2nd Story

963 63 2
                                    

~ SUJEONG ~

If I say honestly

would my heavy heart become better?

After I confess everything

What if we become awkward?

....

Aku tak menyangka akan menjadi seperti ini. Perasaanku – yang tertanam jauh di lubuk hatiku – menjadi semakin besar. Sebesar daratan Asia yang ada di dunia ini. Aku tahu ini berlebihan. Namun tak dapat kupungkiri jika perasaanku padanya menjadi semakin dalam.

Kim Taehyung.

Laki-laki yang terkenal dengan kelakuannya yang tak biasa itu, entah apa yang membuatku jatuh pada pesonanya. Mungkinkah karena tingkah anehnya yang baru saja kusebutkan? Atau karena tampangnya yang tak bisa dibilang rata-rata – aku tak bilang wajahnya di bawah rata-rata – bagiku?

“Mungkin karena dia selalu ada untukmu makanya kau menyukainya.”

Itulah yang dikatakan salah satu temanku saat aku menceritakan tentang isi hatiku.

Ya, dia memang selalu ada untukku selama ini. Semenjak aku belum bisa berbicara dia sudah ada di sampingku. Aku dan dia berteman... ani, kami bersahabat dari kecil. Bahkan rumahnya berada di samping rumahku dengan jendela kamar kami yang berhadapan.

Namun justru itu yang membuatku takut.

Kami terlalu dekat, kami sudah terlalu mengerti satu sama lain tanpa harus menjalani hubungan lebih dari sahabat. Bukankah dia menyayangiku – walau sebagai sahabat? Aku hanya tak ingin rasa sayangnya menghilang jika dia tahu perasaanku.

Aku takut semuanya berubah menjadi sesuatu yang tak kuharapkan.

“SUJEONG-AH!”

Apakah perasaanku memang terlalu dalam hingga aku bisa mendengar suaranya saat ini? Apa aku terlalu sering membayangkannya hingga berhalusinasi seperti ini?

“YA! RYU SUJEONG! BUKA JENDELAMU!”

Sujeong bodoh! Ini bukan halusinasi. Itu benar-benar suaranya. Aku tahu, Ia pasti sedang duduk di pinggiran jendela kamarnya sambil berteriak di depan jendela kamarku. Ya, dia memang aneh.

Dan benar saja. Ia sudah bertengger di tepian jendelanya dengan cengiran khasnya itu.

“Apa?” balasku dengan suara serak.

Ya! Ada apa dengan suaramu itu? Kau sedang sakit tenggorokan, eoh?”

Suaraku? Aku baru menyadarinya. Inilah akibat dari perbuatanku semalam. Menangisinya yang sedang dekat dengan seorang gadis di sekolah. Benar-benar menyedihkan.

Heuh... Taehyung-ah, kumohon jangan seperti ini. Jangan memperhatikanku seperti itu. Tingkahmu hanya akan membuatku semakin berharap. Aku tak mau salah mengartikan perlakuanmu padaku.

“Kenapa diam saja? Neo appo? Ah, tunggu disitu! Aku akan ke rumahmu.”

Setelah mengatakan itu, Ia pergi.

.

.

“Sujeong-ah, gwaenchanha?”

Tanpa membalikkan tubuhku pun aku tahu dialah yang baru saja mengatakan itu. Aku bahkan bisa mendengar suara pintu kamarku yang terbuka tadi.

Appo?” tanyanya begitu sampai di hadapanku.

Tanpa kusadari kepalaku bergerak ke atas dan ke bawah.

Eodi appo?”

Air mataku tiba-tiba saja bergulir saat merasakan telapak tangannya di pipiku.

Ya! Kenapa menangis? Apa begitu sakit? Uljimma...”

Kenapa kau begitu memperhatikanku? Sungguh, aku tak ingin semakin sakit dengan sikapmu yang seperti ini.

Yaaa... sudah kubilang berhenti menangis.”

Segera kuhapus sisa-sisa air mataku yang masih mengaliri pipiku. Perlahan kulangkahkan kakiku menjauhinya. Kubaringkan tubuhku di atas ranjang dan menutup seluruhnya dengan selimutku.

“Kau ini kenapa sebenarnya?”

“Pulanglah.. aku sedang tak ingin berbicara padamu,” ucapku pelan.

Sejenak hening. Tak ada pergerakan di sekitarku hingga dapat kudengar suara pintu yang terbuka lalu tertutup perlahan.

Mianhe, Taehyung-ah. Lebih baik memang kusimpan sendiri perasaan ini tanpa harus kau ketahui. Aku tak ingin hubungan kita menjadi canggung hanya karena perasaanku yang tak bisa kukendalikan ini.

Mian.

LOVELYZ'S STORY ~

✅ Lovelyz's Story: Hi~ | LOVELYZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang