1

184 25 6
                                    

"Bagaimana hasilnya Princess? Aku ingin tahu." tanyanya cepat setelah melihat gadis itu keluar dari toilet.

Kemudian gadis itu menunduk lesu. "Positif, hasilnya positif Amb." beritahunya begitu lemas.

"A-apa?" kicepnya tak percaya. "Kupikir selama ini kau hanya masuk angin biasa." lanjutnya bergumam.

"Lalu sekarang aku harus bagaimana Amb, aku benar-benar bingung." ucapnya merasa frustrasi.

Gadis tomboy itu mendekat dan memegang bahu sang gadis dengan lembut.

"Kau tenang Krys, masalah ini pasti akan ada jalan keluarnya, percaya padaku."

Tetapi kini dia melepaskan tangan Amber yang memegang bahunya. "Apa aku harus meminta pertanggung jawaban darinya?" tanyanya polos.

"Jangan! Jangan lakukan itu." jawab Amber cepat, karena dia tak rela jika gadis yang selama ini ia jaga harus menikah dengan si berengsek yang sialnya adalah pacar Krsytal.

Tapi sayangnya mereka sudah putus setelah Kai tahu jika Krystal sering mual akhir-akhir ini. Dan ternyata si berengsek itu tahu jika gejala yang di alami oleh Krystal itu adalah tanda-tanda orang hamil.

"Haesh..." Amber berdesis kesal sambil memijit pelipisnya pening, ia ikut bingung sekarang harus bagaimana.

Tiba-tiba Amber menegapkan tubuhnya ketika mendapatkan solusi yang terbaik menurutnya.

"Aku punya ide!" beritahunya, Krystal menatap Amber bagai bertanya. "Bagaimana jika aku saja yang menjadi ayah dari bayi yang sedang kau kandung sekarang ini 'hm?" tanyanya yang lebih persis mengajukan diri bukannya solusi terbaik.

"YAK!" Krystal memukul lengan atas gadis tomboy itu sampai sang empunya meringis kesakitan. "Kau ini bodoh, lagi pula ini bukan salahmu Amb, ini adalah kesalahan ..." tiba-tiba Krystal terdiam menghela napas panjang beberapa kali.

"Krystal plisss," mohon gadis tomboy itu selanjutnya. "Kau jangan menjadi bodoh untuk kali ini ne." katanya menambahkan yang berhasil membuat Krystal kesal.

"Yaaak!" Krystal memukulnya kencang. "Maksudmu apa menyebutku bodoh 'huh?! Yang ada kau lah yang pantas untuk di sebut bodoh, Amber!"

Gadis tomboy itu meringis kesakitan setelah mendapatkan pukulan tangan dari Krystal tepat di kepalanya. Ia heran mengapa gadis itu hobi sekali memukul-mukul seperti ini.

"Haesh... Begini Krys, dengarkan aku dulu." ucapnya lembut. "Jika kau meminta pertanggung jawaban dari Kai, itu artinya sama saja kau akan menikah dengan seorang penjahat dan memangnya kau yakin rumah tanggamu kelak akan bahagia jika kau sudah menikah dengannya 'huh?"

Maka kini gadis itu menjadi terdiam seribu bahasa, ucapan sahabatnya itu benar tentang mantan pacarnya yang sudah menghamilinya itu.

"Nah kan kau sekarang menjadi melamun!" cibir gadis tomboy itu. "Sudahlah, biar aku saja yang menjadi ayah dari bayi yang kau kandung sekarang, dari pada si bajingan itu, kau mau?" lanjutnya menawarkan diri dengan senang hati.

Kemudian Krystal menatap sahabatnya itu bingung. "Coba kau pikir Amb, kau ini wanita sama sepertiku, dimana ada ceritanya kau bisa menjadi ayah dari anak yang sedang kukandung ini 'huh?!"

Amber berdecak. "Lihatlah penampilanku Krys," titahnya, dan gadis itu pun menurut melihat penampilan Amber dari bawah hingga atas, kemudian Amber angkat bicara. "Aku terlihat sangat maskulin bukan? Jadi, tentu saja aku sudah pantas untuk menjadi seorang ayah untuk dede bayi yang ada di dalam perutmu ini." jelasnya sambil menaik turunkan alisnya.

Krystal berdesis. "Tidak, aku tak mau menjadi lesbian!" setelah mengucapkan itu Krystal pergi ke kamarnya meninggalkan Amber yang kini tengah cemberut.

"Haesh anak itu!"

WRAITHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang