Prolog

20 0 0
                                    

All the loves i have always desired to give now has place to call home,
Yes home,
You.

・❥・

"Bukankah hampir setiap anak yang pernah melihat kegagalan pernikahan orang tuanya berharap jika kelak nanti dia tidak seperti mereka?"

Gadis itu menunduk tersenyum sendu dengan tangan bertaut gugup di pangkuan. Hatinya teriris ketika kepingan memori buruk itu kembali berkelana di pikiran, sumber trauma yang ia harap hanya mimpi belaka. Memutuskan menghelas napas beberapa saat untuk menetralkan rasa gugupnya, karena ia tau betul kemana arah pembicaraan ini. Penolakan yang ia berikan dua kali dalam kurun setahun terakhir ternyata tidak mengurangi kegigihan pria itu untuk menjadikan dirinya satu-satunya. Kina mengangguk samar, "ya, sepertiku mungkin?"

Wira ikut mengangguk kemudian memberikan seluruh atensinya pada Kina dengan sorot teduh itu, begitu menenangkan laksana birunya lautan yang siap menenggelamkan hati siapapun yang memandang. Ia menghela napas sebelum kembali berucap, "lalu apa yang kamu khawatirkan? Kamu bisa mewujudkan pernikahan impianmu, memperbaiki kesalahan orang tuamu di masa lalu, dan memulai hal baik kepada keluarga kecilmu. Dan kamu-" ada jeda sejenak. Meninggalkan suara angin sore di tepi pantai yang menyejukkan. Semut pun tahu jika pria itu sedang mengumpulkan keberaniannya.

Wira mengambil kedua tangan gadis itu untuk digenggam seraya mensejajarkan tubuhnya agar berhadapan dengan Kina. Mengunci pandangan Kina yang sedari tadi selalu mengalihkan muka ketika bertemu tatap dengannya. "Kamu bisa mengandalkan aku untuk mewujudkan itu," lanjutnya dengan segala kesungguhan yang ia tuangkan lewat tatapan bersama segaris senyum yang terukir manis dengan harap- ia bisa meyakinkan si pujaan hati dan mendengarkan jawaban baik kali ini.

Sementara Kina- semakin terperosok dalam sorot serius berwarna hazel itu setelah Wira menandaskan bicaranya. Kina tidak menemukan sedikitpun keraguan yang terpancar. Tubuhnya terasa kaku bahkan tanpa ia sadari dalam beberapa detik ia berhenti bernapas. Dan saat ia merasakan hatinya berdesir menyampaikan anomali yang tak karuan, rasa gugup yang merayap di setiap darahnya, serta semburat tipis memulas di pipi- bagaikan magis yang keluar dari bibir laki-laki berlesung pipi itu Kina yakin- Wira telah meruntuhkan kokohnya pendirian yang ia bangun bertahun-tahun hanya dalam sekejap.

・❥・


regards,

zeeherazade

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Story of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang