Flower Boy

Prologue

         Semua baik-baik saja saat itu, memang kesukaanku terhadap bunga hanyalah rasa biasa tidak seperti obsesi, hari demi hari aku merawat mereka sepenuh hati. Rasanya senang melihat bunga juga tumbuhan lain hidup subur, rasanya seperti melihat keseimbangan dalam dunia.

         Aku selalu berpikir apakah dunia ini bisa hidup berdampingan dengan alam, manusia tidak serakah akan kebutuhan hidupnya dan merawat alam dengan baik? Apakah bumi di masa depan masih layak menjadi tempat tinggal manusia? Rasanya tidak mungkin karena sekarang saja hutan maupun bukit sudah penuh dengan pemukiman untuk ditempat tinggali oleh manusia. Menurutku apa tidak bisa manusia memikirkan kehidupan untuk masa depan nanti, kehidupan anak, cucu, dan cicit-cicitnya. Walaupun beberapa sudah mencoba melestarikan tetapi jika semuanya tidak bekerja sama sulit untuk mewujudkannya. Setiap tahun rasanya semakin sulit mendapatkan udara segar. Apakah nanti kami harus membayar untuk udara segar? Seperti yang ada di dalam film, aku harap hal itu tidak terjadi.

         Tapi rasanya bumi akan pulih dengan berbagai cara bukan, seperti dalam mimpiku. Yap, sudah beberapa minggu ini aku bermimpi, bumi yang ada di mimpiku sangat indah. Walaupun tidak bermimpi setiap hari tetapi dalam satu minggu mimpi itu selalu muncul dan terus berulang mimpi yang sama. Awalnya aku merasa baik-baik saja tapi semakin lama ada perasaan aneh yang membuncah yang aku tahan. Rasanya perasaan ini sudah lama terpendam dan ingin kusampaikan. Aku pun mulai penasaran dengan mimpi itu dan teman-temanku merasa aku sedikit berubah, katanya aku posesif terhadap “mereka”. Bukan mereka dalam arti teman-temanku tetapi tumbuhan. Terkada aku merasa sedikit marah atau menunjukkan perilaku buruk jika tumbuhan dirusak layaknya seseorang yang mempunyai tempramen yang buruk. Aneh. Sangat aneh. Karena aku tidak merasa melakukan perbuatan itu. Seperti ada seseorang yang lain dalam diriku. Aku merasa denial untuk waktu yang lama sehingga pada suatu malam yang aneh ‘suatu hal’ itu terjadi. Hari demi hari masalah ini semakin rumit dan sulit dijelaskan.

         Aku mulai menyelidiki diriku sendiri, aku merasa tubuhku semakin aneh bukan semakin membaik saat aku diberi pengobatan oleh kedua orang tuaku, katanya seperti orang lain dibeberapa saat tertentu. Aku menuruti kedua orang tuaku juga mendapatkan dukungan dari teman juga sahabatku. Entatahlah apa aku bisa melalui ini semua dan meyelesaikannya atau tidak. Aku hanya ingin hidup tenang dan damai.

- addthemin -
To be continue...
Before i say something else, I wanna say sorry if the prolog not good cuz i still learn how make the story. So, mohon dimaklumi.

And for the last but not least. Let's vote my project for appreciation because have done make this story.

Love♡.