prolog

25 9 0
                                    

Happy reading

.
.

.
Halo....

Kang Doyan Duda🙂🔨

Bir tolongin gua bir😭😭

Lu kenapa lagi sih?

Gua mau di nikahin
😭😭😭
Tolongin gua bir
Gua di seret
Bir tolongin gua bird

Ngak usah becanda
lu maemonah

Biron menatap Jenuh pada layar handphonenya. Memangnya siapa yang mau menikahi anak bar bar dengan tabokan Naudzubillah minzalik- temannya ini kalau udah ngelawak trus ketawa jangankan tangan, biss boll pun di jadikan alat untuk memukul orang yang ada di sampingnya.

Biron meletakkan handphone di atas meja kerjanya, kemudian berdiri berjalan ke memasuki ruangan yang cukup luas. Di hiasi beberapa boneka, ranjang bayi berwarna abu abu, serta lampu lampu mungil menyala kelap kelip di ruangan tersebut.

" Bir, debay nya pengen Rujak bunga, sate semangka, nan ikan beku" seorang wanita berada di belakang Biron memegangi perutnya yang  buncit.

Biron menghela napasnya kasar- membalikkan badan memicinkan matanya melihat musuh bebuyutan yang sedang mengandung darah dagingnya.

"Anak kamu" tunjuk Varme pada perutnya. Biron hanya menatapnya datar, lalu berjalan mengambil jaketnya yang ada di atas sofa, kemudian berjalan meninggalkan rumah. Varme tersenyum puasa melihat wajah gusar milik Biron.

Biron akhirnya kembali ke rumah membawa tiga kantung yang berisikan makanan untuk debaynya-untuk istrinya? tidak semudah itu Jubaedah.

Varme saat ini tengah berada di balkon kamar miliknya dan juga Biron. Menatap bintang dan bulan yang berada di langit begitu serasi nan indah terpadu.

" ini pesanannya, monster" Biron meletakkan kantung plastik berwarna putih di atas meja rias.  Merasa gerah membuka baju dan celananya mengisahkan tong up berwarna hitam,Tato ular hitam bertanduk berada di bahu hingga ke-lehernya, bahu yang lebar, tubuh atletis selalu menjadi idaman, dan wajah tampan yang membuat wanita terlena.

Varme yang baru saja memasuki kamarnya menatap tak suka pada Biron. " Udah ngak pengen" begitu ringannya bibir itu mengatakan hal, yang telah Biron cari selama dua jam.


" Minta di cekek lu, hah" nafas Biron memburu berjalan mendekati istrinya." Nih, cekek" Varme mentadakan lehernya tepat di depan Biron. Jika saja di dalam perut Marve tidak ada benihnya, sudah dari dulu ia akan mencekeknya.

" Mblee, papa sayang debay" ejek Marve pada Biron. Tak mau tambah emosi Biron lebih memilih menaiki ranjangnya, lalu tidur dengan posisi terlentang.

" Mau elus debay, ngak?" Biron bangun dari tidurnya menuruni ranjang menghampiri Marve. Tanpa aba aba menggendongnya pelan berjalan ke-ranjang menidurinya perlahan takut debay nya lecet. Merve hanya tertawa kecil melihat tingkah laku suaminya. Biron membaringkan tubuhnya di samping istrinya, menurunkan badannya sedikit hingga ke-perut. Membuka baju Marve setengah dengan suasana hati yang berbunga bunga mengelus pelan perut buncit tersebut.

" Debay nya ada dua" Biron mendongak mendengar kata debay ada dua. " Laki laki Ama perempuan" dengan sangat antusias Biron mendorong tubuhnya keatas mensejajarkan dirinya dan Marve.

" Dua duanya laki" Senyum Biron memgembang-berarti ia tinggal membuat satu debay lagi lalu, membuang istrinya ini. Marve Melototi suaminya paham arti senyuman itu.

Bugh

" Suami ngak ada akhlak"

Mohon kritiknya

Ini hanya cerita

Jan lupa follow dulu yah

Rin shattered Ig

Qilayo Januariundirin tt

Vote and komen

Keluarga KecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang