01. Reina

19 3 3
                                    

Seperti sebuah teka-teki
Tidak begitu sulit
Tapi aku butuh waktu untuk memahamimu.

----------------------------------------------------------

Note : sudut pandang tidak bergantung pada judul chapter yah.

Happy reading.

"Turun!"

Kesekian kali Regan mengatakannya tapi tetap tidak di hiraukan oleh cewek di sampingnya itu.

"Turun bodoh."kesal Regan akhirnya "Lo mau gue kunci dalam mobil?"

"Mulutnya minta di halalin yah, ehh?" Ceplos Reina.

"Reina, please! lo itu buat gue risih, besok-besok nggak usaha acting depan bunda gue lgi."

"Aku.."

"Gak usah ngemis kayak gini, gue gak suka di kejar" Ucap cowok itu kemudian turun meninggalkan cewek itu yang terlihat murung.

Satu sekolahan pun tidak ada yang tidak mengenal Andreina Rafella. Cewek tengil dan petakilan. Meski begitu salah satu kelebihannya adalah tampangnya yang good looking.

Pasalnya Regan terpaksa berangkat bersama Reina, karena tetangganya itu, Yap teman sekolah sekaligus tetangganya itu datang ketika ia juga hendak berangkat sekolah.

Namun sang Bunda yang berbaik hati, yang mana pada saat itu juga sedang kebetulan berada di halaman depan menyiram deretan bunga kesayangannya, ikut menawarkan agar Reina berangkat bersama Regan saja.

Sempat menolak namun tak banyak yang bisa Regan lakukan selain menurut. Lain halnya dengan Reina yang sudah deg-deg karuan.. karna terlalu senang. Tak bisa di bohongi pipinya begitu rona walau tak begitu jelas, Reina tetap mencoba untuk tersenyum. Bayangkan sebesar itu efek ketika bersama Regan.

Seperti sebuah modus! Catat, tanpa akal modus mungkin Reina tidak akan pernah bisa dekat atau kenal sekalipun pada Regan.

Regan selalu menolak bahkan menjauh saat ada Reina di sekitarnya. Selalu membuat jarak aman pada cewek itu.

Seperti saat ini, di jam istirahat pertama. Tak sengaja sosok Reina kembali tertangkap oleh netranya, di mana cewek itu tengah berada di ujung koridor bersama teman-temannya. Sebisa mungkin Regan berusaha agar tak terlihat. Namun,

"EH..EH.. COWOK GUE DI DEPAN TUH!"

"MASYAALLAH CAKEPNYA."

spontan, tapi berhasil menjadi titik fokus orang-orang di sekitar koridor. Regan menyumpah serapah dengan kelakuan Reina.

Demi apa ini bukan yang pertama, tapi jadi yang kesekian kalinya cewek itu mencoba untuk kembali mempermalukannya di sekolah.

***

Untuk typical murid berprestasi seperti Regan, tentu jauh dari hal-hal negatif yang mungkin bisa menurunkan atau memengaruhi tingkat prestasinya.

Salah satunya cewek. Bisa di bilang cewek dalam radarnya itu sangat banyak. Dari yang hits sampai yang jadi primadona sekolah pun bisa Regan dapatkan kalau ia mau.

Tapi ia tipe cowok yang selalu membuat batasan serta jarak pada cewek. Kecuali dalam hal-hal tertentu. Seperti kerja kelompok atau hal menyangkut tugas sekolah serta belajarnya.

Seraya berjalan menuju parkiran, Regan kembali di kejutkan dengan adanya Reina di dekat mobilnya.

Tidak bisakah cewek itu tidak berada dalam radarnya meski seharipun? Regan mungkin akan sangat bersyukur.

Sekolah telah usai, tapi tugas kelompok yang kemarin di berikan pak Rudianto rencananya akan ia kerjakan mulai hari ini bersama teman sekelompoknya.

"Regan, aku ikut pulang sama kamu yah?" Tanya Reina ketika Regan berjalan mendekat ke arah mobilnya.

"gak." Singkat tapi jelas. Membuat Reina kambali berusaha.

"Berangkat tadi kan bareng aku, pulang juga yah aku bareng kamu, yah?" Mencoba kembali bersuara.

"gak Reina."

"Regan aku udah nunggu kamu dari tadi loh?"

"gak ada yang suruh."

"Kok kamu gitu sih?"

Meski sudah di balik kemudi, dan Reina tetap berada di luar, cowok itu tetap enggan menjalankan mobilnya. Hingga cewek berambut panjang muncul diantara mereka dan dengan begitu saja menyerobot masuk dan duduk di samping Regan membuat Reina kembali di buat bingung akan situasi saat ini.

"gak bisa, Gue ada kerja kelompok hari ini." Ucap Regan seakan menjawab atas penolakannya, sebelum menginjak gas dan meninggalkan Reina di parkiran begitu saja.

Pasrah, demi apapun. Jika saja Reina tahu akhirnya akan begini, Reina bersumpah tidak akan menunggu dan mengharapkan Regan mau memberikannya tumpangan.

Kurang lebih hampir 30 menit, bahkan angkutan depan sekolahpun sudah tidak terlihat lagi, batrai ponselnya juga habis. Entah kurang sial apalagi dia kali ini.

"Untung regan, untung suka."

Sudah berapa kali kalimat itu kembali ia rapalkan untuk menghilangkan kekesalannya.

Tbc.

gulrs, jejak kalian jangan lupa tinggalkan yah.

See you next


Azi Syhrd.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REIGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang