Twenty Nine

637 39 5
                                    

Jaemin lagi asik makan malam di asramanya. Tapi nafsu makannya hilang karena seharian ini Jeno belom membalas chatnya atau menelpon dia balik.

"Iih si Jenong ye, sibuk banget ya sampe ga balas chat gue" Jaemin mempout bibirnya.

"What's wrong?" Tanya Harvey.

"Ugh my future husband didn't call me back and he also didn't reply my chat"

"Maybe he is busy"

"No Harvey, even though he is busy he will always call me back!"

"Maybe his phone died"

"Yeah right"

"He'll call you soon Na, trust me" ujar Harvey sambil memberi Jaemin ayam yang tadi ia beli "now you should eat"

"Ok, by the way how's your girlfriend doing?" Tanya Jaemin. Harvey yang ditanya gitu langsung memerah mukanya.

"O...ooh she's... She's fine"

"Looks like someone is stuttering"

"What?! No I'm not!"

"Hm liar, just talking about her makes you stuttering huh?"

"Shut up, just eat!"

"Omg you're blushing like crazy man!"

"Na Jaemin stop!!!"

"Ahahahahah I can't stop! your face looks so silly when you blush!" Jaemin ketawa kenceng banget.

Pengen Harvey loak aja ni manusia satu.

"Ok ok I admit it!! I'm blushing and stuttering because of her! But you too! You always smile like a freak when we talks about your future husband!" Ujar Harvey tersenyum penuh kemenangan saat liat Jaemin yang langsung malu malu cicak.

"Whatever" Jaemin lanjut makan, Harvey pun juga setelah tertawa melihat Jaemin kalah.

________________________________

"Sajangnim meeting akan dimulai lima belas menit lagi" ujar Seulgi. Jeno mengangguk.

Jeno mempersiapkan diri untuk meeting tersebut. Ia melihat dirinya didepan cermin, ada hickey yang menghias leher nya karena perbuatan dia dan Koeun kemarin pagi.

Ya, saat bangun tidur sehabis bercinta semalam, paginya mereka melakukan morning seks.

Jeno tersenyum bangga.

Huh lo kira cuma lo doang yang bisa selingkuh? Gue juga bisa na
Batin Jeno sebelum keluar dari ruangannya menuju meeting room.

_________________________________

"Halo Chan?"

"Ya Nanaku sayang, ada apa gerangan nelpon gue?"

"Itu aku pengen nanya"

"Tanya what? Kalau nanya tentang pelajaran gue ga bisa"

"Ish engga goblok"

"Terus paan?"

"Jeno"

Haechan diam sebentar

"Jeno? Memangnya kenapa tu anak?"

"Dia ga ngangkat telpon gue dari kemaren, chat gue juga ga dibales"

"Hah? Kok bisa?"

"Gue juga gatau"

"Anjir jangan jangan mati si Jeno"

"Heh jangan ngomong yang engga engga lo anjir, gue serius! Tolong dong Chan bilang Jeno telpon gue balik atau engga temuin dia, gue takut dia kenapa napa"

"Ok ok gue bakal bilang ke tu anak, udah lo jangan panik! Dia gapapa kok Na"

"Thanks Chan"

"Anytime Na"

Jaemin mengehela nafas. Jaemin tidak bisa berpikir positif. Ia takut calon suaminya itu kenapa napa.

Jeno kamu gapapa kan?

_________________________________

"Siapa sayang?" Tanya Mark

"Jaemin, dia nanyain Jeno" jawab Haechan menatap hp tak percaya. Begitu pun Mark yang langsung mengernyitkan alisnya.

"Maksudnya?" Mark masih tidak mengerti.

"Dia nanyain Jeno kemana, katanya Jeno ga ngejawab telpon dia dari kemaren" Haechan menggigit kukunya.

"Kok bisa? Bukannya Jeno tuh selalu jawab telpon dia ya? Buktinya kadang kalau ada meeting terus Jaemin telpon pasti langsung di jawab" ujar Mark masih ga percaya dengan apa yang ia dengar.

"Nah makanya itu. Sesibuk sibuknya Jeno dia pasti luangin waktu nya untuk Jaemin" Haechan mengehela nafas "kita harus bantu Jaemin, Mark" ujar Haechan.

Mark menggangguk "nanti aku ke kantornya" Haechan mengangguk mendengar perkataan Mark dan memeluk sang kekasih.

__________________________________

"Selamat siang tuan, ada yang bisa dibantu?" Tanya resepsionis kepada Mark.

"Ah iya saya ingin bertemu dengan tuan Lee"

"Baik apakah anda sudah membuat janji dengan tuan Lee?"

"Belum, aku kesini untuk memberi berkas yang ketinggalan olehnya, kata tuan Lee saya boleh langsung masuk ke ruangannya" ujar Mark berbohong.

"Ah begitu tuan kalau begitu ikut saya tuan" ujar sang resepsionis. Mark mengikuti resepsionis tersebut menuju ruangan Jeno.

Ini baru pertama kali Mark kesini. Karena Jeno pindah dari gedung lamanya dan Mark belum pernah mengunjungi gedung yang baru ini.

"Silahkan masuk tuan, ini ruangan tuan Lee" ujar sang resepsionis saat mereka telah ada didepan ruangan Jeno. Mark berterima kasih kepada resepsionis.

Mark memandang pintu tersebut. Entah kenapa sesuatu didalam dirinya mengatakan kalau ada kejutan saat ia membuka pintu itu.

Mark menggeleng pelan. Ia mendorong pintu ruangan Jeno.

Dan matanya membulat sempurna.

Tubuhnya membeku.

Otaknya berhenti bekerja untuk sementara.

Ia tidak percaya apa yang ia lihat.

Pemandangan yang sungguh menjijikkan untuk dilihat.

Jeno sedang bercumbu mesra dengan seorang wanita.

Dan bisa Mark lihat, Jeno menikmati ciuman itu.

Bahkan tangan Jeno mengelus paha sang wanita dengan sensual.

Iya, ini kejutan.

Kejutan yang mampu membuat Mark meledak kapan saja.























































































TBC

BespreenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang