Satu Saja.

4 0 0
                                    

Masa SMP pada umumnya memang biasa saja pada saat itu. Untuk beradaptasi pada lingkungan yang bisa dibilang dari kalangan berada pun sangat sulit walau tidak semua yang seperti itu. 

Pada semester 1 pertengahan adanya satu perkataan yang membuat hatiku sakit dan untuk pertama kalinya dalam seumur hidup, aku menangis di depan banyak teman-temanku. Singkatnya, teman yang berada di atas levelku itu mengeluarkan kata yang menurutku sangat sensitif mengenai pekerjaan orang tuaku yang mungkin kebanyakan orang di luaran sana juga sama sepertiku. 

Bersyukur teman sekalasku lainnya membelaku. Lalu dia? dia dikucilkan teman sekelasku dan akhirnya selama satu semester dia main dengan kelas sebelah. 

Awal kelas tujuh disekolah itu aku baru pertama kali untuk merasa bahwa aku dicintai oleh seseorang yang taat akan agama, ramah dan juga mudah tersenyum. Dia menyatakan perasaannya padaku ketika aku sedang menginap di rumah salah satu temanku untuk suatu pekerjaan. Sebelumnya aku gak pernah merasakan rasanya dicintai oleh laki-laki karena selalu aku yang mencintai dan menyukainya. 

Dia berkata bahwa dia mencintaiku saat aku menangis ketika kejadian itu karena kita dulu satu kelas, lucu memang alesannya ketika dia bilang seperti itu. 

"Aku cuma mau sampein kalo aku suka sama kamu. Aku hanya menyampaikan perasaanku aja, gak mau ada langkah yang lebih lanjut lagi untuk kata pacaran. Aku minta maaf sebelumnya." kata lelaki itu

Tanpa mendengarkan jawabanku dia pergi meninggalkanku di kelas ketika aku sudah selesai piket kelas. Kalian tau rasanya diterbangkan tinggi setinggi-tingginya  lalu dijatuhkan sejatuh-jatuhnya? Iya itu aku pada waktu itu. 

Malamnya di text ku lewat Line menanyakan apa aku baik-baik saja? 

Kalau kalian jadi aku, kalian bakal bilang apa? 

Dengan bodohnya aku menjawab bahwa aku baik-baik saja yang sudah jelas aku sakit hati karena pertama kali merasakannya. "Iya aku baik-baik aja kok, aku juga gak begitu dengerin kamu tadi ngomong apa." 

"Yaudah, kalau begitu aku pamit dulu mau ngaji sama ayah." 

Kalian tau? jauh sebelum dia bilang suka padaku sekiranya sudah satu bulan lebih kita saling bertukar kabar dengan kata-kata yang manis dan penuh perhatian. Coba bayangin ketika perempuan yang hatinya masih polos mendapat perkataan dan perlakuan yang manis dari seorang laki-laki. Perempuan mana yang gak baper sama hal itu? 

kisahku dengannya hanya sampai situ, semenjak dia mengutarakan perasaannya kita sudah tidak bertukar kabar hingga kenaikan kelas. Tidak adanya moment yang indah untuk tingkat awal sekolah. 

Tidak ada lagi yang mengingatkaku untuk sholat tepat waktu, selalu tersenyum, berpikir positif dan juga sudah tidak ada lagi ucapan selamat tidur Nella....



Bukan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang