⁰⁵ Go Away

144 10 5
                                    

Maybe, not most best story' in wattpad.
But, I hope you always in here ♡

But, I hope you always in here ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|

|

|

“Kesalahan besar apa yang sudah aku perbuat sampai kamu pergi begitu jauh dariku? Kembalilah, aku masih terlalu lemah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kesalahan besar apa yang sudah aku perbuat sampai kamu pergi begitu jauh dariku? Kembalilah, aku masih terlalu lemah. Kamu masih harus menjagaku.”

- Na Jaemin -

Jaemin mengusapkan handuk kecilnya di rambutnya. Ia baru saja selesai mandi dan rambutnya basah karena baru saja keramas. Malam yang semakin larut, membuatnya sedikit menggigil.

Hatinya berkata, ia menyesal mandi di malam hari jika tahu endingnya ia akan kedinginan saat ini. Tidak ingin terus kedinginan, Jaemin turun ke lantai satu untuk membuat secangkir Americano Coffe. Jika Jeno berada disampingnya, sudah dipastikan laki-laki itu akan marah padanya karena sudah terlalu banyak meminum Coffe.

Seharian ini, Jeno, Siyeon, dan dirinya menghabiskan waktu sore di salah satu tempat dimana terdapat area untuk ice skating. Hari ini untuk pertama kalinya, Jaemin belajar skating. Yang ternyata jauh lebih sulit jika dibandingkan dengan menyetir mobil.

Duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Jaemin tersenyum tipis kala melihat potret fotonya bersama Jeno yang ia gunakan sebagai wallpaper di handphone nya.

"Kak ...."

Jaemin menatap penuh tanya kala Jisung menyebut namanya. Adiknya itu lalu duduk di sofa yang letaknya di samping Jaemin tanpa persetujuan lebih dulu.

"Papa dan Mama kapan gak egois ya? Kita anak mereka. Tapi, prioritas utama mereka bukan kita." ucap Jisung terdengar menyedihkan.

Ia duduk bersandar pada sofa dengan wajah menghadap atap-atap rumah. Matanya terpejam, bohong rasanya jika Jisung tidak merindukan kedua orangtuanya. Tapi, menangis bukan pilihan yang tepat karena sekeras apapun tangisan yang dikeluarkan. Kedua orangtuanya tidak akan dengan mudahnya kembali.

LIMERENCE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang