'rencana yang rumit'
•
After Kiss Goodbye
•
•Yeji mendongak dari buku harian, memandang Yeonjun yang masih terbaring lemah. Seulas senyum yang sama sekali tidak bisa ditafsirkan oleh Yeji terkembang di wajahnya.
"Yeonjun… ini…" Yeji tak sanggup berkata-kata. Seorang pemuda telah melamar suaminya sepuluh tahun yang lalu, dan ia sama sekali tidak pernah tahu tentang hal ini. Yeonjun memang sudah bersamanya sekarang, tapi tetap saja fakta itu membuatnya shock. Ia terguncang.
Yeonjun menghela napas dan memandang keluar jendela, menatap rinai hujan yang tak kunjung reda.
"Kenapa kau tidak pernah mengatakan hal sepenting ini padaku, Yeonjun?" tanya Yeji pada akhirnya.
"Aku tidak ingin menyakitimu," jawab Yeonjun, memandang mata indah istrinya dengan mata yang tersenyum.
"Dan sekarang kau memilih untuk memberitahuku, dengan cara seperti ini." Yeji merasa sangat tersinggung.
"Maafkan aku," kata Yeonjun. "Selama lima tahun ini aku selalu memikirkan cara untuk memberitahumu, tapi aku tidak punya keberanian. Maafkan aku."
Yeji menggigit bibir bawahnya. Ia tak tahu harus bereaksi seperti apa. Apa ia harus marah? Tapi itu semua sudah berlalu, kejadian sepuluh tahun lalu…
"Apa kau menerimanya?" tanya Yeji lagi.
Yeonjun tertawa lirih. Tawa yang berbeda dari yang selama ini Yeji lihat. Yeonjun tidak pernah tertawa setulus dan selega itu, bahkan di hadapannya. Yeji merasa sedikit cemburu pada pria bernama Soobin ini.
"Aku sudah melupakan detailnya, Yeji. Tapi aku yakin Soobin pasti ingat. Dia memiliki daya ingat yang luar biasa," jawab Yeonjun, masih tersenyum dan mengeratkan genggamannya pada tangan Yeji. "Bisa kau lanjutkan ceritanya?"
Yeji menatap Yeonjun. Ia tak yakin ia mau membaca apa yang selanjutnya tertulis di buku harian itu. Mungkin kisah cinta suaminya dengan orang lain… pria lain… ia merasa sangat dikhianati.
"Yeji, aku benar-benar minta maaf. Kumohon lanjutkanlah."
Yeji kembali menunduk. Di luar semua rasa sakit hatinya, ia memang penasaran akan masa lalu Yeonjun yang selama ini terlalu abu-abu baginya. Ia sudah lima tahun bersamanya, tapi Yeonjun terlalu sulit ditebak. Mungkin buku harian itu bisa membantunya. Lagipula membacakan buku harian itu adalah permintaan Yeonjun, yang tidak pernah meminta apapun padanya selama ini.
Yeji menghembuskan napas dan melanjutkan. “Soobin’s Journal, January 25, 2009…”
.
“Soobin’s Journal, January 25, 2009”
Terlalu mendadak. Aku juga berpikir seperti itu. Aku bahkan baru mengenal pemuda baret ini beberapa jam. Dan entah apa yang mendorongku untuk memintanya menikah denganku begitu saja, tanpa pemikiran matang. Mungkin aku memang sudah terlalu putus asa. Ha. Minhyuk bisa membuatku stress tanpa susah payah.
Jadi, inilah pemikiran konyolku. Aku akan menikahi seorang pemuda Amerika. Aku bisa pindah kewarganegaraan seperti yang kuinginkan, dan jelas Minhyuk pasti akan mencoretku dari daftar keluarga Choi. Mungkin ia masih akan menyeret pulang anak yang minggat dari rumahnya dengan cita-cita yang menurutnya tidak jelas, tapi ia takkan mungkin memulangkan seorang gay ke rumahnya. Harga dirinya akan hancur.
Aku cukup puas dengan pemikiranku ini. Tapi memang ada beberapa kendala.
Aku bukan gay. Itu jelas. Dan aku harus memastikan Yeonjun bukan gay juga. Aku tak ingin hubungan ini menjadi berlarut-larut. Setidaknya aku hanya akan mempertahankan pernikahan ini selama dua tahun. Minhyuk pasti akan mempunyai dugaan ini adalah pernikahan berkedok, jadi aku harus mempertahankannya cukup lama. Dua tahun. Aku yakin dalam waktu itu aku sudah menjadi pianis seperti yang kuinginkan, dan tak ada lagi alasan bagiku untuk pulang ke kediaman Choi.
KAMU SEDANG MEMBACA
After kiss goodbye | Soojun
Romance❝Because i can't go to the future.. without knowing the meaning of the words that you told on that day..❞ original story from ©kugure 2009 on ffn ⚠️Remake! •bxb , bl •sb!dom ; yj!sub •don't read if u don't like!