Terimakasih ibu

17 1 0
                                    

Nak, gimana kuliahmu sekarang ? Kalo mau berhenti,  ngak apa - apa jangan di lanjut, ibu juga gak berharap kamu harus bergelar, ibu cuman ingin kamu jadi manusia yang penuh kesadaran dan berwawasan luas. Tapi kalo mau lanjut,  ya dilanjutkan,  insyaalah ibu masih sanggup untuk bayarnya. Untuk biaya sehari - hari ibu ada dari gajin pensiunan bapak. Jadilah anak yang bisa mengarungi kehidupan ya,  nak,  agar kamu bisa jaga diri kamu, jaga ibu,  jaga adikmu yang satu - satunya ini.

" Nasihat ibu saat masih sehat "

Kalimat yang keluar dari Ibu memang selalu meneduhkan, selalu dapat menimpa api yang bergejolak di dalam dadaku ini. Pada akhirnya aku sangat merasa bersalah, setelah merasa sudah mengetahui kecurangan yang ada di dunia ini, aku seolah memilih jalan yang kabur berbeda seperti kebanyakan orang-orang. sejak masih menjadi anak Sma, aku menjadi satu-satunya anak yang liar. Benar, liar bagiku adalah memiliki pemikiran yang tidak biasa, berani menyatakan kebenaran dan juga bangkit melawan ketertindasan. Oleh karena itu Sejak Sma aku sering bertengkar dengan kawan sebaya, baik senior ataupun junior di Sma, bertengkar dengan guru karena beberapa kekeliruan yang mereka perlihatkan. Pada akhirnya Ibu yang selalu datang menghadap di ruangan BK, aku hanya diam di luar menunggu hasil persidangan guru dan ibuku itu. Aku memiliki alasan jika berkelahi ataupun beradu argumen dengan para guru yang tak perlu untuk di gugu itu. Hingga aku tidak pernah takut pada hukuman, sekalipun harus di keluarkan.  Biasanya ibu akan mengajaku ke kantin sekolah jika sudah di panggil oleh guru BK. Ibu akan mentraktirku membeli batagor kesukaanya. Aku tidak malu ditemani makan dengan orang tua di sekolah, walaupun umurku sudah menginjal 17 tahun. Anak-anak satu angkatan denganku sudah tidak asing lagi melihat kejadian seperti ini,  apalagi teman sekelas, mereka pasti akan ikut makan satu meja denganku. Selesai makan, ibu akan menasihati aku dengan nada lembutnya.

" lagi-lagi kamu berani yah, kayaknya dulu ibu beri nama kamu Zihad itu, sesuai dengan watak kamu sekarang. Tadi ibu di peringati oleh guru BK, katanya ibu harus lebih mengawasi pendidikan moral kamu di rumah. Tapi ibu jawab alasan kenapa anak ibu berkelahi dengan temannya itu hasil didikan ibu di rumah. Bantu yang lemah, berani bicara salah pada yang salah. Karena itu yang menindas dan gak terima,  resikonya ya yang membela akan di teror. "

Aku akan tersenyum lebar jika ibu menceritakan debat dengan para gur BK di ruangannya.  Karena tidak pernah marah, ia akan membelaku dengan kebenaran nuraninya.

Aku termasuk anak yang di bebaskan memilih. Akan seperti apa aku sekarang dan nanti. Sejak kecil aku hanya memiliki seorang Ibu, aku tidak pernah melihat langsung seperti apa ayahku yang pemberani menurut cerita ibu, begitupun Ara adik lelaki satu-satunya yang ku miliki.

Setelah lulus Sma aku di tawari untuk melanjutkan kuliah. Saat itu ibu memiliki alasan untuk mendorongku melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi,  termasuk aku sendiri, sama seperti ibu memiliki alasan untuk meneruskan sekolah.

Hasil dari pemikiran liarku dari dulu,  tanpa sadar aku mulai sadar terhadap politik,  pikiran-pikiran liar itu hasil dari membaca beberapa buku yang ada di lemari rumah. Buku-buku karya Pramoedya,  Nietzche,  Jean paul sartre, tan malaka,  soe hok gie,  Albert Camus, Soekarno, Ws rendra dan lainya. Aku baca saat usiaku masih 14 tahun. Mungkin selain didikan dari ibu, buku-buku yang sempat aku baca sangat besar mempengaruhi pandanganku terhadap kehidupan.

Saat itu aku melanjutkan kuliah di perguran tinggi Swasta,  mengambil jurusan Agribisnis, Pertanian. Aku mengambil jurusan itu bukan tanpa sebab, alasan kuat yang mendorongku adalah, sektor pertanian adalah sektor ekonomi dan kebutuhan yang sangat kompleks permasalahannya,  dan para petani haruslah lebih sejahtera. Alasan itulah yang mendorongku untuk masuk jurusan tersebut.  Al hasil kuliahku terganggu dan benar saja, aku lebih konsentrasi terhadap kasus - kasus yang menindas sektor pertanian,  selain sering melakukan demonstrasi.

Semester 4 aku mulai kendor berkegiatan di dalam kampus, aku mendirikan sebuah runag perpustakaan kecil di kampung halaman. Pandanganku terhadap lingkungan dan kemanusiaan semakin terbuka lebar. Keinginan untuk mengabdi di tengah riuhnya masyarakat menjadi semakin membara. Disitulah kebimbanganku untuk berhenti melanjutkan kuliah.

Ini memang kesalahanku memilih jalan yang lebih rumit,  namun tidak aku sesali. Ibu tidak merasa keberatan atas uangnya yang terbuang sia - sia.

Mulai dari sana lah aku banyak melakukan sebuah perjalanan tanpa alasan, mencari jati diri dan penarasan terhadap dunia lain di sebrang sana.
Begitu banyak tempat yang ku jelajahi,  gunung-gunung tinggi dan tebing yang curam,  sampai akhirnya aku lupa.

Aku memiliki rumah untuk pulang, memiliki sebuah perpustakaan kecil untuk di hidupi, adik laki-laki yang perlu di bimbing,  dan ibu yang seharusnya aku rawat.

Ibu pergi ke zannah tanpa aku ketahui, sungguh bebal aku benci pada diriku sendiri, setelah 5 bulan ibu tiada aku baru mengetahuinya. Saat itu perjalan yang aku banggakan untuk menemukan jadi diri hanya mainan anak-anak yang ingin eksis saja. Itulah yang aku senangi dan jalani tapi melupakan sosok pengasih yang ada di dunia ini.  Aku merasa sangat sombong dan sama seperti para koruptor.

Meninggalkan ibu yang sedang sakit tanpa menanyakan keadaannya tanpa ada di sebelahnya,  pergi jauh hanya untuk kesenangan tanpa pernah mendoaakan.

Akulah anak durhaka itu. Yang sombong dan tan dapat di percaya.

Terimakasih ibu,  sampai saat ini aku menjadi orang yang baik karenamu.

Semoga engkau ada di surga sana bersama ayah yang pemberani.

Anakmu disini akan membuktikan bahwa dunia tidak semuanya kotor.

Maaf ibu, aku menjadi beban yang tak menghargaimu,  maaf juga Ara, kakamu ini memberi beban besar padamu.

Maaf ibu, aku menjadi beban yang tak menghargaimu,  maaf juga Ara, kakamu ini memberi beban besar padamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BERJALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang