kencan dadakan

361 22 0
                                    

Rafka POV

Kulajukan mobilku dengan kecepatan sedang , mengingat apa yg tadi Ghea katakan terserah mau kemana kan ? . Menempuh perjalan sekitar 10 menit hingga kini tibalah mobil ku didepan gerbang polres Palembang , tempatku bekerja dan juga tinggal tentunya . Aku memang memiliki rumah , tapi tak ayal juga aku sering menginap di asrama polres ini .

Tepukan pelan kurasakan dilengan kiriku , yg tak perlu ditanya lagi siapa sang pelaku pastilah gadis disebelah ku ini . Kualihkan pandangan kaarahnya yg menatap tak percaya kearahku . Alisku menukik seolah bertanya kenapa ? Padanya yg kini telah berekspresi terkejutnya .

" Kok ke kantor polisi ". Tanyanya

" Emang nya kenapa ?". Balasku sambil mempertahankan pandangan kedepan dengan memutar stir berbelok kebelokam polres .

" Mau ngapain coba kekantor polisi . Kamu mau kerja ? , Ngomong dong jadi gak usah ikut keacaranya Devan tadi ". Cerocosnya yg membuatku gemas sendiri .

" Ini hari Minggu aku libur ".

" Terus kenapa kesini , aih rafka pulang aja ayok ". Rengeknya , ada apa dengannya ? Bukan kah dia yg bilang jika terserah mau kemana saja ? Aneh sekali .

" Kenapa ? Kayak punya dendam aja sama kantor polisi ". Ujarku sambil membuka kaca mobil ku sedikit untuk menyapa letting ku yg piket hari ini .

" Wess siapa tuh ". Ujar oji , adik tingkatku .

" Calon ye bang ". Timpal rival .

Kualihkan pandangan kearah Ghea kembali , yg kini telah memejamkan matanya karena godaan dari adik adik asuh tak berakhlak ini .

" Doain aja ". Balasku . Lalu kembali melajukan mobil untuk masuk lebih dalam ke lingkungan polres ini . Hingga kini kuberhentikan mobil didepan lapangan battalyon polres ini . Beranjak dari dalam mobil lalu menuntun kakiku kearah sebelah pintu samping mobil . Membukakan perlahan hingga nampak lah kini Ghea dengan wajah cemberut nya .

Kadang aku selalu tak ingin bermasalah dengan yg namanya perempuan . Karena menurutku sangat aneh dan selalu para lelaki yg salah . Padahal tadi dia sendiri yg mengatakan " gak tau mau kemana terserah kamu aja ". Giliran diajak ketempat yg menurutku asik dia malah minta pulang .

"Om aditt ". Teriakan dari arah belakang mobil mengalihkan perhatian kami berdua .

Nampak disana gadis kecil sekitar berumur 6 tahun menghampiriku , aiza anak dari komandan dipolres ini . Perlahan kutundukan badanku untuk mensejajarkan tinggi dengan gadis kecil ini . Dipeluknya perlahan badan kekarku dengan tangan mungil nya kubals dengan usapan pelan dipucuk kepalanya yg kini telah dikuncir kuda .

" Om Adit jarang kesini ". Ujarnya sambil bersedekah didada dan bibir yg dimajukannya . Sangat menggemaskan sekali Aliza ini sanhat berbeda dari watak sang ayah yg terkesan memiliki sifat sangar.

Kuusap perlahan pucuk kepalanya hingga kuncirannya sedikit berantakan .

" Ihh Om Adit gak boleh nanti marah Buna tau ". Ucap gadis kecil itu .

" Kamu bilang kangen aja sudah ya za , sini sini om tau kamu kangen om ". Jawabku sambil kembali merengkuh tubuh mungil itu . Kurasakan ia melingkarkan tangan mungilnya dileher ku lalu menangkupkan pucuk kepalanya dibahu tegapku . Kuusap sayang punggung gadis kecil ini .

" Kenap hm ? , Aliza sedih ?". Tanyaku .

" hm masa om oji gak mau pacaran sama Tante Jeje ". Jawabnya . Tawa keras keluar dari mulutku hingga tubuhpun ikut bergetar karena menahan tawa karena celotehan gadis ini .

Bagaiman oji mau berpacaran dengan Jeje , karena yg kutau oji sudah bertunangan dan sebentar lagi melepas masa dinasnya . Jeje , pengasuh Aliza yg memang sedari dulu sangat mengagumi sosok oji yg penyayang dan juga lemah lembut terhadap perempuan .

Sang Perwira Untuk Ghea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang