan ini semua dan kami juga berharap kamu bisa melupakannya. Kalo kamu sungguh-sungguh pengen kuliah di Korea, Papa sangat mendukung keputusanmu itu. Eomma bagaimana?"

"Eomma juga sangat setuju nak, kamu adalah anak yang sangat baik. Eomma tidak menyangka bahwa dibalik nilaimu yang sangat bagus itu kamu menyimpan rasa pedih yang sangat dalam. Kamu tidak hanya pintar tapi hatimu juga sangat indah karena mau menjaga perasaan Eomma dan Papa."

"Makasih banyak, Eomma, Papa, aku sayang banget sama kalian!!", ujar Mi Young sambil menangis bahagia.



***



Haii alll, how's your day? Hope you're all okay!

Disini aku pengen bilang dan beritahu kalo di rumah, Mi Young itu ngomong-ngomong sama Eomma & Papanya pakai bahasa Inggris yaa! nahh kalo cuman ngomong berdua sama Eomma baru pakai bahasa Korea, dan kalo sama Papa pakai bahasa Indonesia. Jadi itulah mengapa Mi Young belum begitu lancar ngomong pakai bahasa Korea karena hanya sekedar tahu yang basic2 aja.

Happy reading! Stay safe y'all!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 09, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

EXQUISITE - JEON WONWOOWhere stories live. Discover now