Prolog

710 77 11
                                    






















     Musim semi, musim yang biasanya terjadi pada bulan maret ditandai oleh gugurnya kelopak bunga sakura.

     Di musim gugur terjadi banyak kegiatan penting, salah satunya adalah hari kelulusan bagi kelas tiga disekolah sekolah maupun universitas dijepang.

     Banyaknya kelopak bunga sakura yang berguguran bersamaan dengan tiupan angin sejuk, membuatnya terbawa naik untuk menari di cakrawala yang luas.

     Namun ditengah tengah keindahan yang berada di langit, dapat didengar juga suara yang sumber asalnya dari mikrofon diatas panggung.

     Suara itu berasal dari siswa siswa kelas tiga yang akan menampilkan sebuah lagu melalui pertunjukan pada hari kelulusan.

     Tapi entah kenapa raut semua siswa itu terlihat khawatir, seperti ada suatu masalah yang telah melanda mereka sekarang.

"jadi bagaimana? siapa yang akan menggantikannya?"

"gitaris... ya..."

"KENAPA DIA SAKIT DISAAT YANG PENTING BEGINI YA AMPUN!"

Itulah masalahnya.

     Sedangkan para penonton yang melihat dan mendengarkan bisik berbisik diatas panggung itu hanya bisa terdiam kebingungan dibawah sana.

"kenapa? ada apa ini?"

"katanya gitarisnya sakit..."

"DI SAAT PENTING BEGINI!?"

"eh? jadi pertunjukkannya?"

"apa tidak jadi ya?"

"eh? dibatalkan?"

"..."

     Beberapa waktu berlalu, tidak ada jalan keluar lagi bagi para siswa dan satu satunya cara adalah membatalkan saja pertunjukan ini.

     Para siswa kelas tiga itu hanya bisa menghela nafas berat dan mulai menghadap ke para penonton dibawah.

     Salah satu siswa di sana menghela nafas pasrah sembari memegang mikrofon dengan berat hati.

     Sorotan kedua matanya melihat ke semua mata para penonton yang sepertinya benar benar berharap pada pertunjukan ini.

"maaf..."

"..."

"eh? apa pertunjukkannya benar dibatalkan?"

"jadi gitarisnya benar benar tidak datang?"

"pertunjukkannya tidak jadi?"

     Ditengah tengah para penonton itu dan suasana itu, muncullah seorang gadis kelas satu yang kini perlahan masuk ke dalam barisan untuk mencapai barisan paling depan.

"anu--- permisi---" ucap sang gadis

     Untung saja tubuhnya lebih kecil daripada orang orang yang sedang berdiri di sana, jadi dia lebih leluasa bergerak.

Terkadang... menjadi kecil itu keberuntungan.

      Tidak lama kemudian akhirnya gadis itu pun sampai dibarisan paling depan, dirinya menghela nafas lega sementara namun langsung terdiam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First Sight [ Semi Eita x Readers ]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang