1. MPLS

4 1 0
                                    

"NAH SEKARANG, SEMUANYA KUMPUL DI LAPANGAN BASKET, YA! TELAT DARI 3 MENIT ADA HUKUMANNYA." Teriak kakak kelas pakai toa', padahal sudah pakai toa' kenapa harus teriak lagi? Bikin capek diri sendiri aja.

"Woi, Lix. Buruan atuh, gue dari tadi megangin tas lu, pegel."

"Ya, sabar. Resleting gue belum ke kancing ini."

"Iya, buruan, lix. Panas disini."

"Cepetan, ntar kena marah osisnya."

Yap, mereka berempat lagi kumpul di kamar mandi sekolah, gara-gara nungguin si Felix buang air kecil.

Buat yang nanya, 'Kenapa ga ditinggal aja si Felix?'. Masalah cuma Felix yang tau denah sekolah, jadi mereka akhirnya pada buntutin.

"Udah?" Hyunjin yang tinggi menatap Felix dari belakang.

"Udah, tenang aja. Ga bakal turun lagi ini resleting." Ucap Felix percaya diri sambil menepuk - nepuk resleting celana abu - abunya.

"Gitu geh dari tadi, panas anjir." Jisung buru - buru keluar dari WC yang sumpek itu.

"Lagian lu kenapa milih WC disini? Perasaan ini sekolah gede, pasti WC-nya banyak." Tanya Seungmin, udah ga tahan dia sama bau apek WC yang satu itu.

"Ah, banyak protes lu. Gue tinggal nih." Tanpa sadar semua teman - temannya sudah pergi menjauh ke arah lapangan basket.

Sesampainya di lapangan basket, semua peserta MPLS telah berbaris sesuai ketentuan yang diberikan.

"Eh, ini kita dimana barisnya?" Jisung berjinjit, mencari seseorang yang dikenal untuk ditanyai.

"Aduh, ga tau gue juga."

Semua siswa baris dengan rapi, cuma mereka berempat aja yang bergerombol di ujung lapangan basket.

"WOI! ITU YANG DI UJUNG, MAU MAIN ENGKLEK APA?"

"Aduh, kan kena oceh." Seungmin mengusap wajahnya, meratapi kenyataan.

"Kami, kak?" Felix dengan polosnya menunjuk diri sendiri.

"YA IYALAH KALIAN, EMANG SIAPA KALI YANG DI UJUNG LAPANGAN?"

"Lah itu pramubakti juga di ujung lapangan, kak." Jisung menunjuk pramubakti yang sedang memungut sampah dedaunan di ujung lapangan.

"LAH IYA JUGA, TAPI YANG MAU MPLS SIAPA? KALIAN KAN?"

"Iya, kak." Sahut Seungmin.

"YA MAJU SINI, BARIS."

"Tapi kami ga tau mau baris dimana, kak." Jawab Hyunjin santai.

"MAKANYA TADI JANGAN TELAT, UDAH SANA BIKIN BARISAN SENDIRI DI UJUNG."

Mereka mengangguk paham, lalu melakukan perintah ketua osis.

"Anjirlah, lu sih kelamaan di WC." Jisung menunduk, malu dilihat semua orang.

Pelaku penyebab mereka telat cuma menyengir, memasang wajah tanpa dosa.

TBC

18.08.2021

Kala Itu ft. Felix LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang