Melankolis.

145 21 16
                                    

MitsuSumi Fanfiction, Evanescent

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MitsuSumi Fanfiction, Evanescent

|||

Oh, and I'm afraid that's just the way
the world works.
It ain't funny, it ain't pretty, it ain't sweet.
- The Story, Conan Gray

Jemari lentik dengan kuku bertapak feminim menangkup wajah cerah Sarada yang terpoles riasan tipis ala pengantin muda, bibir itu masih membentuk senyum miring yang terkesan mengandung makna lain walau manik hitam tanpa kacamatanya terlihat ramah.

"Beruntungnya. Aku kira kau masih menyimpan rasa, lalu kau menjadi orang tersedih di pernikahanku dengan Boruto hari ini." Sumire tersenyum kikuk, ucapan Sarada memanglah sebuah fakta, kenyataan menyedihkan yang pahit.

"Sejujurnya aku masih tidak menyangka kau sudah melupakan Boruto," lanjut gadis raven itu, tangkupan tangan masih bertengger di pipi kanannya.

"Boruto ... dia lelaki pertama yang memberimu perhatian, menarik tanganmu dari puing-puing kegelapan alat untuk membalaskan dendam ayahmu saat kita masih di akademi, dia bagai satu-satunya pemuda yang menaruh perhatian lebih untukmu saat kau memutuskan berhenti menjadi kunoichi dan bergabung dengan Katasuke."

Kontak mata antar mereka masih terjadi, sudut bibirnya perlahan menurun dengan tatapan ramahnya yang pelan-pelan berubah menjadi redup. Sekali lagi, perkataan Sarada memang benar, Sumire tak mungkin lupa alasan apa yang membuat pemuda tampan itu tersemat dalam kalbunya, tersimpan dengan bunga-bunga penuh kasih di selipan hatinya yang paling dalam.

Gadis pengantin itu kembali melontarkan pikirannya. "Tetapi, sayang sekali Boruto memang selalu menyebarkan perhatian spesial ke semua orang, bukan hanya kau saja, tetapi Kawaki, Mitsuki, Tsubaki, Shikadai, termasuk aku dan lainnya."

"Perhatian spesial yang kau terima, bukanlah perwujudan sebagai seorang lelaki yang memujamu, tetapi hanya karena rasa peduli seorang teman, dan rasa iba untuk seorang ... korban masa lalu yang buruk." Sudut bibir kanan Sarada terangkat, licik sudah tertanam pada senyumnya, dia tengah memainkan sebuah peran jahat untuk nona di hadapannya.

Mendengar 'masa lalu yang buruk', bibirnya tersenyum tipis mengandung luka. Sumire hanya bisa bungkam, kalimat demi kalimat yang dilontarkan menjelma menjadi peluru suiton yang satu per satu menusuk dan akan terus menghujaninya hingga menembus jantung. Menurutnya perkataan Sarada memang mirip dengan suiton, orang kira sebuah air tidak akan mampu melukai, tetapi siapa sangka suiton akan menembus seluruh pertahanan---gadis itu kira obrolan yang ditawarkan Sarada tidak akan jauh menyakitkan seperti ini.

"Sangat wajar jika kau menyukainya, atau mungkin kau tengah mencintainya hingga detik ini. Boruto adalah lelaki pertama yang memberimu perhatian serasa kasih sayang, bahkan ayahmu sendiri yang merupakan pria pertama yang kautemui ... tidak pernah memberimu perlakuan seperti itu, bukan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Evanescent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang