Hari hari telah berlalu kini usia kandungan Marve telah mencapai 9 bulan 7 hari. Biron selaku ayah dari anak yang di kandung Marve sangat khawatir dan tegang.Biron saat ini sedang berada di kantin tengah bengong dengan seputung rokok terjepit di sela sela jarinya. Menatap kosong ke arah teman temannya, pikirannya tak bisa lepas dari Marve.
" Cie cie yang mau jadi, papah, Auh" ringis Foely, saat Revago mencubit perutnya.
" Sungguh tega kau kakanda hiks hiks" bahkan Revago lebih parah dari Foely." Mentang mentang Marve cantik nan waras, kau meninggalkanku yang ayu rupagan" Biron hanya bisa mendengus kesal pada Revago. Sedangkan yang lainnya hanya memutarkan bola matanya malas.
" Berdoa aja, semoga persalinan Marve nantinya bakalan berjalan lancar, jaya" Biron menunduk memegangi kepalanya, kemudian kembali mendongak menatap Yordan.
" Trus persalinan gua gimana dong" semua orang menoleh menatap datar pada Revago.
" Lu mau ngelahirin lewat mana, Jamal" Foely mengacak rambutnya frustasi melihat tingkah sahabatnya.
" Lu ntuh berbatang tuyul, astaghfirullahal'azim gini amat, sabar dan" Yordan mengelus dadanya.
"Sini gua sunat lu" pak Nanang entah dari mana datang membawa pisau daging.
Mereka bertiga menoleh ke arah pak Nanang kaget. " Astaghfirullahal'azim pak, ampun pak, saya masih mau nikah punya anak trus, nikah lagi punya anak lagi trus, nikah lagi punya anak lagi, t-" Biron menjepit mulut sahabatnya itu dengan tangannya.
" Ngomong lagi gua potong nih Mulut sekalian Ama masa depan lu" Biron menunjuk area terlarang Revago diikuti dengan tatapan Revago.
Revago mengangguk pelan, tangan Biron terlepas dari mulutnya. " Udah gua mau bolos aja" Biron berdiri berjalan meninggalkan teman temannya. Semuanya teman temannya dan pak Nanang menatap pundak Biron yang perlahan menghilang lalu, kembali menatap Revago.
" Sunat yuk" pak Nanang mengangkat pisaunya di depan Revago.
" Emakkkk"
Rumah sakit
Saat ini Marve sedang berada di rumah sakit-di depan ruangan operasi. Mata Marve tak henti hentinya menatap Biron yang bolak balik tak jelas.
" Kenapa? ada yang sakit atau udah ada rasa rasa mau ngelahirin" Biron memegangi tangan Marve dengan raut wajah yang sangat tegang, keringat dingin bercucuran di dahinya. Entah siapa yang mau melahirkan disini.
Marve tersenyum kecut menatap Biron. Ia harus ingat Biron hanya menghawatirkan bayinya bukan dirinya. " Lebay lu eEncong, ah" ringis Marve merasakan, rasa sakit yang begitu luar biasa di perutnya.
Biron refleks panik apa yang harus ia lakukan? Obat? Susu? Apa? Apa? Apa yang di butuhkan oleh istrinya?. Ayo berfikir jernih Biro! Istrimu sedang kesakitan.
"DOKTER AHH!" Ringis Marve memegangi perutnya. Biron berlari keluar mencari dokter untuk istrinya. Dirinya sangat panik hingga lupa ruangan dokter. Kiri kanan? Kiri kanan? Kiri kanan? ayolah otak berkerja samalah.
" DOKTER!"
" DOKTER!"
" DOKTER"
" ISTRI SAYA MAU LAHIRAN DOK"
" DOKTER ISTRI DAN ANAK SAYA LECET PALA SEMUA ORANG YANG ADA DI RUMAH SAKIT INI GANTINYA" begitulah teriakan Biron di depan koridor. Biron hampir nya ingin ke ruangan dokter. Tapi, lupa dimana letaknya karena terlalu panik.
Biron saat ini seperti orang linglung, stres, gila, nan sinting stadium empat duduk di depan tong sampah. Sesekali ia mengajak bicara tong sampan tersebut. Semua orang yang melihat Biron terlihat ke heran heran-an.
Sebenarnya Biron sedang gugup dan tegang. Dirinya tak bisa berfikir jernih dan tak bisa juga tak berfikir. Biron berdiri berjalan bolak balik di depan keluarga dan sahabatnya. Sesekali memarahi tembok yang tak bersalah.ia berhenti berjalan menatap ruangan operasi. Apakah semuanya akan baik baik saja? Tidak boleh! Tidak boleh! Istri nan anaknya tidak boleh lecet.
Seorang dokter keluar dari ruangan operasi dengan pakaian khusus melaksanakan operasi. Biron secepat kilat menghampiri dokter tersebut.
Suka ngak sih
Versi keluarga kecil
Navinzu Biron
Nurmarve
Al kaflin Navinzu
Al Faklin Navinzu

KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Kecilku
Teen FictionKELUARGA KECILKU (2 SEPTEMBER 2021) Biron seorang ayah sekaligus ketua gengster disekolah nya, di jodohkan oleh orang tuanya tepat saat mereka menang dari Birds BIRDS nama geng istrinya sendiri. Marve selaku wakil ketua Birds hanya bisa pasrah saat...