Prolog

2.5K 259 40
                                    


Mataku menatap bangunan mewah yang ada di hadapanku, sebuah rumah yang layak aku sebut seperti sebuah istana karena benar - benar sangat megah.

Beberapa orang terlihat berpakaian rapi, sama seperti yang aku kenakan saat ini. Seseorang dari angkatan kami mengundang kami semua untuk merayakan hari kelulusan yang sebenarnya sudah berlalu sejak beberapa waktu. Kalau bisa disebut, ini lebih seperti acara reauni.

Aku mulai melangkah masuk, beberapa orang berjaga didepan pintu, mereka memeriksa barcode undangan kami. Usai melewati pemeriksaan tersebut, kami akan di bawa menuju area party.

Ada beberapa orang yang sepertinya bukan berasal dari sekolah kami. Aku membawa kakiku untuk bergabung dengan teman-teman sekolahku dulu.

"Pesta ini bahkan lebih mewah dari perpisahan kita kemarin." Seru Nevan, yang berbicara disebelahku dengan segelas air yang ada di tangannya.

Aku mengangguk, meneliti pesta yang aku hadiri kali ini. Pesta kali ini berada di sebuah ruang bebas yang sangat luas, di sudut lain ada sebuah kolam renang yang kini telah di penuhi orang-orang.

Beberapa orang sudah terlihat mabuk, suara musik yang menggema bahkan terdengar seperti kami sedang berada disebuah klub malam.

"Geo benar-benar bajingan yang kaya." Seru salah satu dari teman kami.

Geovano Navesa, dia adalah seseorang yang memiliki pesta ini. Anak yang cukup pintar dan aktif.

"Jika kau lupa dia memiliki nama Navesa di belakang namanya." Ingatku terkekeh kecil, dan mulai mengambil minuman yang dihidangkan secara bebas di sebuah meja dengan beberapa wanita yang menuangkan minuman pada gelas-gelas kosong disana.

Aku mulai meneguk beberapa gelas alkohol yang dihidangkan, dan mulai mencicipi makanan yang tersedia. Dari pada bersenang-senang, aku lebih memilih untuk menyendiri di sebuah Gazebo yang berada tidak jauh dari kolam berenang
Dari kejauhan bisa aku lihat Geovano mulai berbicara , mengucapkan terima kasih dan selanjutnya suara sorak senang terdengar.

Geo itu adalah teman sekelasku dulu, tidak terlalu dekat tapi kami saling mengenal dan karena dia cukup baik jadi aku datang ke acara miliknya.

Aku mulai menikmati waktuku sendiri, mengabaikan orang-orang yang mulai bersenang-senang dan beberapa diantara mereka bahkan sudah tidak terkendali.
Alkohol yang aku minum hampir bekerja dengan baik, membuatku harus fokus agar tidak kehilangan kendali diri.

Seseorang bergabung denganku, samar aku dapat mencium bau parfum yang orang itu kenakan.

Aku meneguk kembali minuman yang aku bawa hingga kosong, seseorang mulai menarik tubuhku untuk berdiri, aku bisa mengenali orang itu. Dia adalah Yesha, teman SMAku yang juga merupakan teman sekampusku.

"Mari kita bersenang-senang." Soraknya, mulai memberikan aku segelas alkohol lagi.

Tubuhku sudah mengikuti irama musik, entah sudah berapa gelas alkohol yang aku teguk, karena yang dapat aku rasakan sekarang adalah rasa mual dan pening yany menghantam kepalaku.

"Aku butuh ketoilet." Seruku, pada Yesha.
Setelah bertanya pada beberapa orang, akhirnya dengan kesadaran minim aku berjalan untuk menemukan toilet.

Kakiku terus melangkah, mencari ruangan demi ruangan. Dengan pandangan buram aku membuka pintu dihadapanku, dan akhirnya aku benar-benar berhasil menemukan toilet.

'uek'

Aku benar-benar memuntahkan isi perutku kedalam kloset, tubuhku yang lemas hanya bisa bersender pada dinding.
Sepertinya aku harus meminta Yesha untuk mengantarkan aku pulang.

Tanganku berusaha mencari ponsel yang ada disaku celanaku, mencoba menelpon nomor Yesha dan panggilan hanya terhubung, tidak tersambung sama sekali.

Beberapa kali aku mencoba menghubungi Yesha, namun yang aku dapat adalah hal yang sama. Merasa apa yang aku lakukan sia-sia, aku menyimpan kembali ponselku.
Aku berusaha untuk berdiri dengan kedua kakiku, kepalaku benar-benar pusing ditambah dengan lemas yang menguasi tubuhku.

Dengan perlahan aku berjalan, sampai akhirnya kakiku tersandung dengan kakiku sendiri.

Tidak ada rasa sakit saat aku terjatuh, yang aku dapat adalah rasa empuk dan nyaman.

Rasa nyaman ini hanya dapat aku rasakan beberapa menit, karena menit selanjutnya seseorang menarik tanganku dengan kasar, membuatku setengah bangkit dari posisi tidurku.

Samar aku dapat mendengar kalau dia mengusirku.

"Tidak!!!!!" Tolakku, kembali untuk mencari kenyamanan yang sempat aku rasakan tadi.

"Fine."

Aku tidak tau apa yang terjadi, karena detik selanjutnya yang aku rasakan adalah cumbuan yang begitu bernafsu, dan sebuah tangan yang menyentuh setiap inci tubuhku.

"Shut up." Bentaknya yang dapat dengan jelas aku dengar.

Rasa aneh mulai menjalar tubuhku, hal baru yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Aku masih bisa mendengarkan suara desahan milikku sendiri.

"Sh.. ah."

"Terlalu sensitif sayang." Bisik suara itu, menciumi telingaku membuatku semakin mendesah dan kegelian.

Dapat aku rasakan sesuatu yang memaksa masuk pada tubuh bagian bawahku.
Aku memaksakan kesadaranku untuk kembali, sama aku membuka mataku menyentuh wajah seorang pria yang baru saja memberikan gigitan pada leherku. Pria itu menghentikan kegiatannya, dan kami saling bertatapan.

Dengan cahaya lampu yang redup, walaupun samar aku dapat mengenalinya.

"Geo?" Bisikku pelan tidak percaya.

"Im his twins." Suara itu serak, matanya bewarna hijau bulu matanya panjang dan dia benar - benar versi lain dari Geovana, "Arthur. Itu namaku. Jika aku mendengar nama Geovano dalam desahanmu, aku akan mengajak G untuk bergabung dengan kita threesome bukan ide yang buruk jika kau mau."

"Bajingan." Umpatku.

"Itu nama tengahku." Balasnya angkuh.

Alkohol benar-benar mempengharuiku, bahkan saat cumbuan itu kembali berlangsung aku tidak protes, malam itu aku benar-benar melakukan sex dan pertama kalinya dengan seorang pria.

Yang aku ingat adalah kami mengulang beberapa kali dengan pose yang berbeda, hingga akhirnya aku tidak mengingat apapun lagi karena semua tiba-tiba menjadi gelap.

***

Nah kan, belum lagi works tamat malah buat cerita baru. Yaudahin aja ya teman teman, soalnya ini ceritanya muncul terus dikepala aku. Aku mana bisa menahan diri kalau dihantui seperti itu terus terusan.

Semoga bisa ditamatkan.

Dibaca kalau mau, kalau engga juga tidak apa apa. Karena aku seriusan pusing kalo ide terus terusan ada dikepala--'

Selamat pagi,
Selamat hari senin,
Selamat beraktifitas,
Tetap patuhi protokol kesehan, rutin berjemur dan konsumsi vitamin jika perlu.

Kalau ada yang positif covid, tetap semangat.

Senin, 30 Agustus 2021
07.16 WIB



Roommate With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang