Awalan

11 7 6
                                    

Perkenalkan namaku Elisa, wanita karier berusia 24 tahun. Aku seorang yatim piatu yang harus berjuang untuk hidup seorang diri setelah kematian orang tuaku.

Awalnya aku akan mewarisi harta orang tuaku namun karena aku masih berumur 8 tahun dan akhirnya dipegang terlebih dahulu oleh waliku namun, aku malah dibuang ke sebuah panti asuhan dan akhirnya beginilah hidupku yang sebatang kara.

"Eli!" sebuah suara menyentakkan lamunanku.

"Oh iya ada apa, Stell?" tanyaku pada Stella rekan kerjaku.

"Dah masuk waktu istirahat, mau makan bareng? Sekalian aku mau rekomendasi-in novel Time Travel lainnya nah aku sudah catat beberapa judul dijamin kamu suka. " aku menatap Stella dengan berbinar ah awalnya aku hanya iseng membaca sebuah cerita tentang transmigrasi/ Time Travel dan kini aku malah menjadi kecanduan.

"Oke ayo!" jawabku dengan semangat seraya menarik Stella.

"Tapi awas kamu nulis komentar-komentar aneh di akun Sosmed penulisnya!" peringat Stella. Ya, itu memang kebiasaan burukku setelah membaca buku-buku itu. Aku dengan sengaja mencari akun Sosmed sang penulis dan mulailah pesan penuh kritikkan dariku.

"Ya...kalau aku ingat," balasku dan langsung dibalas decakkan sebal Stella.

"Ck! Seperti kau bisa saja menulis novel ribuan kata itu, kau tahu...hem....hem..." sebelum dia banyak berceramah aku memilih membungkam mulutnya lalu menyeretnya memasuki lift menuju lobi.

Sesampainya di lobi kantor Stella lebih dulu meminta izin ke resepsionis untuk pergi makan di luar ya, peraturan perusahaan tempatku bekerja memang ketat. Setelah selesai Stella dan aku dengan cepat menuju restoran yang berada tepat di samping gedung perusahaan.

"Kamu saja yang pesan" pintaku setelah kami mendapatkan meja.

Stella hanya pasrah dan menyerahkan tasnya dan menyodorkan sebuah buku padaku. Aku langsung sibuk melihat buku catatan berisi judul novel dan blrub yang telah disiapkan oleh Stella.

Stella hanya memandangku maklum karena ia tahu betapa sukanya aku ketika diberi rekomendasi judul novel. Huft, gara-gara tak sengaja menemukan iklan di halaman beranda tentang novel transmigrasi mungkin aku tak akan menjadi maniak novel tapi tak apa aku suka.

Saat sedang terfokus membaca buku catatan itu entah kenapa tiba-tiba aku mengantuk. Ah mungkin karena hari ini pekerjaan sangat menumpuk mungkin aku lelah.

Aku menaruh buku itu di atas meja lalu menyandarkan tubuhku pada sandaran kursi. Tak lama mataku memberat dan aku memutuskan untuk memejamkan mata sejenak karena pasti saat Stella datang dia akan membangunkanku.

*****
Sementara di waktu yang sama tempat berbeda, di sebuah hutan terdapat seorang wanita tengah berlari dari kejaran sekelompok pria dengan senjata dan obor ditangan mereka. Keadaan hutan yang gelap gulita tak menyurutkan langkah wanita tersebut untuk berlari seakan kegelapanlah yang akan menyelamatkannya.

"BERHENTI!" suara teriakkan penuh amarah membuat sorang wanita semakin berlari dengan cepat tak peduli semakin dalam ia masuk ke dalam hutan kedua tangannya menahan bobot perutnya yang membuncit.

"Aku mohon selamatkan aku." rapal wanita itu seraya terus berlari tak lama di belakang wanita tersebut muncul seekor ular berwarna emas yang menghadang segerombolan pria itu untuk kembali mengejar si wanita yang semakin mempercepat larinya.

"Terima kasih Nagi." gumam wanita itu seraya terus berlari.

Segerombolan pria yang dihadang ular besar panik dan mengarahkan obor ditangan mereka ke arah si Ular namun percuma dengan mudahnya si Ular menyemburkan racun dan membuat segerombolan pria terkapar tanpa nyawa dan tak lama si ular hilang tanpa jejak.

Sementara si wanita dengan sisa tenaganya masuk ke sebuah gua yang tak jauh darinya karena ia merasa akan segera melahirkan.

Setelah dirasa ia benar-benar ada di bagian paling dalam gua si wanita langsung terduduk lemas dan tak lama ia berusaha mengejan dengan sekuat tenaga agar anaknya segera lahir.

Tak lama ia merasakan anaknya telah lahir dengan perlahan ia menyingkap bawah gaunnya dan terlihatlah seorang bayi yang masih merah dan tali ari masih mengikatnya.

Melihat sekeliling si Wanita melihat sebuah pohon kayu kecil dengan pelan ia mengapainya dan memotong kayu agar sedikit runcing diunjung ia lalu memotong tali ari putranya dengan perlahan lalu mengendongnya dan sedikit mencubit putranya agar menangis.

Si bayi yang merasa sakit langsung menangis keras dan si wanita memeluknya bahagia. Namun tak lama ia merasakan kembali sakit diperutnya dan ia juga merasa sesuatu hendak keluar dengan tetap mengendong putranya yang masih telanjang dan belum dibersihkan agar hangat ia kembali mengejan sekuat tenaga. Ia berhasil dan lahirlah bayi lelaki lagi. Si wanita langsung melakukan hal sama yang tadi ia lakukan kepada putranya yang pertama.

Ia mendekap ke dua bayi kecilnya yang masih merah dan tampak terlelap di gendongannya.

"Maaf." satu kata yang ia bisikkan kepada ke duanya dan tak lama ia merasakan pusing dikepalanya tubuhnya sangat lemas ia sudah ada dibatas kemampuan dan tak lama mata itu tertutup diiringi tangis keras ke dua bayi yang didekapnya.

Tubuh wanita itu perlahan bercahaya lalu sedikit tersentak dan kembali tenang seperti tak pernah terjadi apa pun.

"krak...srak...krak...srak"
suara semak belukar yang dipotong terdengar namun sang wanita masih tetap tenang dan ke dua bayi yang masih terlelap.

"Astaga!" ujar seorang wanita berumur seraya mendekat terburu-buru mendekati si wanita.


T.B.C

When All Is Hidden (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang