2 ;

372 66 9
                                    

"Gimana untuk proyek Minggu depan?" Tanya pria dengan kulit tan dan berambut sedikit gondrong itu kepada teman seruangannya itu.

Seulgi memutar matanya malas, "Lo ngga liat apa mata gue udah sempet kaya gini? Tiap hari liatin monitor doang. Lama-lama ni mata jadi kulit pangsit juga!" Sarkas Seulgi sebal.

Kaisar mendengus, "Santuy ngab. Lo kira mata Lo doang yang sepet? Gue rasa jadi kelepuk tau ngga? Malemnya pantengin laptop doang kaya nungguin chat dari doi" Celotehnya juga sebal.

"Lo nya doang yang jeleg. Makanya ngga laku" Celetuk Seulgi cuek.

Kaisar mendengus, "Anjing Lo monyed! Malah gibahin kejomblowatian gue"

"Makanya! Punya uang dipake beli skincare! Jangan main Dota mulu Lo!" Samber Seulgi lagi yang masih fokus kepada monitor dan stylus pennya.

"Tapi zuzur. Lo cocok banget sama si dempul. Apa lagi kalian berdua kan udah kenal dari zaman bahulu. Apa lagi statusnya mantan. Cocok dah Lo" Pekik Kaisar sambil bertepuk tangan.

Diliriknya Kaisar tajam, "Cocok pala lo korengan! Gue sih ogah ya! Malam petaka itu namanya kalo gue balik sama tu dempul lagi!" Sargah Seulgi ngegas.

Kaisar terbahak, "Tapi banyak yang jodohin Lo sama tu ratu dempul, zuzur. Lo ngga ada niatan pedekate lagi gitu, sama mbak mantan?" Tanya Kaisar dengan wajah seriusnya.

BUGH!!

"ANJING!! Kepala gue jangan Lo tabok juga kali!!" Pekik Kaisar sakit saat gulungan kertas proyek milik Seulgi melayang di kepala gondrongnya.

Seulgi memutar matanya malas, "Pala apaan?! Masi punya kepala Lo? Rambut gondrong kaya gitu Lo bilang kepala. Percuma banget punya rambut gondrong, baru ditimpuk gitu aja ngringis!"

"Ya Lo coba jadi gue. Mana Lo tau rasanya!" Balas Kaisar tidak kalah kesal.

"Ogah ya gue. Gue ngga mau lama-lama jomblo kaya Lo!! Bhay gondes!!" Teriak Seulgi langsung lari keluar ruangan mereka.

"Brengsek Lo tapir!!"

****

"Samlekom, epribadeh!!" Teriak Seulgi menghampiri sahabat-sahabatnya yang tengah duduk memakan makan siangnya di kantin kantor.

BUGH

"ANJIM!!" Pekik Seulgi kaget.

"Woy nak haram!! Berani-beraninya Lo ninggalin gue! Ngga gue traktir lagi, jadi kismin Lo!" Itu Kaisar yang tidak berakhlak memukul kepala belakang Seulgi.

Seulgi meringis pelan, "Pantesan ngga ada yang mau sama Lo. Lo nya kasar gini" Ucap Seulgi pelan sambil mengusap kepalanya yang mendadak berdenyut.

Lisa memutar matanya malas, "Alay Lo kang kebon!" Ledeknya jahil.

"Kang kebon poni Lo ilang!! Kembaran Isyana Sarasvati gini Lo samain sama pak Danang!" Omel Seulgi malas.

Dia duduk tepat disebelah seorang wanita berambut panjang layaknya mbak kunti, "Lah? Ada ratu dempul dimari. Gue kira Lo setan. Kangen sama gue ya Lo?!" Kerlingan jahil Seulgi muncul.

Disana, Irene yang katanya Kaisar mantan Seulgi duduk dengan wajah ditekuknya. Bukan tanpa alasan dia memilih duduk disini. Kantin sudah ramai dan tempat duduknya sudah penuh. Cerita klasiknya, dia terpaksa duduk ditempat duduk sahabat musuh bebuyutannya itu. Ironis memang.

Irene menatap Seulgi tajam, setajam silet. "Bacod Lo, Opid!!" Sarkas Irene kembali melanjutkan makannya.

Seulgi bergeridik ngeri dan memasan mie ayam bakso favoritnya tadi. Mata monoloidnya sesekali melirik makhluk astral disebelah kanannya itu. Mengamati garis wajah samping musuh bebuyutannya itu.

Coffee VS Tea ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang