Satu... dua... tiga...
Terpejam mata itu lagi.
Kebisingan yang dia rasakan beberapa lalu mulai senyap, sepi. Dia terlelap. Tidur dalam balutan mimpi yang gelap.
"Ma... Geyama... Yama... Kageyama!"
Sayup-sayup suara melengking terdengar. Awalnya lengkingan itu hanya samar, namun getaran gelombang suara perlahan membesar, membuat penging.
Mata yang tadi baru saja terpejam terbuka lagi. Netranya sedikit memerah karena dia baru saja dipaksa terbangun dari tidurnya.
"Kau tertidur ya?"
Kageyama mengucek matanya. Memfokuskan pengelihatannya pada sosok oranye dihadapannya. Sosok itu tersenyum lebar dan ceria.
Tanpa membalas pertanyaan sosok oranye itu, Kageyama bangkit dari kursi tempat duduknya. Tanpa sepatah kata dan dengan cemberut permanennya dia keluar dari ruang kelas.
Dengan wajah kesal, sosok oranye itu mengekor. Dia memang tidak suka akan perlakukan dingin Kageyama. Tetapi, dia tidak akan menyerah begitu saja.
"Bisakah kau sedikit ramah Kageyama-kun?"
Kageyama tak menjawab. Dia tetap berjalan begitu saja seperti robot dan mengabaikan setiap ocehan lelaki pendek dibelakangnya.
"Kageyama-kun, berhenti mengabaikanku! setidaknya kau berterimakasih karena aku membangunkanmu tadi!" alis lelaki pendek itu menukik. Langkahnya menjadi tak santai. Dia jelas sekali semakin kesal akan perlakuan dingin itu.
Tiba-tiba, pemuda yang dipanggil Kageyama itu berhenti. Dia berbalik, menatap tajam lelaki oranye itu dan berkata,
"Terimakasih Hinata."
Pemuda oranye pendek bernama Hinata tersenyum lebar. "Sama-sama."
Menghela, Kageyama kembali berbalik, melanjutkan jalannya. Dan Hinata kembali mengikutinya. Meskipun lelaki itu kini mengikuti dengan senyum lebar dan hanya diam saja.
"Bisakah..." lagi-lagi, Kageyama berhenti.
Hinata menatapnya dengan kepala dimiringkan.
"Bisakah kau berhenti mengikutiku Boke?" tanyanya dengan nada memberat.
"Tidak bisa!" Bersidekap, Hinata menggeleng-geleng tak setuju.
Pemuda suram itu menghela, wajahnya terlihat kesal dengan aura menyeramkan. "Kenapa?"
Hinata dengan pose menopang dagunya, memejamkan mata dan kemudian menunjuk wajah Kageyama dengan telunjuknya.
"Kau sudah bolos latihan selama seminggu Kageyama-kun," ucapnya dengan jari telunjuk mengacung.
Kageyama memutar matanya tak tertarik. Dia kembali berjalan mengabaikan. "Pergilah, aku akan datang jika mood-ku baik."
Hinata, pemuda oranye itu menggeleng-gelengkan kepalanya lagi, dan tetap mengekori Kageyama.
"Tidak bisa Kageyama, aku harus membawamu latihan hari ini."
"Sudah kubilang tidak."
"Kageyama setidaknya datanglah hari ini."
"Tidak."
"Kageyama kumohon..."
Perempatan imajer terlihat di pelipis Kageyama. Dia semakin kesal dengan suara itu yang semakin cepat dia melangkah semakin keras terdengar.
"Astaga sudahlah Boke, kenapa kau terus mencoba untuk mengajakku latihan?!"
Itu adalah bentakan yang kuat. Hinata bahkan sedikit mundur dengan wajah terkejut mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Long As I'm Here [One-Shot]
FanfictionKageyama tau dia bukan orang baik. Tetapi, Hinata selalu mengikutinya dengan senyuman lebar