Late

59 6 92
                                    

Kata orang laki-laki dan perempuan itu tidak bisa berteman, pasti selalu ada yang kalah jika itu sudah membawa perasaan, entah itu laki-lakinya atau perempuan. Dan katanya juga yang sering kalah itu perempuan karena terlalu terbawa perasaan dengan perhatian teman cowok nya. Katanya ya katanya bukan fakta.

Ini juga yang terjadi pada Nina dan Yogi. Pertemanan mereka berawal dari tendangan bola tidak sengaja yang tepat mengenai wajah cantik Nina 6 tahun lalu. Pertanyaannya pingsan tidak? Ya pingsan lah, bola kena hidung ya pening rasanya. Lalu kenapa mereka bisa berteman awet sampai sekarang? Ya karena mereka cocok, satu frekuensi. Dan juga mereka itu tetangga. Prosesnya? Cukup mereka yang tau bagaimana.

"Besok jadi jemput?" Tanya si cantik ketika orang diseberang sana mengangkat teleponnya.

"Iya. Buatin bekal yah, aku mungkin bangun kesiangan."

"Emang ngapain sampai bangun siang?"

"Tugas makalah ku belum selesai. Jadi mau selesain itu dulu."

"Seminggu ini ngapain sih? Kenapa belum dikerjakan."

"Sibuk."

"Sibuk mepet Diana" cibir Nina

"Ya engga lah! Sembarangan."

"Ya trus ngapain?"

"Kepo."

"Dih."

"Dah dulu mau kerjain makalah." Tutupnya.

***

Tin..tin..

Nina keluar setelah mendengar klakson motor.

"Ibu berangkat ya!!" Teriaknya sambil sedikit berlari menuju motor

"Iya hati-hati!"

Diperjalanan Yogi mencoba bersuara.

"Buatin apa?" Tanya nya

"Hah?"

"Itu kamu buat sarapan apa?"

"Aku udah sarapan, ini buat kamu." Sahut Nina

Yogi memutar bola matanya.

"Maksudnya kamu masak apa?" Tanyanya lagi ketika berhenti di lampu merah.

"Oh. Ku kira nanya udah sarapan apa belum." Ujar Nina terkekeh. Ya salah sendiri sih nanya lagi dijalan gitu ngga kedengaran. Ditanya ke hilir jawab nya ke hulu.

"Ya kamu sih udah tau selalu sarapan biar pun cuma nasi kuah air teh."

"Sembarangan!" Nina menggeplak helm Yogi. "Aku tuh kuah susu berbren."

Yogi malah tergelak keras, sampai-sampai orang yang ada disekitar melihat kearah mereka. Dikira kesurupan reog kali ya.

"Malu di liat orang pea." Bisik Nina sambil mencubit pinggang Yogi.

Laki-laki itu meringis hendak marah, tapi lampu sudah kembali hijau jadi ia urungkan.

"Jadi masak apa? Pernyataan ku belum dijawab tadi." Tanya Yogi

"Nasi goreng ikan asin." Jawab Nina sedikit berteriak.

"Asin nya ngga dari garam dua sendok kan?" Tanyanya lagi. Ia rada trauma dengan nasi goreng tersebut. Pasalnya Nina pernah buat itu dengan dua sendok makan garam supaya mirip sama ikan asin karena asin. Hayoloh bingung.

"Ya engga lah enak aja! Ikan asin asli ini punya ibu." Nina kembali menggeplak helm Yogi. "Heran udah dibuatin malah ngga tau terima kasih."

Yogi terkekeh, "Iya-iya maaf. Makasih ya." Ucapnya sambil melihat Nina dari spion.

LATE (TWOSHOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang