Pagi ini tidak banyak yang menarik, seperti biasa. Pemuda berkacamata bulat sedang melayani pembeli yang memiliki pesanan yang dapat ditulis sepanjang rel kereta. Pakai atau tidak. Sebanyak apa. Seberapa sendok. Membuat antrian yang panjang. Kadang ia berpikir kenapa orang orang tetap mau membeli kopi ditempat seperti ini.
Ketika pembeli itu sudah selesai dengan pesanannya dengan akhir hanya membeli tiga gelas kopi. Meskipun begitu sang pemuda tidak protes. Justru ia lebih kasihan kepada pembeli lainnya yang nengantri panjang dan lamanya hanya untuk membeli kopi pagi mereka sebelum memulai aktivitas. Mereka tidak akan terlambat gitu?
Setelah selang beberapa pembeli, seorang pembeli lainnya yang mengenakan pakaian serba hitam mulai memesan "Seperti biasa" ia ucapkan sembari mengedipkan matanya. Pemuda yang sedang bagian bekerja merasakan hangat di wajahnya.
Pemuda itu hanya membalas "Kau datang lagi." sambil menuliskan pesanannya. Sang pembeli terkekeh sebentar "Memangnya tidak boleh?"
Ini sudah ke enam kalinya minggu ini pembeli berpakaian serba hitam itu datang ke cafe kopi pemuda ini. Pemuda itu menggeleng kecil "Tidak, hanya saja, apakah lima kopi berturut turut dalam seminggu tidak kebanyakan?" tanya nya basa basi.
"Aku tidak pernah cukup dalam berbagai hal, bahkan pada dirimu" pembeli itu lagi lagi menggoda sang pemuda.
"Hentikan, Malfoy" ucap sang pemuda. Ia merasakan panas di wajahnya. Pemuda itu yakin wajahnya sangat merah saat ini.
Pembeli bernama Malfoy lagi lagi terkekeh melihat reaksi pemuda berkacamata. Setelah beberapa saat. Pesannya telah selesai.
Pemuda itu memberikan pesanannya kepada Malfoy. Malfoy mengambilnya—yang tentu saja sudah membayarnya terlebih dahulu dan berterima kasih.
Draco duduk di kursi kosong dekat jendela yang menghadap langsung kepada jalanan. Seperti biasa. Meminum kopinya pelan pelan sembari melihat jalanan yang mulai ramai pagi ini. Pemuda berkacamata tadi hanya melihatinya sebentar. Mungkin dia anak orang kaya sehingga tidak perlu terburu buru untuk meninggalkan tempat ini untuk bekerja. Batin Harry
"Kau harus memberikannya kesempatan, Harry." Teman pemuda yang bernama Harry itu memberi saran. Harry hampir terkejut dengan ucapannya yang tiba tiba.
Sambil melayani pembeli, Harry menjawab rekan kerjanya itu "Kenapa aku harus? Aku tidak terlalu tertarik kepada seorang pria."
"Bohong, jika kau memang tidak tertarik. Lantas kenapa wajahmu itu selalu memerah jika sedang melayani dia?" Rekan kerjanya mencubit pipi Harry. Wajah Harry menjadi sedikit pink.
"Hentikan, Cedric. Kau tahu aku sedang tidak ingin dalam sebuah hubungan saat ini." Harry mengelak kenyataan. Rekan kerjanya yang bernama Cedric itu mengerutkan wajahnya. Tentu saja. Setelah kejadian 'itu' Harry trauma untuk berkencan lagi.
"Setidaknya berikan dia nomermu? Dia datang kesini hampir setiap hari dari pertama kali dia menginjakkan kaki disini." Saran Cedric. Harry hanya menghela nafas "Akan aku pikirkan." ujarnya sebagai akhir obrolan mereka. Harry tetap sibuk melayani pembeli.
Setelah matahari mulai beranjak terik. Kini gantian Cedric dan rekan kerja teman lainnya yang melayani pembeli.
Harry sedang senggang. Dan Draco masih duduk disana. Mereke berdua saling memperhatikan satu sama lain sejak tadi pagi. Harry memutuskan untuk menghampirinya.
Draco tampak sedikit panik melihat Harry berjalan ke arahnya. Ia rasa karena Draco memperhatikan Harry terlalu banyak. Harry duduk didepannya.
"Maaf, apa aku terlalu banyak memperhatikanmu?" Ujarnya seketika Harry duduk "Apa? Aku tidak tahu." Baru saja duduk. Pipi Harry terasa memanas lagi dengan kata 'terlalu banyak memperhatikanmu' itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/272233746-288-k841902.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet
Short StoryKumpulun one-shoot Drarry/DMHP ga jelas Disclaimer Segala Karakter didalamnya merupakan milik J.K. Rowling Saya cuman buat ceritanya saja Enjoy!