Misunderstanding.

611 44 4
                                    

Oneshoot Jaeyong
Sorry for typooo hehe.
.

Lee Taeyong, pemuda 26 tahun yang seharusnya sudah cukup umur untuk memulai hubungan yang serius, saat ini malah sedang asik bercinta dengan beberapa berkas yang menjadi teman kencannya setiap hari itu. Desakan dari orang tuanya hingga orang terdekat yang selalu bersamanya seakan angin lalu baginya.

Setiap kali seseorang membicarakan pernikahan dia akan diam tanpa minat atau pergi begitu saja hingga membuat sang lawan bicara sering menyimpan dendam padanya. Seulgi pikir -sepupunya- apa yang salah dari obrolan mereka, dia hanya ingin melihat Taeyong juga bersanding dipelaminan seperti Johnny dan Ten misalnya yang baru bulan lalu meresmikan pernikahannya.

Bukan sekali dua kali mereka para teman dari pemilik perusahan TY's Company itu menawarkan seorang gadis atau seme dominan yang jelas akan memuaskannya dan juga terjamin bisa membahagiakan sang CEO itu.

"Ayolah Tae, kali ini saja. Bertemulah dengan temanku, aku berjanji jika kau tidak tertarik padanya aku akan berhenti untuk memaksamu berkencan lagi."

"Aku tidak tertarik Ten." Jawaban datar dari Taeyong membuat Ten mengacak rambutnya frustasi.

Pasalnya sudah hampir lebih dari satu jam lamanya dia menawarkan beberapa seme kenalannya dan juga beberapa teman dari sang suami, Johnny. Tapi tanggapan dari sang sahabat yang hanya mendiaminya atau menjawab dengan tegas dengan penolakan membuat dia ingin menendang pantat sang sahabat itu.

"Baiklah sudah kusimpulkan," jeda sejenak untuk melihat respon dari sang sahabat yang tidak sama sekali tidak tertarik dengan ucapannya kemudia Ten melanjutkan, "kau masih mengharapkan Jaehyun."

Sukses, kali ini rencana Ten total berhasil. Ia menyunggikan senyumnya saat melihat respon dari sahabat masa SMA nya itu diam membisu menghentikan kegiatan tangan yang tak henti mengetik kata demi kata diatas keybord laptop yang berada di depan sang sahabat.

Tak bisa dipungkiri nama itu yang selalu Taeyong usahakan untuk ia lupakan selama 4 tahun ia masih bisa membuat denyut yang menyakitkan di dadanya. Menghela nafas panjang, mengatur emosinya Taeyong kembali untuk fokus pada apa yang ia kerjakan yang membuat Ten kembali mendengus.

"Teruskan saja seperti itu, berlari tapi tetap ditampat." Tak ada respon, Taeyong berusaha tak merespon apapun yang Ten bicarakan.

"Mau sampai kapan kau akan begini Tae?"

"Sampai kau mati sendiri ditemani kesepian sedangkan Jaeh_"

"DIAMLAH TEN JANGAN MENYEBUT NAMANYA!" Geram, Taeyong membalas perkataan Ten dengan bentakan.

"Tidak aku tidak akan diam sebelum kau menjawab pertanyaanku. Ku tanya sampai kapan kau akan begini?"

"Itu bukan urusanmu!"

"Kau bilang bukan urusanku? Kau itu sahabatku Taeyong, aku yang melihatmu bahagia karenanya dan aku juga yang melihatmu dijatuhkan olehnya! Aku berhak seperti ini padamu."

"Ku bilang ini bukan urusanmu!" Bentakan disertai gebrakan meja dari Taeyong membuat keduanya terdiam.

Yang terdengar saat ini hanyalah bunyi detik jam yang menjadi kedua saksi dua sahabat ini bertengkar pertama kali dengan nafas yang saling tersenggal dari keduanya yang menahan amarah.

"Baiklah, urus dirimu sendiri. Aku pergi." Ten yang pertama kali sadar dengan keterkejutannya akhirnya membuka suara. Memilih pergi dari ruangan sang sahabat dan meninggalkan Taeyong dalam kesendirian.

"M-maafkan aku.." lirih Taeyong, menjatuhkan diri pada kursinya dan setelahnya hanya terdengar isakan frustasi yang menyakitkan.

.
.
.

Incredible. (Jaeyong Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang