◖ Gift ◗

1.2K 86 44
                                        

Book ini hanyalah fiksi belaka, alias hanya headcanon buatan saya sendiri. Bukan kejadian yang sebenarnya terjadi.

Enjoy<3

--


"Halo!"

Netra emerald berbinar itu menatap senang pada netra cyan yang terlihat takut takut.

Bocah dengan umur kisaran empat tahun itu mengulurkan tangannya, bermaksud mengajak sang pemilik netra cyan untuk berjabat tangan, "aku Marvel!" ia tersenyum lebar, merasa senang saat mengetahui dirinya akan mendapatkan teman baru.

Sang netra cyan terlihat ragu ragu. Ia menunduk sebentar, memainkan baju-nya, lalu kembali mendongak, menatap ke arah netra emerald milik Marvel yang berbinar.

Tangannya ia ulurkan dengan ragu. Marvel menunggu hingga tangan mungil milik bocah dengan netra cyan itu menjabat tangan mungil miliknya.

"Aku Nevin.." sahut si netra cyan pelan tatkala tangannya menjabat tangan mungil milik Marvel. Ia menyunggingkan senyum canggung seraya menggaruk pipi kanannya.

Marvel tersenyum cerah, "haiii, Nevin jangan takut!" ia menepuk dadanya dengan bangga, "Marvel anak baik, kok! Bunda sendiri yang bilang begitu!"

Nevin tertegun sebentar, lalu mengangguk cepat, "hehehe, iya! Kata mama, aku juga anak baik!" sahutnya dengan sumringah.

Marvel mengangkat tangannya keatas, membuat satu tangan Nevin ikut terangkat juga, "horee! Kita sama sama anak baik!" ia meloncat loncat kecil, mengekspresikan kesenangannya.

Nevin mengangguk lagi, ia ikut melompat lompat, menyamakan dirinya dengan Marvel. Dirinya tertawa nyaring, Marvel adalah teman pertamanya di Taman Kanak Kanak ini.

Sudah lima hari semenjak Nevin pindah kesana, ia masih belum mendapatkan teman, untung saja Marvel mengajaknya berteman lebih dahulu.

"Nevin, Nevin!" Marvel yang sudah berhenti melompat pun menoleh cepat ke arah Nevin. Netra emerald indahnya itu kembali berbinar, membuatnya terlihat semakin menggemaskan.

Nevin yang masih belum mengalihkan pandangan dari Marvel hanya menggumam sebagai jawaban, tak luput dengan senyum tipis yang masih ia sunggingkan.

"Ayo jadi sahabat!" Marvel terkekeh, Nevin kembali mengangguk untuk yang ketiga kalinya.

Melihat Nevin yang mengangguk cepat sebagai jawaban, membuat Marvel kembali kegirangan.

Tangannya yang masih belum melepas tangan Nevin pun menarik bocah itu secara mendadak. Ia berlari kecil, menarik Nevin keluar ruangan.

"Ayo, main! Mumpung belum bel masuk!" sahutnya dengan semangat.

Nevin yang ditarik hanya bisa pasrah, dan mengikuti kemana Marvel akan membawanya.

Mereka bermain dengan gembira. Awalnya, mereka bermain ayunan berdua, namun Marvel hampir terjatuh, lalu mereka bermain jungkat jungkit bersama, tak lupa juga bermain perosotan berkali kali hingga bosan.

"Marvel! Main bola aja, yuk!" seru Nevin saat dirinya melihat bola yang memang disediakan dari pihak TK sendiri untuk murid murid di sana.

Marvel yang semula masih membersihkan tanah yang menempel di celananya lantaran mereka bermain hingga kotor pun mengangguk cepat, "yok!"

"Heh, ga boleh!"

Nevin menoleh ke belakang, tampak beberapa anak dengan tubuh yang lebih besar melayangkan tatapan sengit padanya.

𝑮𝒊𝒇𝒕 || 𝐃𝐮𝐨𝐰𝐢𝐛𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang