3

1.5K 206 20
                                    


Utahime terbangun dengan napas terengah-engah, keringat dingin menutupi wajah dan seluruh tubuhnya.

Sebuah mimpi... mimpi buruk...

Dia bergidik, mengingat energi jahat yang mengancam akan menguasai dirinya. Apakah itu imajinasinya? Atau apakah Gojo selalu benar-benar menakutkan seperti itu ? Dia tahu pria itu kuat dan bagaimana beberapa orang bahkan takut akan energi terkutuk yang dimilikinya, tetapi Utahime hanya bisa melihatnya sebagai anak lelaki yang walau sudah besar tetapi masih suka membuatnya gila.

Utahime duduk dari tempat tidur, memeluk dirinya erat-erat saat dia mulai gemetar.

Semua baik-baik saja. Hanya mimpi.

Pintu kasa di sampingnya terbuka dan dia menoleh, wajahnya sedikit pucat ketika dia melihat Gojo mengenakan pakaian tradisional dari mimpi buruknya. Ada senyum senang di wajahnya.

"Kamu sudah bangun!"

"Gojo," dia menyebut namanya dengan kaget.

Ini pasti mimpi... kan?

"Kau sudah tidur selama dua hari, Utahime," kata Gojo dengan nada merengek di suaranya. Dia duduk di samping Utahime, mengulurkan tangannya untuk meletakkannya di kepala sang gadis.

Utahime refleks tersentak, membuat Gojo berhenti dan menatapnya dengan tatapan melunak, penyesalan jelas di wajahnya. Gerakan pria itu lambat dan dan sangat berhati-hati kali ini, berusaha untuk tidak mengejutkannya lebih jauh saat dia mengulurkan tangan untuk menangkup pipi Utahime.

"Aku minta maaf tentang apa yang terjadi sebelumnya. Utahime"

"K-Kamu," suara Utahime sedikit bergetar, membuat Gojo frustrasi, dan langsung melepaskan tangannya darinya. Memaksa dirinya untuk agar tenang, Utahime berdeham. "Jelaskan apa yang terjadi."

"Hm?"

Utahime melotot marah padanya. "Apa semua itu dari sebelumnya? Mengapa kau menyerang aku seperti itu? Dan apa yang kamu pakai? Apakah tadi benar-benar Geto-?"

Gojo meletakkan jari di bibirnya, membungkamnya. "Tenang. Jika kau memaksakan diri, kau akan pingsan lagi. "

Utahime mendorong jari Gojo darinya. "Kaulah alasan kenapa aku pingsan, bodoh! Kamu-eep!"

Gojo dengan paksa mendorongnya ke tempat tidur, membuatnya terdiam. Tangan pria itu mencengkeram pergelangan tangannya dengan kuat, menahannya sementara tubuhnya berada di atasnya, dengan halus menunjukkan betapa tak berdayanya dia di depan Gojo. Mata biru pria itu bersinar dan untuk sesaat, Utahime terpesona oleh bintik-bintik cahaya di dalamnya... dan bagaimana mereka tampak sedikit gelap karena kesedihan.

"Apakah kamu tenang sekarang?"

Utahime menahan keinginan untuk menyerang lagi. Jelas bahwa tindakan itu tidak membuahkan apa-apa. Sebaliknya, dia memaksakan harga dirinya yang terluka dan hanya memasang muka cemberut.

Gojo menyeringai melihat reaksinya. "Bagus."

Pria itu tertawa ketika Utahime mulai meronta-ronta di bawahnya dengan marah. "Dasar kecil-."

"Utahime, aku tidak pernah kecil jika dibandingkan denganmu." Gojo menggoda. Dia mengabaikan protes Utahime dan mulai memeluk tubuh gadis itu erat dan membawanya ke pangkuannya. Dia mendesah puas saat dia memeluk tubuh sang gadis dari belakang.

"G-Gojo!" rona merah langsung menodai pipi Utahime, matanya melebar ngeri dan malu. Apa-Gojo tidak pernah melakukan hal seperti ini!! "A-Apa yang kamu-?"

Gojo menyandarkan kepalanya ke bahunya dan Utahime mendengar tawa pria itu sebelum dia berbicara. "Ya Tuhan, kau masih sama."

"A-Apa yang kamu bicarakan?" Utahime menggeliat sedikit, tapi cengkeraman Gojo begitu erat. Yang ada malah pria itu menariknya lebih dekat ke arahnya. "Gojo!"

Kesempatan Kedua // GojoHimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang