Gadis itu menghela napas panjang sementara sepasang matanya memandangi ke luar jendela. Hujan dan badai tidak berhenti sejak 30 menit yang lalu dan sepertinya tidak akan membaik selama satu jam ke depan.
Gadis itu, Kim Minjeong, menyesal bukan main telah terjebak di ruangan besar dan penuh dengan buku ini. Yup, tepatnya ia berada di perpustakaan sekolahnya sejak satu jam yang lalu. Awalnya ia ke perpustakaan untuk meminjam buku tentang penemu radioaktivitas Marie Curie karangan Barbara Goldsmith, yang sayangnya sudah terlebih dahulu dipinjam siswa lain. Minjeong menghabiskan waktu 30 menit hanya untuk mencari-cari buku itu tanpa bertanya kepada Park Sonsaengnim. Itulah sebabnya ia terjebak selama satu jam di perpustakaan ini tanpa mendapatkan apa-apa.
Minjeong memutuskan untuk mencari buku lainnya, tapi ia sudah terlanjur menetapkan pilihan pada buku itu. Sayang sekali perpustakaan sekolahnya hanya memiliki 1 buah. Tugas dan Kang Sonsaengnim harus diserahkan 2 hari lagi sementara ia belum membuat apapun. Selain ia tidak menyukai pelajaran Kimia, ia juga terlalu sibuk dengan ekstrakurikuler menarinya.
Dengan putus asa, Minjeong memandang berkeliling. Hanya beberapa siswa yang kini berada di perpustakaan, termasuk Park Sonsaengnim yang mengawasi dari mejanya. Wanita itu sangat disiplin. Ia bahkan tidak membiarkan para siswa mengeluarkan ponsel di hadapannya!
Lantas Minjeong bersembunyi di balik rak bagian buku Kimia dan Fisika lalu mengeluarkan ponselnya. Ia ingin menghubungi Ningning dan meminta sahabatnya itu ke perpustakaan untuk menemaninya. Tapi jika ia bersuara, Park Sonsaengnim akan mendengarnya. Minjeong tidak tahu kenapa Park Sonsaengnim mampu menemukan anak-anak yang melanggar peraturannya. Mungkin Park Sonsaengnim memiliki indra keenam?
Tiba-tiba kemunculan seseorang membuat Minjeong berhenti seketika. Bukan, bukan Park Sonsaengnim. Melainkan seorang seorang siswi dengan rambut hitam melewati bahu, kulit putih bersih serta tubuh yang lebih tinggi dari Minjeong. Minjeong tidak perlu bersusah payah mengenali ciri-cirinya lebih jauh lagi sebab ia langsung bisa menebak hanya dari aroma parfum stroberinya saja.
Sesaat mereka sama-sama mematung, saling pandang dan sedikit terkejut. Minjeong sampai tidak mendengar ponselnya berdering. Ia dan gadis cantik itu masih saling beradu pandang.
Lalu suara deheman Park Sonsaengnim mengejutkan keduanya. Wanita penjaga perpustakaan itu langsung melotot kepada Minjeong.
"Apa kau tidak tahu peraturan di perpustakaan ini, Kim Minjeong?" omel Park Sonsaengnim.
Minjeong segera mematikan ponselnya. Ia sempat melihat nama Ningning tertera sebagai si penelepon, namun ia tidak ingin Park Sonsaengnim mempermalukannya di hadapan gadis cantik yang bernama...
"Apa kau membutuhkan buku lainnya, Yoo Jimin?"
Gadis itu tersenyum ramah kepada Park Sonsaengnim lalu mengangguk. "Ya, Sonsaengnim. Tapi aku akan mencarinya sendiri."
"Ya, sudah. Kau letakkan saja buku ini di tempatnya kembali."
Minjeong melihat objek yang sejak tadi di tangan gadis bernama Jimin. Aha, itu adalah buku yang sedang dicari-carinya!
"Park Sonsaengnim, buku itu yang kumaksud. Bolehkah aku meminjamnya sekarang?" seloroh Minjeong. Ia tidak ingin waktunya di perpustakaan ini sia-sia. Akhirnya buku itu dikembalikan juga. Dan secara tidak disangka-sangka, Jimin-lah yang datang membawa buku yang ditunggunya.
Baginya, Jimin bukanlah siapa-siapa lagi. Tapi kali ini, Jimin adalah pahlawannya. Nilai Kimia-nya dengan Kang Sonsaengnim akan terselamatkan.
"Kau juga menginginkan buku ini? Oh, ini."
Minjeong tersenyum gugup dan menerima buku yang diulurkan Jimin. "T-terima kasih."
"Kau sudah bisa membuat tugasmu sekarang, Minjeong. Lebih baik kau memulainya sekarang."