2

118 23 7
                                    

Terlihat di dalam bus ada seorang pria yang begitu tak sopan karena kini dirinya tanpa rasa malu tengah memalak seorang wanita tua yang sudah berumur, semuanya yang ada di dalam tak berani ikut campur karena takutnya mereka akan menjadi sasaran berikutnya bagi pria si pemalak itu.

"Yak Halmoni, ayolah bagi uangmu padaku." pinta pria itu. "Aku tahu pasti wanita tua sepertimu ini memegang uang yang sangat banyak di tasmu itu kan." tebaknya asal.

Wanita tua itu benar-benar merasa risih, lebih memilih memeluk tasnya erat-erat karena orang-orang yang ada disini sama sekali tak ada yang mau menolongnya dan mengusir pria tengil yang kini tengah mencoba memalaknya.

"Yak! Kau dengar tidak sih?!" lanjutnya yang mulai kesal. "Cih, apa kau memang tuli? Mentang-mentang kau sudah peot!" tambahnya mencibir.

Tiba-tiba pria berbadan kekar berdiri yang mengalihkan semua atensi orang-orang yang ada disitu, pria itu menghampiri si pemalak dan menatapnya malas. Sedangkan si pemalak itu meneguk salivanya dalam, ia waspada saat tangan pria itu di angkat ke atas.

"A-ampun tuan, ampun." katanya sambil memejamkan mata karena takut.

Pria itu menatap heran si pemalak lalu berujar. "Minggir-minggir, berikan aku jalan, aku mau lewat." ia lalu turun begitu saja dari bus.

Mereka yang ada disitu menganga tak percaya karena mereka pikir pria kekar itu berniat ingin menolong dan mengusir si pemalak dari bus, namun nyatanya yang terjadi malah dia yang ingin turun dan seakan tak peduli dengan kejadian yang ada di bus itu.

Pria kekar itu turun bersamaan dengan gadis SMA yang tadi duduk di sampingnya tepat yang paling belakang, gadis itu yang melihat sikap pria kekar tadi menjadi kesal karena dia malah turun begitu saja tanpa menolong wanita tua yang ada di bus tadi terlebih dahulu.

Dan sekarang, gadis itu berniat untuk membullynya.

"Yak ahjussi! Seharusnya anda tadi menolong Halmoni itu bukan main turun begitu saja!"

"Apa kau tidak memiliki rasa empati sedikit saja untuk Halmoni tadi 'huh?!"

"Jika ada seseorang yang sedang dalam masa kesulitan itu seharusnya di tolong bukan malah di biarkan!"

Namun semua ucapan yang keluar dari mulut gadis SMA itu sama sekali tak di indahkan olehnya, pria kekar itu dengan santainya terus berjalan tanpa mau menanggapi ocehan bocah itu.

Karena kesal tidak mendapatkan respons apapun, gadis SMA itu kini berlari kecil berniat untuk memukul punggung pria itu sekuat tenaga. Dengan rasa ragu tetapi sungguh ia lantas memukul pria itu dengan sekali pukulan.

Bugh!

"Heash..." keluhnya.

Melihat pria itu membalikan tubuhnya, buru-buru gadis SMA itu cepat berlari kabur untuk menuju ke sekolah, ia sebetulnya juga takut dengan pria kekar itu.

"Dasar bocah ini," gumamnya lalu menujuk gadis SMA itu yang tengah kabur menjauh. "YAAAK!" teriaknya sambil menunjuk yang sedari tadi menahan diri untuk tak merespons bocah itu.

Ia menghela napas malas kemudian melanjutkan langkahnya untuk menuju tempat ia melatih taekwondo di tempat berlatih miliknya.

Setibanya disana ia melihat para pesewa tempatnya serta anak muridnya yang sedang berlatih, lalu ia ke ruang ganti untuk mengganti baju.

Selesai dengan ganti bajunya, ia tiba-tiba mendapat telfon dari seseorang dan setelah itu entah kenapa dirinya begitu merasa sangat senang sampai berteriak kegirangan dan sanggup membuat orang-orang yang ada di tempat itu menatapnya heran.

"WOAHHH YES YES YES!"

Namun dia tak peduli dan menyuruh mereka untuk kembali berlatih.

"Bobby, sini kau!" pinta Yuri kepada anak muridnya itu, Bobby lantas langsung menghampiri.

"Ya coach, ada apa?"

"Begini, aku titip ini dulu padamu ne? Aku akan menjemput putriku sebentar di sekolah." jelas sang coach yang langsung mendapatkan anggukan patuh.

"Hati-hati coach."

"Nee."

***

Gadis itu mencoba melepaskan lengannya, ia berusaha untuk melawan tapi apa lah dayanya yang kalah saing dengan tenaga milik pemuda itu.

"Yak lepaskan!" seru gadis tomboy itu yang tak sengaja melihat adegan dimana Krystal di cekal kuat oleh si brengsek Kai.

"Kau siapa? Tidak usah ikut campur!" sergah Kai emosi.

Krystal langsung menyembunyikan diri di belakang tubuh Amber.

"Tentu saja aku berhak! Sekarang dia adalah pacarku!" beritahunya yang membuat kedua orang disana melotot tak percaya, terlebih kini Krystal terus menerus menatap gadis tomboy itu intens.

Kai tertawa remeh. "Hahh~ bagus kalau begitu, aku turut senang mendengarnya," lalu pemuda itu menatap Krystal. "Selamat ne, berbahagialah dan jangan mencariku lagi." setelah mengucapkan kalimat itu Kai pun melegang pergi meninggalkan kedua gadis yang kini meratapi kepergiannya.

Tiba-tiba Krystal menunduk, Amber yang melihat itu buru-buru memegang bahunya khawatir.

"Hei kenapa Krys? Dia sudah pergi, kau tenang ne, aku ada bersamamu sekarang Princes." lalu Amber memeluk gadis itu penuh sayang.

"Hiks ... Kenapa kau mengaku-ngaku jadi pacarku bodoh!" gerutu Krystal namun tak menolak pelukan yang terasa nyaman milik Amber.

"Karna itu ya?" Amber menghela napas berat. "Mianhae..."

"Aku tadi memberitahunya dan dia menyuruhku untuk menggugurkan anak ini."

Amber melepaskan pelukan mereka, menatap Krystal dalam. "Dan kau akan melakukan itu?"

Krystal terdiam.

"Kumohon katakan tidak Princes, kau jangan gila membunuh anakmu sendiri yang tak bersalah apa-apa." lanjut gadis tomboy itu.

Kini Krystal kembali menunduk. "A-aku ..." ia memejamkan matanya kaut. "Aku tidak tau Amb, aku bingung."

"Haesh..." desisnya. "Kau masih punya aku, tidak usah bingung arra?"

Krystal menatap sahabatnya itu dalam.

"Tenang saja Princes, aku siap dan dengan senang hati rela menjadi ayah dari anak yang sedang kau kandung sekarang ini."

Gadis itu menatap Amber haru. "K-kau yakin Llama?" cemberutnya.

Senyuman Amber mengembang. "Wajahku kurang meyakinkan dimananya 'huh?"

Krystal tersenyum malu. "Apa salahnya bertanya bodoh."

"Ya ya ya ya," Amber mangut-mangut. "Kajja, mari kita pulang. Udara malam tidak bagus untuk wanita hamil." lanjutnya lalu menuntun Krystal untuk menuju motornya.

Amber menyetir motor, sesekali dirinya melihat ke belakang dimana tepat Krystal yang sedang duduk tenang di tumpangannya. Ia tersenyum dan tak pernah menyangka jika kini gadis itu mulai mau menerimanya.

"Princes..."

"Nee?" ia menatap Amber dari samping.

"Gomawo." kekehnya.

Krystal ikut terkekeh. "Kau ini kenapa sih?"

Amber menggeleng pelan. "Hanya ingin bilang terima kasih."

"Aishh aneh sekali Llama!"

"Biarkan saja, aneh-aneh begini aku tetap tampan." sombongnya mulai narsis.

Krystal memutar bola matanya malas lalu sepasang tangannya mulai melingkar di perut Amber, gadis tomboy itu membalasnya dengan menyentuh jemari Krystal yang berada di perutnya.

"Princes..."

"Nee?"

"Ayo berkencan denganku!"

***

Sorry banget yupp, gue males nulis makanya updetnya lama wkwk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WRAITHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang