Brak. .brak. .brak. .
Pintu ruangan disebuah perusahaan itu dibuka paksa oleh empat orang laki-laki berpostur tinggi besar dan gagah. Diantara para pria berseragam serba hitam itu ada seorang wanita cantik berkulit putih dengan ramput panjang terurai sepunggung yang mengkomando pergerakan dari para pria suruhannya.
Setelah pintu terbuka wanita cantik beserta para bodyguartnya melenggang masuk tanpa memperdulikan sang pemilik ruangan yang tengah panik tunggang langgang bersama seorang wanita yang sama-sama sedang tak berbusana.
"Menjijikkan," hardiknya.
Lalu ia mengkomando pria suruhannya itu untuk memungut pakaian kedua manusia lakn*t itu. Satu diantara empat pria itu melaksanakan perintah dengan sigap memungut pakaian yang berserakan dilantai kemudian menaruh dibawah kaki bos cantiknya.
"Bagas, Farhan amankan kedua manusia itu!" Kedua pria yang dipanggil namanyapun dengan segera melaksanakan tugasnya. Memegangi pria dan wanita yang tengah duduk disofa panjang itu. Tanpa perlawanan dari mereka karena kondisi mereka yang tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh.
"Yulian, tutup pintu dan jaga!"
Sang pemilik nama kemudian mengangguk hormat dan segera menutup pintu serta menjaganya.
"Willy, ambilkan kursi itu, bawa kemari!!" Sang pria terakhir melaksanakan perintah dengan sigap. Setelahnya menarik kursi goyang milik sang manager dan kemudian mempersilahkan sang bos cantik untuk duduk.
Wanita cantik dengan dress dibawah lutut berwrna navy tersebut kemudian duduk menghadap sofa dimana kedua manusia tanpa busana itu duduk dengan kepala tertunduk dalam.
"Jadi begini kerjaan kalian dikantor, hah!!" Teriaknya tanpa sedikitpun mengalihkan pandangan matanya.
"Menjijikkan sekali kalian, apa tidak ada tempat lain, hah!!" Murkanya.
"Ka-mi-la, maafkan aku, aku khilaf sayang!! dia yang menggodaku," iba sang pria dengan suara bergetar.
"Maaf??khilaf??kalian memang sama-sama penghianat!!" Ia tersenyum getir.
"Maafkan aku, Kamila!!sungguh ini baru pertama kalinya kami melakukan ini." Rengeknya lagi.
"Hahahaha. . .!!!" Kamila justru tertawa terbahak mendengar penuturan pria penghianat yang masih bergelar suaminya itu.
"Pertama kali kamu bilang??" Sorot mata Kamila bak pedang berkilat yang siap menghunus siapa saja yang berada dihadapannya.
"Willy!!" komandonya pada bodyguart yang setia berdiri disampingnya.
Paham dengan perintah sang bos pria bernama Willy itupun lantas merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebuah flash disk dan diserahkannya pada Kamila. Detik berikutnya Willy dengan sigap membawakan laptop yang bertengger diatas meja untuk dibawa kepada bos cantiknya itu.
Kamila mengutak-atik laptop dan memutar video dari flash disk itu, kemudian memperlihatkan kepada suaminya.
"Ini yang kamu bilang pertama kali??lalu ini, ini, dan masih banyak lagi rekaman video yang kalian buat !!"
Pria itu sontak melotot dengan mulut terbuka, tak percaya bahwa kecurangannya selama ini sudah diketahui oleh sang istri.
Sementara sang gundik hanya tersenyum meremehkan. Dengan jumawa ia mengangkat kepala yang sedari tadi tertunduk dalam.
"Oh, jadi anda sudah mengetahuinya nyonya Kamila? Baguslah dengan begitu kami tidak perlu lagi bermain kucing-kucingan dengan anda." Ucapnya jumawa.
Kamila terkekeh mendengarnya.
"Tentu saja aku mengetahui semuanya, termasuk siapa kamu sebenarnya. Nona Yasinta Dwinda Ratna." Ucapnya penuh penekanan diakhir.
Sang gundik yang biasa dipanggil Sinta intupun berubah pias. Ia tak menyangka jika ada orang lain yang mengetahui nama lengkapnya selain orang tuanya.
"Yasinta Dwinda Ratna, putri dari Herman dan Siti nurokhmah. Tinggal di sebuah kampung yang jauh dari perkotaan dan bekerja sebagai buruh tani. Menggantungkan harapan kepada putri satu-satunya yang ternyata berprofesi sebagai. . ."
"Diam kamu nyonya Kamila!!" Sela Sinta.
"Akui saja kalau kamu kalah dariku, mas Dipta akan memilihku tang jauh lebih menarik darimu."ucapnya lantang."Ya. .ya. .ya. .kamu memang pantas bersamanya. Karena sampah memang cocok berada di tempat sampah."
"Mas, usir istri gak guna kamu ini!!belain aku dong Mas," ucapan manja Sinta kepada Dipta yang sedari tadi diam seribu bahasa.
"Kamila, sebaiknya kamu pulang kita bicarakan ini dirumah." Ucap Dipta kemudian.
Sinta terseyum puas mendengar Dipta mengusir Kamila.
"Tentu saja Mas, aku pasti pulang. Tapi setelah urusanku selesai denganmu dan gundik gatelmu ini." Ucapnya geram seraya menunjuk Sinta.
"Ini kantorku Kamila, dan kamu tidak ada hak membuat keributan disini!" Bentak Dipta.
Kamila justru terkekeh dan membetulkan posisi duduknya dengan menyilangkan kakinya angkuh.
"Apa kamu bilang tadi??kantormu??sejak kapan Mas??kamu itu baru dua bulan diangkat jadi manager sementara menggantikan pak Tanto yang sedang berobat keluar negri. Ingat hanya se-men-tara!!"
Dipta pias, ia tak menyangka Kamila mengetahuinya. Dalam hati terus berpikir bagaimana Kamila bisa mendapat akses masuk keperusahaan besar ini dengan leluasa. Dia pikir Kamila itu wanita polos, lugu dan bodoh sehingga dengan mudah ia curangi selama ini.
"Willy, panggil pak Danu!" Perintahnya yang berhasil membuat Dipta panik.
Danu Setiawan adalah manager keuangan kepercayaan direktur utama diperusahaan.
Tak lama kemudian pintu ruangan diketuk dan muncullah pak Danu dengan membawa tumpukan map ditangannya. Melihat pemandangan ini pak Danu terkejut sesaat sebelum akhirnya mampu mengusai dirinya.
Ia mendekat ke arah Kamila dan menunduk hormat. Hal itu membuat Dipta semakin bertanya-tanya kenapa manager keuangan itu bisa sangat hormat kepada istri bodohnya itu.
"Pak Danu sudah lihat sendiri bagaimana kelakuan manager operasional pengganti pak Tanto bukan. Berikan saya informasi mengenai pengeluaran dan pemasukan barang-barang kita. Dan informasi keuangan perusahaan." Tanya kamila tanpa mengalihkan pandangan matanya dari Dipta yang mulutnya semakin menganga tak percaya.
"Baik, ini Bu laporan yang anda minta." Jawab pak Danu seraya menyerahkan beberapa map yang tadi ia pegang.
"Pak Danu, bacakan yang keras supaya orang itu dengar!" Perintah Kamila lagi dan dibalas anggukan kepala oleh pak Danu.
Dipta semakin pucat, keringat dingin mengucur dari dahinya. Sebenarnya siapa Kamila hingga pak Danu tunduk kepadanya??apakah ada yang tidak ia ketahui tentang Kamila. Sementara disampingnya, Sinta sudah seperti cacing kepanasan. Duduknya gelisah dan wajahnya pucat pasi, tubuhnya gemetaran dan jemarinya sudah mulai berkeringat dingin.
Next gak ya😁mohon krisannya dong🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU SALAH LAWAN MAS!! (ISTRI BODOH)
General FictionKamila Berliani adalah seorang istri yang dianggap bodoh oleh suaminya, Dipta kuswoyo. Namun siapa sangka seorang isrti bodoh mampu meluluh lantahkan harga diri seorang Dipta kuswoyo. Siapakah sebenarnya Kamila Berliani?