Prolog

2.2K 357 26
                                    

Seorang wanita remaja kini duduk menghadap ke arah cermin berbentuk lingkarang, dengan cekatan para wanita budak nya mulai memoles wajah miliknya, wajahnya terlihat datar melihat pantulan miliknya sendiri, pikirannya kini diisi oleh kekesalan terhadap seseorang.

"Bukankah tidak adil?" Rahangnya mengeras saat ia mengeratkan giginya.

Wanita disebelahnya yanng tadinya tengah memoles bedak itu kini berhenti, seperti sudah tidak kaget lagi melihat ekspresi kesal milik tuan yang ia layani

"Nona Catalin.. kesal seperti ini juga tidak akan mengubah kenyataan"

Catalin menatap sinis wanita yang berdiri disebelahnya itu, "HAHA, Damaris.. apa sekarang kau memihaknya? atau kau kesal harus memoles wajahku yang terlihat biasa saja ini hm?"

Wanita yang dipanggil Damaris itu usianya tidak terpaut jauh darinya, namun Damaris memiliki sisi lembut dan penyabar, berbeda dengan tuannya yang satu itu.

"Bukan begitu nona—"

"Kak"

Ucapan Damaris terpotong saat sosok yang menjadi kekesalan tuannya itu muncul, bisa Damaris lihat bagaimana perubahan raut wajah milih Catalin

"Kenapa adikku tersayang?" Sungguh, Catalin ingin muntah saat mengucapkan kalimat sayang pada manusia yang sangat ia benci itu

"Anu kak.." Perlahan ia memasuki kamar milik sang kakak, hingga akhirnya ia berhenti di hadapan Catalin "Galen ngajakin main ke elafon" Pria yang memakai baju khas dewa yunani itu menautkan jarinya gugup

"Mau aku tutup mulut pada ibu?" Catalin dengan senyum miringnya menebak isi fikiran sang adik

"Iya" Rambutnya bergoyang lucu saat kepalanya ikut mengangguk menjawab pertanyaan sang kakak

"Pergilah, nanti aku yang akan mencari alasan di depan ibu"

Pria itu berlari kecil menuju pintu keluar, senyum Catalin seolah menyiratkan sesuatu, "Selamat tinggal Donghyuck" Gumamnya.

Donghyuck memang anak yang polos, dia tetap menerima ajakan Galen untuk bermain ke elafon tanpa menaruh sedikit curiga padanya.

Galen adalah satu dari sekian banyaknya para dewa dewi yang menaruh hati pada kemolekan sang anak dewi aphrodite itu, namun nasibnya selalu berakhir sama meskipun Galen termasuk memiliki hubungan yang dekat dengan Donghyuck, namun pria manis itu tetap menolak bila Galen menyatakan perasaannya.

"Galen, kenapa ngajak main disini?" Tanya Donghyuck ketika mereka sampai di elafon, pasir putih pantai dan air laut merah muda nya yang tenang tanpa ombak menyapu sepasang kaki milik kedua keturunan dewa/dewi itu

"Apa kau tau sesuatu tentang elafon?" Galen bertanya sambil menatap ujung pantai yang hanya berwarna merah muda itu

Donghyuck berjongkok, tangannya terulur menyentuh air yang terasa dingin itu, "Katanya, elafon itu tempat terlarang, ga adil ya.. masa tempat secantik ini malah jadi tempat terlarang"

"Itu karena—" Galen menghentikan ucapannya, tangannya menarik tangan milik Donghyuck lalu menghempas tubuh Donghyuck hingga ia terjatuh di pantai bernuansa merah muda itu, "—elafon memiliki mantra rahasia"

Donghyuck merasakan tubuhnya terhisap oleh air yang kini mulai merendam setengah tubuhnya, ia tak bisa bergerak bahkan Galen hanya diam tak bergeming ketika melihat Donghyuck yang meminta bantuannya

Hal terakhir yang Donghyuck lihat ialah sang kakak yang kini juga berada disamping Galen menatap dirinya yang semakin kehilangan kesadaran.

---

Matanya terbuka, dadanya terasa begitu kosong oleh oksigen hingga membuatnya langsung duduk dan mencoba meraup oksigen sebanyak yang ia bisa untuk memenuhi ruang kosong pada paru parunya.

Ia meneliti sekelilingnya, hanya ada pepohonan rimbun dan beberapa kubangan air disana, sepertinya habis hujan

Samar samar, Donghyuck mendengar ada suara yang mendekat

"Kak Renjun, jangan masuk ke hutan terlalu jauh, nanti manager marah"

TBC

Hai semuanya !!
lama gak jumpa, aku sekalinya dateng malah bawa beban baru haha.

Btw, belum pernah ngerencanain bakal buat ini sih, soalnya ceritanya masih ngambang kek tai, but yeah.. aku coba buat nulis aja selagi idenya ada

Elafon : Pantai dengan air berwarna merah muda ialah sebuah portal menuju bumi yang bisa dibuka melalui doa khusus.

AphroditeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang