17-meninggal

9 4 0
                                    

Happy reading 🥰

Keesokan harinya....

Jam pelajaran belum dimulai. Aurel menghampiri Vanka yang sedang duduk sendirian di bangku taman.

"Heiii". Menepuk bahu kiri Vanka.

"Iiii,bisa gak kalo Dateng tuh gak usah ngagetin!!

"Hhe iya maaf" tersenyum manis meledek.

"Lagian ngapain sih? Bengong doang kaya gak ada kegiatan lain aja!". Ledek Aurel

"App-" belum sempat meneruskan omongannya.

"Kring-kring-kring"

Terdengar Suara dering dari salah satu handphone.

Aurel yang duduk di samping Vanka, meraba saku rok nya untuk memastikan handphone siapa yang berbunyi.

"Mati kok"

"Siapa yang mati?".
Tanya Vanka panik.

"Hp aku teh".
Aurel tersenyum.

"Hallo".
Angkat Vanka.

"Vanka Lo kesini sekarang!".
Seru Rere salah satu anggota geng nya dengan suara panik.

"Kesini kemana?, Lo-lo kenapa?, Kok panik gitu?".

Tanya Vanka panik.

"Gue share lock!".
Jawab Rere.

"Oke oke sekarang gue kesana.

"Kenapa teh?".
Tanya Aurel.

"Teteh juga gak tahu, tapi sekarang teteh di suruh ke rumah sakit!".
Jawab vanka.

"Loh siapa yang sakit, terus kan bentar lagi jam masuk!!".

Lanjut Aurel

Menghela nafas panjang.
"Teteh bolos dulu".

"Loh kok bolos terus sih teh?".
Tanya Aurel kesal.

"Udah entar kalo udah jam pulang, kamu kabarin teteh ya!!".
Sambil pergi meninggalkan Aurel.

"Tehhh!".
Teriak Aurel dari taman.

Vanka pun menengok ke belakang.

"Tungguin atuh!!".
Lanjut Vanka, sambil naik ke jok belakang motor nya.

"Loh kamu mau ikut?".
Tanya Vanka.

"Iya".
Jawab Aurel.

"Katanya gak mau bolos?"
Balas Vanka

"Enggak bolos barusan aku udah izin sama guru mapel aku,"
Jawab Aurel.

"Oh yaudah ayo!".
Sambil memberikan salah satu helm nya.

Mereka pun berangkat ke tempat yang ditunjuk Rere tadi.

"Teh sebenernya kita tuh mau kemana sih?". Tanya Aurel.

"Kita mau ke rumah sakit".
Jawab Vanka.

"Loh emang nya siapa yang sakit?".
Tanya Aurel.

"Teteh juga gak tahu, tadi Rere nelfon teteh,. Dan dia nyuruh buat ke rumah sakit".
Jelas Vanka.

Mereka pun sampai di rumah sakit.

Vanka dengan panik nya menghampiri Rere yang sedang melamun.

"Ree, Lo kenapa? , Siapa yang sakit?".
Tanya Vanka panik.

"Bento tadi di keroyok orang,"
Jawab Rere.

"Terus kok bisa masuk RS?"
Tanya Vanka.

"Kepala Bento kena pukulan keras dari salah satu orang yang ngeroyok nya".
Jelas Rere.

"Kok bisa dikeroyok?".

"Gue gak tahu, tapi sekarang Bento lagi di tanganin sama dokter dan belum ada keputusan selanjutnya"
Lanjut Rere.

"Siapa yang berani ngeroyok anggota geng localius??".
Tanya Vanka mengangkat kedua halisnya tanda marah.

"Gue juga gak tahu,tahu² tadi di telfon warga pake hp Bento".
Jelas Rere.

"Lo udah kabarin nyokap bokap nya?".
Tanya Vanka.

"Udah mereka lagi di perjalanan kesini".
Jawab Rere.

Dokter pun keluar dari ruang pemeriksaan.

"Kalian keluarga korban?".
Tanya dokter.

"Iya saya keluarga korban, bagaimana keadaan korban sekarang dok?".
Tanya Vanka panik.

"Korban mengalami pendarahan di kepala, yang memungkinkan harus di oprasi sesegera mungkin"

Jelas dokter.

Orang tua Bento pun sampai di RS.

"Nak Rere kenapa Bento bisa seperti ini?".
Tanya ibu Bento menangis pilu.

"Tadi dia di keroyok orang Tante".
Balas Rere mengerutkan keningnya.

"Dokter tolong selamatkan anak saya, apapun cara nya!".
Titah ibu Bento memegang tangan dokter dengan wajah penuh harapan.

"Baik bu kami akan bekerja semaksimal mungkin, kalian tolong bantu dengan do'a!".
Balas dokter.

"Mereka pun menunggu Bento di kursi ruang tunggu".

Wajah orang tua Bento penuh harapan. Mereka berdoa berharap anak nya kembali pulih. Begitu pun teman² satu geng nya berharap akan kembalinya liar seperti dulu.
Vanka menggenggam tangan Aurel hangat, tanda ia merasa panik sekaligus sedih.

"Teteh tenang ya, a Bento pasti selamat kok". Ucap Aurel menenangkan Vanka.

5 jam berlalu, dokter pun keluar dari ruang operasi dengan wajah merunduk.

"Dok-dokter bagaimana?". Tanya ibu Bento dengan mata berkaca-kaca bekas tangisan.

Menarik nafas dalam-dalam seraya berucap" maafkan kami, segala upaya tlah kami lakukan namun nihil."

"Maksud dokter?". Tanya Vanka mengerutkan keningnya tanda tegang.

"Putra ibu&bapa sekaligus teman² kalian tak bisa diselamatkan". Balas dokter wajah kecewa.

Suasana yang tadinya hening mendadak riuh dengan tangisan keluarga dan teman² satu geng Bento. Kaget sekaligus tak percaya atas kepergian seorang laki² yang selalu mencairkan suasana tegang disaat berkumpul.
Vanka hanya bisa terdiam seperti patung dengan tetesan air mata yang tak bisa dibendung.

Maaf aku tak bisa mencegah ajalmu'. Kata² yang terus terbayang di benak Vanka.

Doa in biar bisa up tiap hari yaa 😘
Maaf kalau banyak typo nya 👋

Vanrejio (Ganti Judul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang