01. The Story of Me & You

33 8 20
                                    


• salam, Jenayya & Mark •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


• salam, Jenayya & Mark •

 🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿


"MARK LEE, LU DIMANA?! INI LHO UDAH JAM 7 MALAM KOK BELUM DATANG SIH!", decak seorang gadis dari sambungan telepon yang membuat pria di seberang sana tersenyum sembari mengendarai motor hitamnya. 

"sabar, Jen, i'm on my way"

"cepet ya, gw pesan green tea frappe dulu, lu suka kan?"

"yes! diingat juga ternyata", pria itu menurunkan kakinya untuk menahan motor miliknya yang sedang berhenti didepan lampu merah. Motor besar kesayangannya yang sering ia gunakan untuk mengantar-jemput Jenayya selama 3 tahun terakhir. 

"jelas lah, yaudah sana hati-hati di jalan", Jenayya tersenyum tipis.

"on my way, baby" 

"baby baby pala lu botak" 

Mark hanya berdeham mengejek, ia tau jelas gadis itu suka dipanggil demikian namun Jen aja yang terlalu gengsi mengekspresikannya, "aku tutup ya, udah lampu ijo, see ya" 

"Dih, apasih mark", Jenayya bermonolog pada dirinya sendiri seraya tangannya meletakkan ponsel di meja lalu ia berdiri menghampiri counter pemesanan. 

Dalam perjalanannya, Mark sempat singgah sebentar di toko buku tulis. Ia ingin membelikan Jenayya buku tulis yang belakangan ini masuk dalam wishlist nya. Entah, biasanya gadis lain hobi coklat, makanan, baju, dan semacamnya, sementara Jen tertarik pada alat tulis, seperti buku tulis, pulpen, stabilo, dan semacamnya yang serba aesthetic, katanya biar bisa semangat belajar. 

Suasana cafe hangat, tidak terlalu banyak orang yang berada di cafe itu membuat Jenayya merasa lebih tenang untuk belajar. 

Kring...

Sebuah bel diatas pintu cafe berbunyi menandakan ada pendatang baru yang masuk. Ya itu mark dengan jaket hitam beserta helm yang masih ia pegang, dan juga beberapa buku Ekonomi. Jenayya masuk ke jurusan bisnis, Mark juga ikut-ikutan. Katanya biar bisa menghasilkan banyak uang lalu membahagiakan keluarga kecil mereka nantinya di masa depan. Haish, ada-ada saja Mark. Ia sering mengatakan hal-hal seperti itu tanpa memikirkan dampak yang diakibatkannya kepada jantung orang lain. 

"udah lama nunggu?", tanya mark meletakkan jaketnya di kursi. Sembari menyesap green tea frappe yang telah disediakan oleh gadis di depannya. 

"banget", decih Jenayya, "udah ayo belajar ih ini udah jam setengah 8 tau ga, udah malam. Ga baik belajar terlalu malam", lanjutnya. 

Simple Things | Mark Lee [Oneshot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang