"IBU"
"IBU"
"IBU" Vander terus memanggil ibunya dengan nafas ngos-ngosan karena habis berlari.
"Iya ibu disini" jawab ibu
Vander berjalan kearah dapur menemui ibunya dengan senyuman terus dibibirnya
"Ibu" panggil Vander memeluk ibunya dengan suara isak tangis"Kamu kenapa nak? Jangan bikin ibu kahwatir,ayok cerita sama ibu" ucap Ibu mengelus punggung Vander
"Iya abang kenapa?" Vaider ikut khawatir
Vander melepas pelukannya mengeluarkan selembar ijazah dan memberikannya kepada ibunya
"Aku lulus bu, aku udah jadi sarjana sekarang" kata Vander
"Benaran, nak?" tanya ibu histeris
"Iya, Vander udah lulus jadi sarajan Ekonomi" jawab Vander tersenyum
"Puji Tuhan, akhirnya abang berhasil Vaider ikut senang, bang" ucap Vaider
"Iya dek, abang juga bisa sarjana itu semua berkat doa ibu sama kamu, makasih ibu udah berjuang buat aku Vander janji bakal bahagiain ibu" ucap Vander
Ibu menarik Vander dan Vaider kedalam pelukannya mencium pucuk kepala anak anaknya " Itu udah tugas ibu untuk memperjuangkan kalian, ibu akan melakukan apapun untuk anak-anak ibu
kalian itu alasan ibu bertahan hingga saat ini. Ibu minta maaf tidak bisa memberi kalian keluarga yang utuh,tapi ibu janji akan memberi kalian kasih sayang dari ibu""Enggak ibu ngak harusnya minta maaf, bagi kita ibu adalah wanita terkuat meski kita hidup tanpa seorang ayah, tapi ibu sudah berperan menjadi keduanya" kata Vaider
"Anak-anak ibu udah dewasa sekarang ibu bangga sama kalian berdua" ucap ibu
"Kita juga bangga dan sayang sama ibu" ucap Vander
"Ya udah, kamu ganti baju trus mandi,ibu sama adek kamu mau beresin kue ranginya dulu biar bisa dititip ke warung depan" jelas ibu
"Vander bantuin yah, bu" kata Vander mendekati kue yang akan di jual
"Eh ngak usah, kamu kan udah sarjana ngak boleh pegang yang beginian lagi nanti tanggan kamu kotor" cegah ibu
"Tapi kan bu Vander juga bisa sarjana karena ibu, jadi aku mau bantu ibu" tolak Vander
"Iiih kamu bandel yah dibilangin, ngak usah biar ibu aja" ucap ibu
"Iya,abang mandi trus ganti baju aja biar Vaider yang bantuin ibu beresin jualannya" seru Vaider
"Tapi kan-" ucapan Vander terpotong
"Vander...!" ucap ibu lembut tapi penuh penekanan
"Ya udah bu Vander mandi dulu yah" kata Vander dibalas anggukan kepala dari ibu,memang Vander lebih di manja oleh ibu daripada Vaider, tapi Vaider tak pernah merasa diabaikan Vaider juga tak mempermasalahkan itu
"Ibu memang wanita luar biasa, selalu melakukan yang terbaik buat anak-anaknya, ya Tuhan jadikanlah masa depan ku menjadi lebih baik, dan berikan kesehatan ke pada ibu hamba." Batin Vander melihat ke arah ibunya.
Vander, Vaider,bdan ibu duduk di meja makan mereka yang sudah tersedia makanan sederhana ada sayur bayam,tahu tempe, dan teluk dadar sambal matha
"Malam ini kita makan ini aja yah tadi sih ibu punya rezeki lebih tapi ibu tabung buat jaga jaga" ujar ibu
"Bu.., kita gak pernah permasalahin apa yang dimakan sama kita, selagi ibu yang masak pasti enak banget walau itu menu sederhana" ucap Vander
"Iya bu...apa yang dibilang sama abang benar, makanan sederhana bakalan jauh lebih nikmat kalau dimakan sama-sama kita bersyukur bu masih bisa makan dengan lauk sederhana di luaran banyak orang yang kelaparan" timpal Vaider
KAMU SEDANG MEMBACA
SERVANT OF HEART
Teen FictionKorban bencana alam yang terjadi di Sigi dan Donggala cukup memakan banyak korban jiwa,dan kerugian harta benda. Vaider Rapolin Doglas seorang laki laki pelajar SMA,ia mempunyai abang bernama Vander Exsaudi Doglas.nama mereka diakhiri dengan marga D...